Sabtu, 27 Februari 2016

ambivert

Pernah berpikir kalau kamu adalah seseorang yang ambivert, alias ekstrovert tapi sekaligus juga introvert?Layaknya Ali Topan Anak Jalanan kamu menikmati merasa terasing di tengah keramaian. Dari luar kamu terlihat energik, mudah bergaul, dan disukai banyak orang. Namun sebenarnya kamu nggak selalu merasa nyaman berinteraksi sama orang lain. Pandai bicara dan humoris bukan berarti kamu selalu mau terlibat dalam percakapan.Teman-temanmu berharap kamu bisa membuat suasana jadi rame, dan kamu emang bisa bikin suasana jadi meriah. Lalu kamu menarik diri pelan-pelan keluar dari keramaian dan kembali menyendiri. Jikabluesadalah musik pengiringnya, maka ini adalah lirik dari kamu:1. Kamu Bukan Anti-Sosial, Kamu Cuma Selektif MemilihTemanBukan anti-sosial kok viawww.mashable.comBukannya kamu angkuh atau merasa lebih baik dari orang lain, tapi kamu merasa diri punya “jatah” atau kuota untuk berteman dan menghabiskan waktu dengan orang lain. Kamu senang membuat orang lain tertawa atau bisa berbincang-bincang dengan mereka, tapi nggak terlalu lama karena kamu juga butuh waktu sendiri.2. Teman Main dan Nongkrongmu Boleh Banyak.Tapi Teman Baikmu Cuma Ada Satu (Atau Dua, Kalau Beruntung)Dua sudah kebanyakan viapixel.nymag.comKamu bukan orang yang punya banyak lingkaran pertemanan, apalagi yang berbeda-beda latar belakangnya satu sama lain.Kamu nggak begitu mudah membuat teman baru karenasebenarnya kamu sedikit pemalu. Tapi sekali kamu bisa cocok dengan orang lain, orang itu akan jadi teman seumur hidupmu.3. Kamu Gak Ngerti Apa Gunanya Acara Ngumpul-Ngumpul Seperti Reuni,Prom Night, Pesta Atau ArisanWhat prom? viaalyceparis.comAcara seperti demikian bukan buat kamu; kamu gak ngerti manfaatnya apa. Kamu gak ingin terlibat dengan kegiatan kumpul-kumpul macam itu. Bagimu, acara sosial yang menyenangkan adalah acara yang dihadiri hanya oleh orang-orang terdekatmu.4. Tapi Sekalinya “Kesambet” Ketika Akhirnya Pergi Keluar, Kamu Malah Jadi ‘Biang Pesta’Party animal viaunwrittenwanderlust.wordpress.comSisi ekstrovertmu kadang keluar di waktu yang nggak disangka-sangka. Misalnya: setelah dipaksa teman-temanmu, akhirnya kamu mau keluar rumah dan justrujadi bintang di tempat pesta. Joget di atas meja semalaman, pulang paling pagi, teriak-teriak dan ketawa paling keras.5. …Lalu Kamu Kembali Pulang Dan Menutup DiriKembali menutup diri viablog.hood.ieSehari setelah jadi biang pesta, kamu akan mengurung diri di kamar — kalau perlu pergi ke tempat sepi yang minim koneksi dengan dunia luar. Kamu butuh waktu untuk sendirian supaya emosimu bisa tenang.6. Kamu Selalu Berusaha Menghindar Ketemu Sama Orang LainTetap Hangat viawikihow.comKalau bisa milih, kamu bakalmemilih untuk nggak berpapasan dengan orang yang kamu kenal. Tapi ketikakamu benar-benar ketemu salah satu dari mereka di jalan, kamu akan dengan senang hati dan hangat bercakap-cakap dengan mereka.7. Dalam Kegiatan Pacaran, Kamu pun Sering Menemukan Keanehan. Kamu Bisa Mesra Kalau Langsung Ketemuan. Sisanya? Dataaar~Apa itu bagian dari pacaran? viacoffeemeetsbagel.comPas kamu ketemuan sama dia, kalian bisa tertawa dan ngobrol dengan mesra. Anehnya, kalau kalian sudahkembali ke rumah masing-masing, kamu akan malas buat membalas SMS-nya atau menelepon dia. Bukan karena kamu nggak perhatian atau sayang; kamu cuma terlalu menikmati waktumu sendirian.8. Walaupun Menghindari Ketemu Orang, Kamu AdalahPribadi yang Ramah dan Mudah DisukaiMereka yang datang sendiri viawww.youtube.comKamu bukannya sengaja tebar pesona; kamu cuma memang dari sananya bisa bikin orang ketawa. Kalaupun kamu sengaja, kamu gak akan berusaha menarik perhatian semua orang di suatu acara — paling cuma sama tiga-empat orang doang.9. Tanpa Alasan, Kamu Tetap Menjadi MisteriusMisterius dari ukuran media sosial viawww.wired.comSebenarnya gak ada misteri yang spesial gitu dari hidupmu, itu cuma anggapan orang lain aja. Anggapan ini pun tercipta cuma gara-gara hal yang sederhana: kamu gak pernah merasa penting untuk melaporkan apa yang terjadi pada hidupmudi media sosial.10. Tapi, Ada Masanya Juga Dimana KamuNge-TweetTiap 5 Menit SekaliDan tiba-tiba hilang viareporting.sunlightfoundation.comMungkin kamu waktu itu lagioverexciteddengan suatu event besar: Piala Dunia, pemilu 2014, atau kedatangan band favoritmu ke Indonesia. Setelah event itu selesai, situasi kembali normal dan kamu mendadakmalu membaca tweet-tweet penuh semangat yang pernah kamu ketikkan. Lalu akun Twitter-mu kamudeactivateselama sebulan.11. Kamu Sebenarnya Ingin Berinteraksi, Tapi Kamu Juga Merasa Gak Nyaman SendiriJadi canggung viawww.the-underground.caKamu berpapasan dengan teman lama di jalan. Sayangnya, waktu itu kamu lagi ada dalam mode “pengen sendiri dan nggak bisa diganggu”. Ujung-ujungnya, tanpa disengaja olehmu atau dia, suasana di antara kalian berdua pun jadi canggung banget.12. Kamu Gak Akan Pernah Paham Dengan Dikotomi ‘Introvert’ Dan ‘Ekstrovert’Gak sama kalian, tapi aku masih bisa lihat kalian viapsikologid.comKarena kamu seorang introvert yang ekstrovert. Atau seorang ekstrovert yang introvert. Kecenderunganmu berperilaku akan sangat tergantung pada suasana hatimu waktu itu.13. Walau Sering Merasa Kikuk, Kamu Tetap PunyaPublic Speaking SkillYang OkeKenapa harus saya? viawww.weddingbee.comKarena kamu punya kemampuan alamiah untuk bikin orang terhibur, banyak orang di sekitarmu yang menyarankan supaya kamu jadi MC atau pembaca pidato di suatu acara. Kemampuan public speaking-mu oke dan kamu tetap bisa terlihat pede, walaupun dalam hati kamu pengen muntah kalau dihadapkan dengan kerumunan orang.14. Kamu Ingin Diperhatikan,Tapi Kamu Gak Tahan KalauAda Orang Yang Memandangi KamuGak sanggup viawww.sooziq.comAkui aja, kamu pasti mau sedikit apresiasi setelah melakukan usaha keras di sekolah atau pekerjaanmu. Kamu mau orang-orang di sekitarmu mengucapkan “Selamat!” atas prestasi yang kamu torehkan atau “Makasih, ya…” atas bantuanyang kamu berikan. Tapi kamu akan risih ketika sadarbahwa ada orang yang bersimpati atau kagum padamu. Kamu pun akan segera panik kalau seluruh mata di ruangan mengarah padamu.15. Bagi Orang Lain, Sifat Aslimu Seperti Teka-TekiPenuh teka-teki viawww.bontonist.comDan meskipun berat, kadang-kadang kamu harus mengakui itu. Kamu sendiri kadang nggak ngerti apa yang sebenarnya kamu mau,atau sifat mana yang sebenarnya adalah sifat aslimu. Kalau kamu bertanya “Aku sebenarnya orangnya kayak apa sih?” ke teman-temanmu, mereka bisa memberi jawaban yang beda-beda. Ketidaktegasan adalah kelemahan terbesarmu.16. Kamu Paling Suka Nongkrong Di Kafe, Dikelilingi Orang Namun Tetap SendirianSendiri di keramaian viacoffee-and-wood.tumblr.comEntah untuk belajar, menyelesaikan tugas, atau sekedar duduk dan menghabiskan waktu luang, sendirian di tengah keramaian menjadi kepuasan batin terbesarmu. Kalau kamu terus-terusan belajar atau bekerja dalam kelompok, kamu akan cepat lelah dan emosi. Sementara kalau kamu mengurung diri terus di kamar, kamu bisa merasa gila dan kesepian.17. Kamu Pun Nggak Masalah Kalau Harus Traveling SendirianGoing solo viawww.sologirltravel.comKamu nggak masalah menjadisolo traveleryang ke mana-mana sendirian. Tapi setibanya di tempat tujuan, kamu bisa membaur dengan warga lokal. Kamu nggak akan malu bertanya arah jalan atau meminta tolong bapak penjaga warung untuk mengambil fotomu di depan monumen paling gaul di kota dimana kamu sedang bertandang.18. Butuh Waktu Yang Lama Sebelum Kamu Sadar Kalau Kamu Ternyata PemaluAku cuma pemalu, bukan sombongviataylorswiftsongs2.blogspot.comSetelah bertahun-tahun akhirnya kamu sadar kalau kamu bukannya sombong atau nggak suka manusia. “Sebenarnya, aku cuma pemalu…” katamu. Sayangnya saat orang lain mendengar pernyataan itu, mereka akan ketawa dan bilang “Yaelah…yang benar aja!”

“Tau ga? Ternyata si A itu orangnya suka gaul, lho. Pinter ngomong dan terbuka. Berarti dia itu ekstrovert, ya.”“Masa? Kalau menurutku malah dia itu introvert. Orangnya agak diem. Senengnya di rumah doang. Suka privasi, deh, pokoknya.”Hingga saat ini, banyak tulisan yang telah mengulas tentang dua kutub kepribadian ini: ekstrovert dan introvert. Dua istilah klasifikasi kepribadian ini pertama kali dipopulerkan olehCarl Jung. Pengukuran kepribadian ini seringkali dilakukan secara kaku. Mereka yang suka bergaul masuk ke dalam kutub ekstrovert. Dan mereka yangsenang menyendiri masuk ke dalam kutub introvert. Titik. Tanpa koma.Padahal sesungguhnya, pengukuran ekstrovert-introvert itu seperti sebuah spektrum. Kalau diibaratkan,si ekstrovert berada di sebelah kanan dan si introvert berada di sebelah kiri. Lalu, bagaimana denganmereka yang berada di antara kedua kutub tersebut? Mereka yang masuk ke dalam zona tengah ini dikenal dengan sebutanambivert, seperti yang dibahas dalamThe Wall Street Journal.Nah, si ambivert ini seringkali terlupakan. Di saat banyak orang mendiskusikan si ekstrovert dan si introvert, mereka yangambivert merasa bingung. Karena mereka tidak merasabenar-benar ekstrovert dan tidak sepenuhnya introvert. Banyak dari mereka, para ambivert, mengalami pergumulan batin seperti yang terpapar di bawah ini.1. Kamu merasa nyaman berada di tengah kerumunanorang yang ramai. Tapi, kamu cenderung hanya mengamati dan tidak melakukan interaksi.Tempat ramai? Tak masalah viahttp://silviakusada.wordpress.comMereka yang introvert biasanya akan merasa tidak nyaman dan membuat barikade pengaman jika harus berada di tengah sebuah kerumunan. Sedangkan kamu, sama seperti ekstrovert, tidak merasa gelisah bila harus berada di suatu tempat yangdipadati oleh khalayak ramai.Hanya saja, kalau orang ekstrovert biasanya menikmati situasi tersebut dengan memulai percakapan dengan orang baru. Kamu justru menikmatinya dengan hanyasekadar mengamati sekitarmu saja. Kamu, samaseperti introvert, tidak berinisiatif untuk melakukan interaksi terlebih dahulu.2. Kamu bisa merasa lelah setelah banyak bersosialisasi. Dan juga merasa gerah bila terlalu lama menyendiri.Recharge baterai viahttp://psychologyguideonline.comOrang ekstrovert akan merasa hidup dan bersemangat apabila mereka bertemu dan berkomunikasi dengan orang lain. Dan akan merasasangat suntuk jika mereka hanya berdiam diri sendirian. Sebaliknya, orang introvert justru mendapatkanenerginya dari kesendirian dimana mereka bisa asyik bergelut dengan pikiran mereka sendiri.Kamu yang ambivert, berdiri di antara keduanya. Kamu akan merasa jengah bila terlalu lama sendirian. Karena kamu juga membutuhkan adanya komunikasi dengan orang lain. Tapi, bersosialisasi dengan orang lain dalam kurun waktu yang lama juga bisa membuatmu merasa lelah dan kehabisan energi.Kalau kamu sudah merasa seperti ini, berarti sudah waktunya bagimu untuk kembali ke duniamu sendiri dan mengecas ulang bateraimu yang sudah hampir mati.3. Kepribadianmu bisa berubah tergantung dengan siapa kamu bicara.Kepribadian yang fleksibel viahttp://www.hollycassandra.comOrang ambivert itu fleksibel. Kamu mampu menggeser kepribadianmu sesuai dengan siapa kamu bertukarkata. Kalau kamu sedang berbicara dengan si ekstrovert, maka kamu akan lebih berperan sebagai lawan bicara yang introvert. Kamu akan membiarkan mereka bercerita dan kamu akan lebih mendengarkan dengan setia.Sedangkan jika kamu berhadapan dengan si introvert, maka kamu akan melakoni si pribadi yang ekstrovert. Kamu akan mengambil posisi yang lebihbanyak berbicara, sementara mereka akan duduk manis dan menyediakan telinga. Dalam peran yang manapun, kamu si ambivert tidak akan merasa janggal.4. Kamu bisa berkompromi dengan pembicaraan ringan dan basa-basi. Namun, kamu akan lebih tertarik ketika terlibat dalam percakapan yang mendalamdan spesifik.Deep conversation viahttp://www.realbuzz.comKamu yang ambivert tidak merasa malas meladeni sebuah pembicaraan kecil dan ringan, yang mungkin hanyalah sebuah basa-basi. Apa yang sedang terjadi di dalam dunia musik sekarangini? Apa drama Korea yang lagihitsakhir-akhir ini? Kamu bisa ikut berbincang dan menikmati soal semua itu.Tapi, kamu akan merasa jauh lebih bersemangat ketika percakapan tersebut mulai merujuk pada sebuah topik yang spesifik. Topik yang lebih mendalam dan sesuai dengan minatmu. Kamu lebih tertarik pada percakapan yang berbau filosofi. Sebuah percakapan yang membahas tentang kehidupan. Orang ambivert itu, seperti si introvert, biasanya adalah seorangdeep conversationalist.5. Dalam sebuah komunikasi, kamu tak selalu diam dan tak senantiasa bersuara. Kamu hanya menunggu waktu yang tepat saja.Komunikasi perlu keseimbangan viahttp://picturespider.comKamu tidak selalu diam seperti si introvert. Tapi, tidak juga senantiasa bersuara seperti si ekstrovert. Orang ambivert umumnya intuitif. Jadi kamu,si ambivert, tahu kapan saatnya harus angkat bicaradan kapan saatnya harus diam dan mendengarkan. Kamu akan melakukan keduanya secara bergantian di waktu yang tepat.6. Bagimu, berkenalan dengan orang baru itu boleh-boleh saja. Berada di tempatbaru juga baik-baik saja. Tapi, berkenalan dengan orang baru di tempat yang baru itu baru luar biasa.Berkenalan secara familiar viahttp://vizag.cityurb.comKamu itu seperti si ekstrovert yang suka dengansuasana baru. Tapi, juga seperti si introvert yang butuh sesuatu yang familiar.Makanya ketika kamu ingin pergi ke suatu tempat yang baru, kamu akan lebih suka pergi dengan orang yang sudah kamu kenal.Dan jika kamu harus berkenalan dengan orang baru, kamu akan memilih untuk bertemu di tempat yang kamu sudah akrab. Berkenalan dengan orang baru di tempat yang baru akan terasa berlebihan dan membuatmu merasa kurang nyaman.7. Kamu agak sulit memilih rencana akhir pekan. Pergi ke sebuah pesta mewah atau bergelut sendiri di rumah. Di antara keduanya, tidak ada masalah.Rencana akhir pekan viahttp://www.stevenaitchison.co.ukSekali lagi, kamu bisa menjadi si ekstrovert yang terangsang oleh stimulasi dari luar. Dan juga bisa menjadi si introvert yang terangsang oleh stimulasi dari dalam. Jadi untuk urusan memutuskan rencana di akhir pekan, kamu akan merasa cukup kesulitan.Pergi bersosialisasi ke luar atau bermalas-malasan di rumah, kamu suka dengan dua-duanya. Jadi ujung-ujungnya, kamu biasanya akan memutuskan berdasarkan padamoodyang sedang kamu rasakan. Tapi biasanya kalau kamu ingin pergi, kamu akan melontarkan pertanyaan ini:“Nanti yang datang ada siapa saja?”8. Kadang kamu terlihat ambigu. Bergaul dengan mereka yang ekstrovert dan menepi bersama mereka yang introvert. Kamu bisa menyesuaikan diri.Berbaur dengan segala tipe viahttp://elitedaily.comKamu bisa berbaur dengan para introvert dalam sebuah klub pecinta buku. Kamu juga begitu leluasa bercengkerama dengan paraekstrovert dari jurusan ilmu komunikasi. Kamu para ambivert mampu beradaptasi dengan mudahnya di setiap komunitas. Bukannya tidak konsisten, melainkan kamu bisa memahami masing-masing dari mereka. Jadi, tidak heran kalau teman-temanmu tidak hanya terpaku pada salah satu kubu.9. Soal pekerjaan, kamu jugatidak begitu ambil pusing. Buat kamu, pengerjaan proyek secara berkelompok atau individu itu tidak ada bedanya.Pengerjaan proyek viahttp://cobaltpm.comPara ambivert tidak memilikipreferensi tersendiri mengenai cara penyelesaiansebuah proyek. Kalau orang ekstrovert biasanya lebih memilih untuk mengerjakannya secara berkelompok. Sedangkan orang introvert cenderung lebih suka untuk menyelesaikannya secara individu.Tapi buat kamu yang ambivert, dua opsi ini tidak memberikan dampak yang berbeda. Bukannya bersikap apatis. Tapi, berkelompok ataupun individu, kamu tetapdapat mengerjakannya secara optimal.10. Kesimpulan dari semua itu, kamu bingung menentukan apakah kamu termasuk ekstrovert atau introvert. Karena sesungguhnya, kamu memang dua-duanya.Jadi, ekstrovert atau introvert? viahttp://in5d.comIni merupakan pergumulan batin yang paling signifikan. Kamu, dan juga teman-temanmu, bingung menentukan apakah kamu ekstrovert atau introvert. Kamu mempunyai kualitas si ekstrovert. Tapi, kamu juga memiliki ciri-ciri si introvert. Kadang kamu menjadi si ekstrovert yang senang sosialisasi. Kadang kamu adalah si introvert yang suka dengan privasi. Tenang saja! Kamu tidak labil, kok. Karena kamu memang dua-duanya.Kamu = si ambivertMeskipun berada di antara dua ‘label’ kepribadian dan kadang terlihat ambigu, seorang ambivert tetap mempunyai keunggulan. BerdasarkanJournal of Psychological Science,penelitianyang dilakukan oleh Adam Grant menyimpulkan bahwa orang-orang ambivert merupakansales peopleyang handal dan sukses.Jadi untuk urusan jual-menjual, kamu para ambivert terbukti mempunyai keahlian yang lebih mumpuni dibandingkanmereka yang ekstrovert dan introvert. Karena kamu yang ambivert tahu pentingnya keseimbangan antara berbicara dan mendengarkan. Kamu paham dengan benar kapan harus maju dan melakukan persuasi, serta kapan harus berhenti dan mendengarkan dengan teliti.Artikel ini terinspirasi dari lamanLifehack. Artikel aslinya dapat dilihatdi sinidandi sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar