Selasa, 12 Juni 2018

Jobless

Apa ajasih akibat akibat dr tidak memiliki pekerjaan ?

Masih ada waktu .

Menerima, teu sare nganggur, sare nganggur .

Stres merupakan masalah kesehatan yang sering dialami oleh kebanyakan masyarakat perkotaan. Biasanya hal tersebut disebabkan karena beratnya tekanan yang harus ia jalani dalam pekerjaannya. Tapi selain pekerja, stres juga bisa dialami oleh para pengangguran terlebih lagi saat mereka sudah menganggur dalam waktu yang cukup lama sementara rekan-rekannya yang lain sudah bisa menghasilkan. Kondisi seperti itu tentu akan memicu munclunya stres terlebih lagi saat mereka sudah mulai kehabisan tabungan sementara kebutuhan hidup semakin lama semakin meningkat. Apakah Anda mengalami stres karena belum dapat pekerjaan? Anda ingin mengatasinya? Berikut ulasannya.

Untuk mengatasi stres karena menganggur Anda bisa melakukan beberapa cara, antara lain:

Terima Keadaan Anda

Hal yang paling pertama harus Anda lakukan untuk mengatasi stres yang Anda alami adalah memahami kondisi Anda saat ini, dengan memahami diri maka Anda akan menjadi pribadi yang bisa mengatasi rasa iri terhadap rekan-rekan Anda yang sudah bekerja dengan begitu Anda bisa mengatasi dan menekan rasa sakit hati Anda. Tidak dapat dipungkiri menjadi pengangguran memang sangat tidak mengenakkan dan bisa menimbulkan rasa iri hati yang bisa memicu stres.

Berhenti Meratapi Diri Anda!

Saat Anda susah mendapat pekerjaan, kebanyakan orang mulai menyalahkan diri mereka sendiri. Bahkan beberapa diantaranya mulai meratapi nasibnya sebagai pengangguran. Sebaiiknya Anda mengatasi perasaan tersebut karena hal seperti itu justru akan memicu diri Anda untuk tidak merubah kondisi menjadi lebih baik. Maka dari itu untuk mengatasi tekanan batin Anda, hal mutlak yang Anda lakukan adalah berhenti meratapi diri Anda. Lakukanlah langkah yang terbaik demi perubahan dalam diri Anda.

Berbagi Kisah dengan Orang Terdekat Anda

Menganggur memang akan membuat Anda mengalami banyak tekanan yang bisa memicu stres. Nah, untuk mengatasinya Anda bisa sedikit berbagi kisah dengan orang-orang terdekat Anda, baik itu bersama sahabat maupun keluarga Anda. Dengan begitu mereka akan lebih memahami kondisi Anda, bahkan mereka juga bisa menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah Anda.

Sibukkan Diri Anda

Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa Anda lakukan selama menganggur. Hal tersebut bisa Anda manfaatkan untuk mengatasi masalah Anda, sibukkan diri Anda dengan berbagai macam kegiatan yang positif sembari Anda merencanakan karir Anda. Tidak menutup kemungkinan pula dalam kegiatan Anda ada orang lain yang ternyata butuh tenaga Anda.

Tolak ukur .

Pada titik tertentu, daek teu daek, ngeunah teu ngeunah, urg bakal digawe .

1. Bersikap senang
Buku bisa membuat bahagia (Foto:Thinkstock)
Jangan jadikan hal ini sebagai sebuah beban yang berat. Kamu harus melihat dari sudut pandang yang berbeda. Seenggaknya, ada beberapa hal yang bisa kamu nikmati. Beberapa di antaranya adalah kamu bisa bangun siang dan enggak perlu khawatir dengan telepon dari atasan. Anggap saja ini sebagai momen kebahagiaan yang harus disyukuri.
Terjebak di dalam rumah selama satu hari penuh bisa membuat kamu stres dan frustasi.
Nu nggeusmah nggeus we mereun lain rejekina , pusing .

Dalam Islam Tidak Mengenal Kata Pengangguran
Adi Supriadi, MM dalam rubrik Opini Pada 27/08/17 | 21:49
dakwatuna.com – Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandung kata-kata, “Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Aku seorang pengangguran. Sejak pagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah lunglai. Oh, manakah hati yang belas ihsan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik.”

Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah merasa kasihan. Beliau pun kembali ke rumahnya dan mengambil bungkusan yang akan diberikan kepada orang itu. Dia pun sampai ke rumah orang itu dan melemparkan bungkusan yang berisi uang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya. Di saat yang sama, si malang terkejut mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya. Lantas, beliau tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, ternyata bungkusan itu berisi uang dan secarik kertas yang bertulis, ” Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak perlu mengeluh tentang nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah SWT dan cobalah bermohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus.”

Keesokan harinya, Imam Abu Hanifah lewat ke depan rumah itu lagi. Suara keluhan itu terdengar lagi, “Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kemarin, sekadar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak memberiku, akan lebih sengsaralah hidupku, wahai penentu nasibku.”

Mendengar keluhan itu lagi, Abu Hanifah pun melemparkan lagi bungkusan berisi uang dan secarik kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu sangat gembira mendapat bungkusan itu. Lantas ia membukanya.

Seperti dahulu juga, di dalam bungkusan itu tetap ada carikan kertas lalu dibacanya, “Hai kawan, bukan begitu cara memohon, bukan demikian cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian ‘malas’ namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak ridha Tuhan melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan berbuat demikian. Hendaklah bekerja dan berusaha karena kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak boleh duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan mengabulkan permohonan orang yang malas bekerja. Allah tidak akan mengkabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, akan dapat juga pekerjaan itu selama kamu tidak berputus asa. Nah, carilah segera pekerjaan. Saya doakan semoga cepat sukses.”

Setelah selesai membaca surat itu, dia termenung. Dia insaf dan sadar akan kemalasannya karena selama ini dia tidak berikhtiar dan berusaha.

Keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak hari itu, sikapnya pun berubah mengikut peraturan-peraturan hidup (Sunnah Tuhan) dan tidak melupakan nasihat orang yang memberikan nasihat itu.

Ilustrasi. (sumberilmupsikologi.blogspot.co.id)
Islam Bukan Agama Pengangguran
Dalam Islam tidak ada istilah pengangguran, karena setiap Muslim diajarkan untuk rajin dan menolak semua kemalasan, dimana buktinya ? Buktinya kita diminta bangun sebelum Subuh untuk Sholat Tahajud dan Sholat Fajar. Kita diminta melangkahkan kaki ke Masjid dalam keadaan kondisi gelap, dalam keadaan dimana banyak manusia bermalas-malasan. Kita dilarang meminta-minta bahkan dalam kondisi miskin sekalipun. Apakah ini tidak cukup menjadi bukti bahwa dalam Islam dilarang menjadi pemalas dan dilarang keras menganggur, karena menganggur hanyalah untuk para pemalas, dan para pemalas adalah orang-orang yang tidak beragama dengan benar, tidak ada Iman dan Islam didadanya, tidak ada keyakinan bahwa ketika dia bertekad kuat, Allah SWT akan membantunya dalam berikhtiar.

Pengangguran hanyalah sebuah istilah yang digunakan oleh orang yang picik dan jumud. Islam mengajar kita untuk maju ke depan dan bukan mengajarkan kepada kita untuk tersisih di tepi jalan. Terus berusaha wahai pemuda, jadikan dirimu yang terbaik, karena pengangguran hanya untuk orang-orang yang tidak beriman. (adikalbar/dakwatuna)

Jumat, 08 Juni 2018

Hukum alam

Allah tidak menyuruh kita beribadah hari ini untuk yg di esok hari, sebagaimana rejeki kita esok hari tidak akan di berikan hari ini.

Kita tidak akan bisa menghabiskan uang yang banyak dalam suatu saat .

Bersyukur, qana'ah, tawakal, sunatullah .

Mampu dan di dapat .

Kufur nikmat

Bersandar kepada allah .
Tahu terima kasih . Pasti di tambah nikmatnya .
Ingat kebaikan orang .
Jangan takut dengan nikmat yang tidak ada, tapi nikmat yg ada tidak kita syukuri .

Rabu, 06 Juni 2018

Bla bla bla

Tersesat oleh pikiran sendiri .

Hidup ini sulit, dan akan selalu begitu. Masalah datang silih berganti. Tapi semua tergantung dihadapi dengan bahagia atau keluh kesah. Inilah yang ingin kita baca sama-sama, bagaimana cara agar hidup bahagia menurut Islam.

1. Jangan lihat ke atas

Yang pertama kalau mau bahagia, tidak boleh melihat orang yang berada di atas kita, nikmatnya. Contoh: Anda hanya punya sepeda untuk transportasi sehari-hari. Anda tidak boleh memandang orang yang sudah punya motor dan mobil.

Kalau ada Lamborghini parkir depan sekolah, kita gak perlu tahu siapa yang keluar dari dalamnya.

Kalau ada tetangga punya Kawasaki Ninja, kita jangan kepo dari mana dia dapat. Kalau mau tanya harga boleh, dengan syarat;

ada keinginan untuk membelinya dalam waktu dekat, dan
sudah ada dananya.
Nabi Muhammad bersabda:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

Lihatlah orang yang ada di bawahmu dan jangan melihat orang yang ada di atasmu, sebab itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah. (Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Melihat orang yang di atas kita hanya akan membuat leher pegal, dengki, iri, kufur nikmat dan yang terburuk adalah menyalahkan takdir Allah

Solusinya, lihat ke bawah aja.

Kita cuma punya sepeda, orang lain gak punya kendaraan apa-apa. Orang lain, kakinya bermasalah sebelah. Orang lain gak bisa berjalan.

Bertemanlah dengan mereka. Engkau akan bersyukur karena punya kaki dan sepeda untuk digowes. Jangan terlalu sering bergaul dengan orang yang lebih kaya. Lagi pula, kebanyakan orang kaya adalah penghuni neraka.  😀

2. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain

Tips bahagia yang kedua, jangan samakan atau bedakan diri kita dengan siapapun. Biarkah segalanya berjalan natural. Kita bukanlah mereka, mereka bukan kita.

Perbedaan adalah Sunnatullah

Yang jadi masalah kan, kita suka membanding-bandingkan. “Dia makan nasi, sama kayak saya, tapi kok gantengnya beda?”

“Heran … dulu kita sekelas bareng, tapi kamu bisa punya jabatan lebih dulu.”

Orang tua juga sering melakukan dosa yang sama antar anak. Si ade ranking satu terus, kenapa si kakak selalu jeblok. Padahal yang bodoh adalah ayah-ibu mereka, tidak tahu bakat dan keahlian anak. Tanpa disadari, ortu adalah penyebab kesedihan anak.

Allah berfirman:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ

Janganlah kalian mengharapkan Karunia Allah yang terdapat pada orang lain. (An-Nisa: 32)

3. Jangan lihat masa lalu

Waktu adalah makhluk Allah yang paling cepat. Sedetik lalu dia pergi, tidak akan pernah lagi kita bertemu dengannya.

Menggunakan wahana apapun, kita tidak akan pernah mampu mengejarnya.

Karenanya, mengejar waktu yang telah berlalu adalah perbuatan sia-sia. Apalagi, mengejarnya ingatan nostalgia, kenangan dan perasaan. Percuma.

Inilah alasan kita dilarang menengok kebelakang.

Mengingat dulu kita pernah menolong fulan, sekarang dia mendzalimi kita. Hanya akan membuat kita menyesal telah berbuat baik. Akhirnya, muncul rasa tidak ikhlas, riya bahkan dendam.

Mengenang dulu betapa manisnya pacaran. Kok setelah nikah, gak enak kayak dulu. Hanya akan menjebak kita pada dosa dan melunturkan manisnya iman. Apalagi kalau pacarnya yang dulu, nikah sama orang lain.

Membayangkan enaknya dulu jadi anak orang kaya, dulu penghasilan bersih 10jt perhari. Hanya akan menghapus iman kepada takdir.

4. Jangan kaitkan kebahagiaan dengan orang lain

Ada fenomena menarik dikalangan pemuda saat patah hati, lamaran ditolak. Biasanya mereka menangis karena merasa, “saya tidak bisa hidup tanpa dirinya”. “tidak ada wanita lain sebaik dia.”

Siapa lah kita ini. Tidak bisa menolak cinta yang masuk ke dalam hati. Tapi gak begitu juga kali.

Inilah sikap mengkaitkan kebahagiaan dengan orang lain. Menganggap kalau bukan dengan doi, kita akan menderita. Justru kebiasaan menutup diri ini yang sebenarnya menghalangi datangnya kebahagiaan lain.

Padahal yang membuat kita bahagia adalah Allah, bukan siapapun.

وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى

Allah lah yang menjadikan seseorang tertawa dan menangis, (An-Najm: 43)

Perasaan tidak ada orang lain lagi yang pantas bersanding bersama kita adalah akibat kurang piknik. Imam Syafii dalam syairnya berkata:

سافر تجد عوضاً عمَّن تفارقهُ

Bersafarlah, kan kau temukan pengganti dia yang telah berpisah dengan mu.

5. Hidup sederhana

Ada quotes menarik yang sering saya baca di media sosial, “bahagia itu sederhana …”.

Ternyata ada benarnya juga.

Sederhana adalah istilah lain untuk bahagia. Bahagia adalah sederhana, sederhana adalah bahagia. Kalau mau bahagia harus sederhana.

Yang bikin hidup menderita, terhimpit dan tertekan sebenarnya bukan kebutuhan hidup tapi gaya hidup.

Udah bagus punya sofa peninggalan orang tua, pake diganti dengan model terbaru hanya karena udah gak zaman dan gak matching dengan design ruangan.

Kasus serupa sering terjadi pada aksesoris dan gadget. Kalau udah punya tas, gak usah beli baru selama gak butuh mendesak.

Punya smartphone gak usah ganti-ganti selama masih bisa untuk komunikasi. Jangan sampai karena gak kuat gaming, atau punya teman kameranya lebih bening, lantas maksa-maksa beli baru.

Ingat rumus fisika P = F?

Gaya sama dengan tekanan. Artinya, semakin banyak gaya semakin tertekan.

Dengan hidup sederhana, secara tidak langsung kita telah menyederhanakan masalah jadi lebih mudah.

6. Berbaik sangka pada Allah

Ada satu tips mujarab kalau mau hidup bahagia, berpikir positif bahwa kita berada dijalan yang benar karena Allah selalu memberikan kebaikan.

Misalnya kita terjebak macet. You tau lah, panas dan membosankan. Kalau kita berpikir macet itu menyita waktu, pasti yang ada hanya kesal.

Coba husnudzon, Allah memberikan kita kebaikan. Bisa jadi kita gak kena macet, tapi gak selamanya jalan lancar cepat mengantarkan kita ke rumah. Bisa jadi bablas ke rumah sakit.

Tidak selamanya lamaran ditolak itu buruk. Bisa jadi Allah sedang siapkan pengganti yang lebih baik secara fisik dan akhlak.

Dengan begini, semua yang kita hadapi akan terasa ringan karena bagaimanapun jalan ceritanya, akan selalu happy ending.

Bahkan jika harus mati pun, kita tetap dianjurkan husnudzon kepada Allah. Dalam beberapa hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud, Rasulullah bersabda:

لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ

Janganlah seorang pun di antara kalian yang mati kecuali dalam keadaan berhusnudzon kepada Allah.

7. Qonaah

Kalau kita perhatikan, perasaan tidak bahagia bisa disebabkan 2 faktor. Pertama, eksternal. Contohnya; penyakit, kecelakaan, cinta ditolak dsb. Kedua, internal.

Pada dasarnya, faktor eksternal hanyalah pemicu. Terkadang, tidak ada faktor eksternal pun, internal bermasalah sendiri.

Faktor itu adalah hati. Dia qonaah atau tidak.

Sekalipun tidak punya isteri, tidak punya tangan dan kaki, tunanetra, tapi kalau hati qonaah, semua itu bukan masalah.

Qonaah adalah ridho terhadap segala yang telah Allah berikan.

Tanpa qonaah; paras menawan, jabatan terpandang dan hartawan tidak mampu menutupi galau dan gelisah.

Cukuplah hadits berikut menggambarkan betapa besarnya qonaah.

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ ، فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا

Siapa diantara kalian yang banung di pagi hari dalam kondisi aman, tubuhnya sehat, dan memiliki makanan untuk hari tersebut. Maka seakan-akan dunia seluruhnya telah diberikan untuknya. (Al-Bukhari dan At-Thirmidz)

Seharusnya setiap orang yang hidup dalam keadaan tentram tanpa rasa takut dibom/dibunuh setiap saat sebagaimana di Palestina, sehat badannya dan memiliki persediaan untuk makan walau satu hari. Patutlah ia merasa dunia sudah diberikan untuk dirinya seorang.

Karenanya, tidak pantas orang di atas merasa sedih. Berbahagialah.

Keadaan kita masih jauh lebih baik dari orang lain. Buktinya, Anda bisa browsing dan baca artikel di blog ini. Orang lain, mau makan sehari sekali saja masih searcing di tumpukan sampah.

Akhirnya, kebahagiaan ini saya serahkan kepada Anda. Karena derita dan bahagia itu pilihan. Tapi sebelumnya, saya ingin sampaikan perkataan bijak Imam Syafii;

ولا تجزع لحادثة الليالي # فما لحوادث الدنيا بقاء

إذا ما كنت ذا قلب قنوع # فأنت ومالك الدنيا سواء

Jangan kau risaukan malapetaka # karena semua musibah hanya sementara.

Jika hatimu penuh qonaah # maka engkau dan raja sungguhan tidak ada bedanya.

Sabtu, 02 Juni 2018

Uncertainty

Tidak Ada Kepastian dalam Karir dan Bisnis, Ini Cara Menyikapinya

 Rahmat Mr. Power  April 2, 2018  6 Comments

Sering saya melihat, ada orang yang mencari kepastian dalam hidupnya. Dalam mencari nafkah, banyak yang mengatakan “yang pasti-pasti saja”, misalnya dengan menjadi karyawan, karena mereka menganggap akan mendapatkan penghasilan “pasti” setiap bulannya.

Padahal, kita semua sadar, bahwa kepastian itu tidak ada, hanya Allah yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari.

Mengantisipasi Ketidakpastian

#1: Jangan Menyimpan Telur Dalam Satu Keranjang

Jika kita menyadari bahwa kepastian itu tidak ada, satu hal yang perlu kita lakukan ialah mengantisipasi ketidakpastian tersebut. Jika para penasehat investasi mengatakan, “jangan menyimpan telur dalam satu keranjang”, maka hal ini juga berlaku dalam bidang lainnya.

Ketidakpastian bukannya untuk kita hindari, karena tidak bisa kita hindari, tetapi untuk kita antispasi.

Tentu saja, cara mengatisipasi ketidakpastian akan berbeda tergantung kasus dan kondisnya. Ketidakpastian dalam investasi dengan cara diversifikasi. Ketidakpastian dalam karir, kita harus selalu membina diri dan hubungan agar mudah mendapatkan pekerjaan jika pekerjaan ini lepas.

Bisa juga dengan memulai menjalankan bisnis sampingan sebagai antisipasi ketidakpastian dunia kerja. Kata siapa bekerja itu memberikan kepastian? Kita bisa di-PHK kapan pun!

Satu kasus ketidakpastian bisa memiliki alternatif yang banyak jika kita mau memikirkannya. Jika saat ini kita belum mengetahuinya, mungkin saja kita belum berpikir keras atau mencari tahu dari orang lain, baik melalui buku, pelatihan, seminar, atau bertanya langsung kepada ahlinya.

Kita ini kreatif, kita bisa menemukan berbagai alternatif untuk mengantisipasi ketidakpastian yang ada pada diri kita. Salah satu untuk menghadapi ketidakpastian adalah dengan meningkatkan kreativitas Anda.

Meski ada yang mengatakan, pilihlah satu keranjang kemudian jaga dengan sebaik mungkin. Betul? Masalahnya adakah kepastian dari cara menjaga dengan sebaik mungkin itu akan selalu aman? Tidak. Sebaik mungkin, tetap tidak ada jaminan akan bisa aman selamanya.

#2 Persiapkan Diri Karena Perubahan Bisa Kapan Saja Terjadi

Satu hal lagi yang perlu kita perhatikan ialah masalah waktu, yang namanya ketidakpastian, bisa datang kapan saja. Mungkin saat ini Anda merasa aman bekerja di suatu perusahaan, tetapi bisa saja setelah makan siang nanti, boss memanggil untuk memecat Anda. Bisa saja bukan?

Kalau pun tidak, bisa saja ada musibah yang menyebabkan perusahaan Anda tidak bisa beroperasi lagi. Bisa saja, tiba-tiba muncul pesaing baru yang langsung mengalahkan perusahaan Anda secara tiba-tiba. Semua ini bisa terjadi kapan saja, bisa hari ini, besok, lusa, pekan depan, bulan depan, tahun depan,…. entah kapan.

Sekarang, tinggal kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita siap jika kita tiba-tiba kehilangan tumpuan hidup selama ini? Betul, kita memang tidak berharap, tetapi semua bisa terjadi. Ingat pepatah, sedia payung sebelum hujan, adalah sangat bijak jika kita terapkan mulai hari ini.

Mumpung masih ada waktu, persiapkan diri Anda sekarang juga, untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi, sambil tetap meminta pertolongan kepada Allah.

Ketidakpastian bukan untuk ditakuti. Yang penting kita harus siap dari segi mental, kemampuan, dan ruhiah kita saat menghadapinya. Tidak ada kepastian dalam karir dan bisnis, tapi pasti Anda bisa menghadapinya.

#3 Resiko Itu Bukan Pada Bisnisnya, Tetapi Pada Anda

Seperti dikatakan diatas, bahwa kita tidak perlu takut terhadap ketidak pastian karena ini adalah realitas hidup yang pasti kita hadapi. Saat Anda akan memulai bisnis, selalu ada ketidak pastian. Saat Anda mau mengambil proyek besar, selalu ada ketidak pastian. Tidak ada satu pun yang dijamin akan sukses.

Semua yang kita lakukan untuk meraih prestasi atau sesuatu yang lebih baik selalu ada resikonya. Tapi jika tidak kita ambil atau menunggu “yang pasti-pasti saja” maka kita tidak akan mendapatkan apa pun. Ambilah resiko, hadapi saja ketidak pastian itu, karena dibalik ketidak pastian ada peluang.

Tidak mengambil ketidak pastian sama saja tidak mengambil peluang. Jika tidak mengambil peluang, ya Anda tidak mendapatkan peluang berhasil. Jika tidak ada peluang berhasil, apakah akan berhasil?

Biarlah kalau kegagalan kita alami. Semua orang sukses selalu mengalaminya. Bedanya orang sukses adalah dia memiliki mental dan kemampuan untuk selalu bangkit dari kegagalan. Jadi yang membedakan itu adalah orangnya, apakah mau bangkit atau menyerah.

Saat Anda membiarkan diri Anda, tidak memiliki midset, pengetahuan, dan kemampuan yang memadai dalam menghadapi dunia yang penuh dengan ketidak pastian, itulah resiko sesungguhnya. Itulah saya menghadirkan Zona Sukses, untuk membantu Anda menjadi pribadi yang memiliki mindset, pengetahuan, dan kemampuan yang memadai.

#4 Miliki Experimental Mindset

Tidak ada ide yang pasti diterima. Tidak ada produk yang pasti laris. Tidak ada iklan yang pasti laris. Tidak ada artikel yang pasti mendatangkan pengunjung. Tidak ada prospecting yang pasti menghasilkan penjualan. Kita sepakat ketidak pastian, lalu bagaimana.

Satu-satunya cara adalah dengan mencoba. Apakah ide Anda akan diterima oleh atasan Anda? Maka cobalah. Ada peluang diterima. Jika tidak maka coba lagi. Bisa mencoba cara penyampaian yang berbeda, bisa mencoba strategi penyampaian yang berbeda, bahkan jika perlu coba ide lain.

Apakah produk Anda bakal laris? Maka Anda perlu mencobanya. Lemparkan ke pasar, apakah laris atau tidak. Jika tidak, coba lagi, perbaiki produknya kemudian coba lagi. Perbaiki pesan pemasarannya, kemudian coba lagi. Bisa saja setelah berbagai upaya tetap tidak laris, mungkin Anda harus mencoba produk lain.

Termasuk saat kita menasihati orang lain atau orang yang kita cintai. Mungkin nasihat kita diterima, mungkin juga akan ditolak atau diabaikan. Maka jangan berhenti menasihati, tetapi cobalah dengan cara yang berbeda. Cobalah dengan nasihat yang sama, tetapi kemasan yang berbeda. Cobalah dengan memilih momen yang berbeda dan sebagainya.

Penutup

Sebenarnya ada banyak hikmah dari ketidakpastian yang ada. Mendorong kita untuk berusaha dengan semaksimal mungkin sehingga menjadi pribadi yang paling baik amalnya. Dan saya yakin, dengan nikmat potensi yang Allah berikan kepada kita, maka kita akan mampu mengoptimalkan potensi untuk menghadapi ketidakpastian ini.

Share posting ini:  on Twitter  on Facebook  on Google+

About 

Latest Posts

Follow Me

Rahmat Mr. Power

Author at Zona Sukses

Penulis atau Author berbagai produk Pengembangan Diri: Berpikir Positif, Percaya Diri, Kreativitas, Produktivitas, Motivasi, dan Bisnis selengkapnya http://www.zonasukses.club/

Read more: https://www.motivasi-islami.com/tidak-ada-kepastian/#ixzz5HNyN34aE

Cara Menghadapi Ketidakpastian dalam Hidup
Penulis Indah Kumala -18 Juli 2017
   

MOTIVASInews.com – Di dunia ini yang pasti terjadi adalah ketidakpastian itu sendiri. Ya, semua orang tentu saja pernah mengalami ketidakpastian di dalam hidupnya. Ketidakpastian itu bisa meliputi berbagai macam hal. Misalnya terkait pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal, pasangan maupun apa yang sedang kita usahakan.

Tentu saja perlu cara khusus menghadapi ketidakpastian. Cara tersebut dibutuhkan agar kita bisa lebih bahagia dan tidak perlu terlalu stress menerima ketidakpastian hidup. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan dalam menghadapi ketidakpastian hidup ini.

Usahakan Tetap Berpikir Positif

Ketidakpastian terkadang mengarahkan kita kepada pikiran-pikiran negatif. Entah itu berupa kegagalan, kekalahan, hancurnya karir atau putusnya hubungan dengan pasangan. Prasangka negatif tersebut memang tidak sepenuhnya bisa kita hilangkan. Namun, pikiran negatif itu dapat kita ganti dengan lebih berfokus pada hal-hal baik. Misalnya hal-hal kecil yang patut kita syukuri hari ini atau hari-hari yang lalu. Pikiran positif setidaknya akan membuat kita tidak begitu stres.

Persiapkan Pilihan Lain

Mempersiapkan pilihan atau kemungkinan lain bukan berarti kita yakin bahwa akan gagal. Tidak, justru pilihan lain membantumu agar kita tetap semangat dalam menghadapi hidup. Mungkin saat ini kita mempunyai pilihan karir atau tempat menimba ilmu di A. Jangan lupa juga kita perlu menyiapkan pilihan B, C atau D. Menjadi fleksibel dan tidak terlalu terpaku pada suatu hal saja akan membuat hidup kita lebih baik. Buatlah daftar pilihan atau alternatif baik lainnya ketika sedang dirundung ketidakpastian hidup.

Lakukan Apa yang Bisa Kita Lakukan

Terlalu banyak berpikir tentang ketidakpastian umumnya membuat kita mudah stres. Padahal, dari stres itulah bermacam-macam penyakit bisa muncul. Hidup akan menjadi lebih mudah jika kita mau melakukan apa yang bisa dilakukan saat itu juga. Alih-alih terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan, lebih baik gunakan waktu kita untuk menuntaskan hal yang perlu diselesaikan.

Hindari Terkurung dalam Masalah

Masalah muncul karena kita bingung dalam menjalani hidup yang serba tidak pasti ini. Jangan biarkan ketidakpastian menciptakan emosi buruk. Keluarlah dari masalah misalnya dengan berolahraga yoga atau menjalankan hobi. Ketika kita semakin aktif dan bersemangat, kita pun tetap bahagia menghadapi ketidakpastian tersebut.

Ayo, terapkan cara tersebut supaya hidup lebih bahagia!

KOMPAS.com - Ketidakpastian sangat dekat dengan pikiran negatif. Seperti keraguan, kemarahan, prasangka buruk, dan ketakutan dalam mencapai sebuah impian.

Apapun itu, dalam kehidupan Anda, baik di pekerjaan, dalam hubungan berpasangan, di keluarga, juga pertemanan, ketidakpastian selalu muncul.

Anda meragukan kelanjutan karier, Anda khawatir kehilangan penghasilan, apapun itu, inilah ketidakpastian dalam hidup yang ketika ia muncul pikiran positif dalam diri akan berhadapan dengan pikiran negatif Anda.

Setiap orang memiliki pikiran positif, berupa keinginan, semangat dan harapan. Namun tak sedikit orang yang mengalahkan pikiran positif dengan pikiran negatif saat menghadapi ketidakpastian.

Padahal, ketidakpastian dalam hidup justru menjadi tantangan. Dengan melihatnya sebagai tantangan, Anda terdorong untuk lebih bijak dalam bertindak dan lebih cerdas dalam berpikir.

"Untuk menguatkan pikiran-pikiran positif dan menundukkan pikiran-pikiran negatif, kita harus melakukan tindakan-tindakan nyata demi mencapai impian. Semakin banyak tindakan nyata yang kita lakukan, semakin bijak kita menghadapi ketidakpastian," tulis Motivator-Wanita Indonesia, Ainy Fauziyah, CPC dalam bukunya Dahsyatnya Kemauan: Cara Mulia Mengubah Penghalang Jadi Peluang.

Tindakan nyata yang Anda lakukan saat menghadapi ketidakpastian, akan memberi ruang kepada pikiran positif untuk mengisi hati dan pikiran.

Pengaruh tindakan nyata yang Anda lakukan ini sangat besar. Hati dan pikiran Anda menjadi lebih tenang dan senang. Suasana hati seperti inilah yang kemudian menjadi modal sekaligus kekuatan Anda dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup, berupa ketidakpastian tersebut.

Ainy memberikan contoh sederhananya. Anda terjebak di kemacetan lalu lintas yang parah saat perjalanan pulang ke rumah, padahal Anda ingin segera sampai. Sementara, Anda tidak tahu secara pasti sampai kapan kemacetan berakhir. Apa yang akan Anda lakukan?

Jika Anda kesal, saat itu juga pikiran negatif merasuki pikiran, karena Anda membuka pintu untuknya. Alhasi, Anda semakin jengkel bahkan marah terhadap keadaan. Tak mengherankan jika banyak orang mengaitkan kemacetan dengan stres. Inilah yang terjadi jika Anda meresponds ketidakpastian dengan pikiran negatif.

Sekarang coba bayangkan Anda menghadapi hal yang sama, tetapi Anda menyikapinya dengan positif. Saat macet, Anda mengambil tindakan nyata lebih positif dengan mendengarkan musik kesukaan. Anda terhanyut menikmati musik. Rasa kesal teralihkan, meskipun kemacetan membuat Anda terlambat pulang ke rumah. Sikap positif membantu Anda menutup peluang kepada prasangka negatif merasuki pikiran. Anda pun menjadi lebih tenang menghadapi kemacetan.

Ini adalah contoh sederhananya. Tantangan Anda berikutnya adalah menjawab berbagai ketidakpastian dalam berbagai sisi kehidupan Anda, dengan selalu berpikir positif yang berujung pada tindakan nyata.

Bagaimana dengan Anda, pernah punya pengalaman sukses menghadapi ketidakpastian dengan sikap positif?

Jumat, 01 Juni 2018

Putus asa

Jangan putus asa (tidak sabaran)

Anda Perlu Motivasi Hidup Agar Tidak Putus Asa


Apa jadinya, saat kita sedang terpuruk, serba kesulitan, dan kita tidak bisa melihat jalan keluar? Maka, kata putus asa seolah menjadi sebuah kata yang “wajar” keluar dari mulut kita. Bisa jadi, kita berkata, “Mau apa lagi? Semua sudah saya lakukan, tetapi tidak ada jalan keluarnya. Ya sudahlah, pasrah saja.”


Namun, apa yang Anda dapatkan dari sikap putus asa? Tidak ada manfaatnya sama sekali. Bahkan bisa jadi memperburuk situasi kita, karena emosi kita negatif dan tidak ada lagi semangat untuk memperbaiki diri atau melepaskan diri dari masalah.


Plus, putus asa itu …. dosa!


“Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (Q.S Yusuf: 87)


Untuk itu, Anda benar-benar perlu motivasi hidup agar tidak putus asa. Motivasi yang benar-benar memberikan dorongan sangat kuat sehingga mampu mengalah penghalang yang namanya putus asa.


Motivasi Hidup Yang Akan Menghindarkan Anda Dari Putus Asa


Bagi seorang Muslim, motivasi hidup itu cuma satu, dan jika Anda kita memegang dan mengingat motivasi ini, Anda tidak akan pernah putus asa. Jika Anda masih putus asa, mungkin perlu merenungi lagi apa yang menjadi motivasi hidup Anda selama ini atau pemahaman akan motivasi ini perlu ditingkatkan.


Motivasi Hidup yang tidak akan menjadikan Anda putus asa adalah hidup karena dan untuk Allah semata. Tidak ada motivasi lain selain ini. Kalau ada motivasi lain, tetap dalam rangka beribadah kepada Allah.


Tanamkan dalam diri, bahwa motivasi hidup kita adalah untuk mendapatkan ridha Allah, maka kita tidak akan pernah putus asa. Serius, sehebat apa pun beban, kita akan ingat bahwa disaat-saat kita menjalaninya hanya karena Allah, maka pahala akan terus mengalir. Ingat, selama kita terus menjalaninya dengan ikhlasan.


So, apa alasan kita putus asa? Tidak ada alasan sama sekali, jika kita memahami bahwa segala usaha kita yang dijalani dengan penuh keikhlasan, akan mengalir pahala. Justru, jika berputus asa, malah berdosa.


Jangan Hanya Berorientasi Hasil


Salah satu penyebab putus asa adalah karena kita yang HANYA berorientasi hasil. Artinya hanya hasil yang kita harapkan, tanpa mengingat bahwa prosesnya pun kita sudah mendapatkan kebaikan yang luar biasa.


Misalnya Anda sakit, berobatlah. Sebab berobat itu beribadah, tanda kita tidak berputus asa, dan mengikuti sunah. Kesembuhan, biarkanlah Allah yang menentukan. Yang kita perlukan adalah berusaha dan ini merupakan ibadah sebagai ladang pahala kita. Kesembuhan hak Allah.


Tentu saja kita harus yakin bahwa kita akan sembuh, sebab setiap penyakit ada obatnya. Justru orang yang yakin tidak akan pernah putus asa. Hanya orang yang nggak yakin yang putus asa, dia mengira tidak akan pernah sembuh.


Kombinasi keyakinan dan penyerahan diri kepada Allah adalah obat mujarab dari putus asa. Nggak mungkin, orang yang yakin dan tawakal akan putus asa.


Kegitu juga dengan kemiskinan. Apakah takdir kita miskin atau kaya itu urusan Allah, tetapi saat kita tetap bershabar dalam mencari rezeki yang halal adalah tugas kita dan kita akan mendapatkan pahala. Bahkan pahala yang besar.


Jadi, luruskan motivasi kita, jangan hanya berorientasi hasil, namun nimati prosesnya. Kalau masalah kita berat dan prosesnya lama, bershabarlah dan ikhlaslah menjalaninya, itu ladang pahala buat kita. Inilah motivasi hidup agar tidak putus asa sesungguhnya.

BANGKIT, MENUNTASKAN PUTUS ASA

    

BANGKIT, MENUNTASKAN PUTUS ASA

Ada orang yang apabila melihat kawannya mendapatkan kemuliaan, ilmu atau lainnya, ia hanya bisa tertegun sambil berkata dalam hati, bagimana aku bisa seperti dia?

Atau kasus lain, seseorang selalu saja pesimis menghadapi suatu pekerjaan. Alasannya tidak lain, karena menurut yang ia dengan, pekerjaan yang dihadapinya itu sulit.

Dalam realita lain, tatkala sebuah penyakit sedang mendera, penderita hanya pasrah total terhadap penyakit tersebut. Seharian dihabiskan dalam tangisan semata, tanpa usaha dan upaya. Seolah-olah harapan sudah tertutup rapat.

Atau bisa saja dalam kehidupan rumah orang tua merasa capek, manakala melihat sang buah hatinya berulah, bandel dan nakal. Banyak petuah telah diupayakan agar sang anak menyadari pentingnya berbuat santun. Tapi apa dikata, ternyata sang anak justru melawan menentang. Dia tetap bandel, nakal dan urakan. Menghadapi kenyataan ini, terpaksa sebagai orang tua hanya mengelus dada, bersabar. Namun, terkadang membuatnya putus harapan mengahadapi kenyataan pahit ini.

Itu sebagian potret sikap keterputus-asaan, yang terkadang menyelinap hinggap pada seseorang. Semua rasa pesimis tersebut harus dipupus. Karena, Allah pasti memberikan pertolongan dan jalan keluar bagi yang mau berusaha.

Jalan keluar menghadapi putus asa ini dapat ditempuh dengan mengetahui hakikatnya, faktor penyebab masalah yang sedang melilitnya, dan dampak apa dengan solusi yang diambilnya. Bila sudah diketahui dengan seksama, niscaya akan membantu mengentaskan diri dari penyakit ini, atau menghindarinya sebelum menimpanya secara lebih berat.

Ada beberapa langkah yang perlu diambil untuk melibas penyakit putus asa.

1. Memantapkan Keimanan Terhadap Qadha Dan Qadar
Ini merupakan faktor penting untuk bisa menenangkan hati kaum Mukminin. Bahwa apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi. Sebaliknya, apabila Allah tidak menghendaki, pasti tidak akan terjadi. Allah telah menentukan takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَآأَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَفِي أَنفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيرٌ {22} لِكَيْلاَ تَأْسَوْا عَلَى مَافَاتَكُمْ وَلاَتَفْرَحُوا بِمَآ ءَاتَاكُمْ وَاللهُ لاَيُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ {23}

Tiada satu pun bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. [al Hadid : 22-23].

Rasulullah Shallallahu wa sallam bersabda.

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَ ئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Allah telah menuliskan takdir makhluk-makhluk sebelum penciptaan langit dan bumi selama lima puluh ribu tahun. [HR Muslim, 4797 dan at Tirmidzi, 2157].

Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh terus-menerus terbenam ke dalam kesedihan atas musibah, ataupun kegagalan yang menimpanya. Tidak lantas menjerumuskan diri ke dalam maksiat. Seorang muslim harus kuat, tegak, teguh hati menerima ketentuaan Allah dan takdirNya. Keimanan kepada takdir Allah ini, membantu seseorang menempuh kesulitan-kesulitan dengan hati yang mantap, tenang dan pikiran jernih.

2. Berbaik Sangka Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Inilah salah satu kewajiban seorang muslim kepada Allah. Berbaik sangka akan membuka pintu harapan, dan dapat mengenyahkan bisikan putus asa. Ingatlah, sikap berburuk sangka bertentangan dengan tauhid, keimanan kepada Allah dan ilmu serta hikmahNya. Allah mengingkari orang-orang yang berburuk sangka kepadaNya. Allah berfirman :

…… يَظُنُّونَ بِاللهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ ……

…… mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. ……. [Ali Imran : 154]

3. Memanjatkan Doa
Seberat apapun masalah yang sedang menimpa, seorang hamba tidak sepantasnya berputus harapan dari rahmat Allah. Semua permasalahan yang menghimpitnya harus dikembalikan kepada Allah. Kita wajib bersimpuh memanjatkan doa, berupaya sekuat-kuatnya dan bersabar. Dengan harapan, Allah akan melenyapkan kesusahan ataupun cobaan yang sedang menimpa.

Dalam perang Badr, perang pertama dalam Islam; tatkala melihat sedikitnya jumlah pasukan kaum Muslimin dan minimnya persiapan mereka, sementara musuh mempunyai kekuatan lebih besar, maka Rasulullah berdiri memanjatkan doa. Cukup lama Rasulullah berdoa, sampai-sampai pakaian bagian atas beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam jatuh dari pundaknya.

Abu Bakar ash Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu merasa kasihan dan menghibur beliau dengan berkata: “Allah tidak akan menyia-nyiakanmu sedikit pun, wahai Rasulullah,” dan kemudian datanglah bantuan dan kemenangan dari Allah lewat firmanNya :

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلاَئِكَةِ مُرْدِفِينَ

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankanNya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. [al Anfal : 9].

Ketika seorang hamba berdoa kepada Allah, memohon agar permasalahan yang menghimpitnya selesai, pada dasarnya ia telah membuktikan tauhidnya. Dan tauhid yang benar akan menyelamatkan dari jeratan fitnah serta ujian.

Jika menelaah perjalanan hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat serta generasi Salaf, kita akan mengetahui betapa mereka sangat bertumpu dengan memanfaatkan kekuatan doa. Betapa mengagumkan, dan sekaligus membuka tabir, bahwa diri kita kurang menekuni ibadah yang satu ini. Betapa banyak masalah, yang bisa telah terselesaikan berkat doa kepada Allah Ta’ala?

Tentunya, doa ini harus dibarengi juga dengan upaya memperbaiki diri. Sebab, bisa jadi, kegagalan atau musibah yang menimpa seorang hamba, lantaran kurangnya ia dalam memperhatikan aturan Allah.

4. Meneguhkan Tawakkal Kepada Allah Subahnahu Wa Ta’ala
Kekuatan yang hakiki adalah kekuatan hati dan kemampuan untuk bertahan diri. Menurut Ibnul Qayyim rahimahullah, sesungguhnya tawakkal termasuk salah satu faktor yang kuat dalam membantu mewujudkan cita-cita (keinginan) dan menepis perkara yang tidak disukai. Ia merupakan motivasi yang paling kuat. Hakikat tawakkal, ialah ketergantungan hati hanya kepada Allah semata. Usaha yang dilakukan tidak memiliki pengaruh, jika hati kosong dari penyerahan diri kepada Allah dan bahkan cenderung kepada selainNya. Sebagaimana tidak bermanfaat perkataan orang “aku bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi, ternyata dirinya sangat tergantung, pasrah dan percaya kepada selainNya. Tawakkal pada mulut memiliki makna sendiri, dan tawakkalnya hati mempunyai makna yang lain.

Oleh karena itu, al Hasan Bashri mengatakan : “Sesungguhnya, tawakkal seorang hamba kepada Rabb-nya adalah, ia meyakini bahwa Allah itu menjadi sumber kepercayaan dirinya”.

Dalam kesempatan lain, beliau menyatakan, Allah menjamin rezeki bagi hamba yang menyembahNya, dan kemenangan bagi orang yang bertawakkal dan memohon pertolongan kepadaNya, serta kecukupan bagi orang yang menjadikan Allah sebagai pusat dan tujuan utama. Orang yang cerdas lagi pintar, ia akan memikirkan perintah Allah, pelaksanaannya dan taufik dariNya, bukan menunggu-nunggu jaminan dariNya. Sesungguhnya Allah menepati janji lagi jujur. Siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah?[1]

5. Memiliki Tekad Yang Tinggi
Seorang hamba akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan kadar tekad dan semangatnya. Orang yang benar-benar ingin menggapai satu tujuan, pasti akan mengoptimalkan segala daya upaya dalam mewujudkannya. Segala yang berpotensi menghalangi pencapaiannya, akan disingkirkan, demi mempercepat dan melempangkan jalan menuju tangga kesuksesan yang selama ini diidamkannya. Detik-detik waktunya selalu disibukkan dengan hal tersebut. Mencari-cari kesempatan dan sarana yang bisa membantu pencapaian keberhasilannya. Pikiran dan kata hatinya juga larut dengannya. Karena ia mengetahui, “keberhasilan sesuai dengan kepenatan yang dilalui”.

6. Sabar Dan Bersikap Tenang
Kita mesti ingat, semua masalah menuntut kesabaran dan kebesaran jiwa. Yakinkah, bahwa perkara-perkara yang menyulitkan hanya “takluk” dengan kesabaran. Demikian juga dengan ketenangan, ia sangat berperan membantu seseorang saat melewati kesulitan yang menghadangnya. Kesabaran ini tiada batas. Ia dibutuhkan sampai ajal tiba.

Kita harus memahami, bahwa ketentuan takdir pasti datang. Karena seorang hamba, ia tidak lepas dari dua kondisi. Yaitu yang menggembirakan dan keadaan yang sangat tidak disukainya.

Misal kondisi pertama, ia dikaruniai kesehatan, harta, kedudukan, berbagai kenikmatan lainnya. Dalam kondisi yang menggemberikan ini, ia pun diharuskan bersabar. Yakni :

– Tidak tertipu dengannya, dan jangan sampai kegembiraan yang diarihnya menyeretnya berbuat takabur, jahat dan sebagainya.
– Tidak terlalu larut atau lupa diri dalam mencapainya, karena akan membahayakannya. Orang yang ghuluw, hakikatnya mendekatkan diri dengan perilaku negatif. Jika mendapat kegembiraan, ia bersabar dalam melaksanakan hak Allah dan tidak melalaikannya.
– Menahan diri tidak memanfaatkan kenikmatan yang telah diraihnya untuk perkara yang diharamkan

Sebagian ulama Salaf mengatakan : “Ujian musibah dapat dilewati oleh orang mukmin dan orang kafir. Namun ujian dengan kenikmatan, tidak ada yang mampu bersabar dengannya, kecuali orang-orang yang jujur keimanannnya”.

Adapun dalam kondisi kedua, yaitu keadaan yang tidak disukainya. Ini terbagi menjadi dua macam. Yakni yang berkaitan dengan kehendaknya, seperti mengerjakan ketaatan ataupun maksiat. Dan jenis kedua, yaitu tidak berhubungan dengan kehendaknya, misalnya datangnya musibah.

Oleh karenanya, Allah memerintahkan untuk mencari bantuan melalui kesabaran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. [al Baqarah : 45].

Penyebutan sabar dalam al Qur`an tidak kurang dari tujuh puluh kali, dan seluruhnya dalam bentuk pujian. Di antaranya, menghubungkan kesuksesan dengan kesabaran (QS Ali Imran ayat 200), menghubungkan kepemimpinan dalam agama dengan kesabaran dan keyakinan [Sajdah ayat 23].

7. Menumbuhkan Sifat Optimisme Dan Berpikir Positif
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai sikap tafa-ul (optimis) dan membenci tasya-um (pesimis). Dalam Shahih al Bukhari, dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ الْكَلِمَةُ الْحَسَنَةُ

Tidak ada penyakit yang menular sendiri, dan tidak ada kesialan. Optimisme (yaitu) kata-kata yang baik membuatku kagum.[2]

Al Hulaimi rahimahullah mengatakan: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka dengan optimisme, karena pesimis merupakan cermin persangkaan buruk kepada Allah l tanpa alasan yang jelas. Optimisme diperintahkan dan merupakan wujud persangkaan yang baik. Seorang mukmin diperintahkan untuk berprasangka baik kepada Allah dalam setiap kondisi”.[3]

Sesungguhnya, kehancuran semangat merupakan kerugian yang tidak bisa diukur dengan materi. Berpikir positif dan semangat untuk berkompetisi harus selalu menyala dalam kalbu setiap muslim, jangan sampai pudar.

Demikian juga, hendaknya kita melihat limpahan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak pernah putus. Terutama nikmat iman dan Islam. Kalaupun Allah Subhanahu wa Ta’ala menunda kenikmatan yang lain, bila kita mau jujur, kenikmatan yang sudah kita terima dariNya masih jauh lebih banyak. Jika ada satu masa yang menghimpit, maka lihatlah, sudah berapa lama kita berada dalam keadaan bugar, leluasa tanpa masalah yang berarti?
Renungkanlah!

8. Menelaah Biografi Salaful Ummah
Yang dimaksud dengan Salaful Ummah, yaitu para sahabat Nabi dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Generasi pertama, para pembela Islam dan pemikul risalah kepada generasi berikutnya. Mereka adalah manusia yang paling kuat keimanannya, paling bersih hatinya, paling tinggi tingkat tawakkalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jika menyelami kisah hidup mereka yang penuh cahaya, kita akan berkesimpulan, bahwa perjalanan hidup mereka tidak selalu mulus, penuh ujian dan pengorbanan disertai ketabahan yang tinggi saat kalah oleh musuh dalam membela kebenaran. Menelaah peri hidup mereka, akan mampu menambah keimanan, mencerahkan hati. Juga akan mengantarkan kepada pemahaman, jika kehidupan itu tidak steril dari onak dan duri. Jalan kehidupan tidak selalu berhiaskan mawar yang semerbak mewangi, tetapi ada saja halangan dan ujian menghadang, ataupun mungkin berujung pada kegagalan.

Secara umum, Allah menegaskan manfaat kisah-kisah para nabi dan rasul sebelumnya yang mampu juga meneguhkan hati dan memberikan secercah harapan. Renungkanlah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَكُلاًّ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَآءِ الرُّسُلِ مَانُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَآءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. [Hud : 120].

Perenungan ini akan memacu semangat baru dalam mengarungi kehidupan yang terjal. Sebab ternyata ia tidak sendirian mengalami kepahitan, bahkan orang-orang terbaik yang pernah berjalan di muka bumi ini, semua pernah merasakan kepahitan.

9. Membekali Diri Dengan Ilmu Agama
Orang yang berilmu itu lebih dahsyat dirasakan beratnya oleh setan daripada ahli ibadah yang yang tak berilmu. Tipu daya setan lemah di hadapan orang yang berilmu. Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu mengatakana,”Ia (ilmu) adalah teman dalam keadaan bahagia dan kesusahan, serta senjata di hadapan musuh”.[4]

Demikian beberapa langkah, agar kita mampu memupus putus asa. Kuatkan tekad, yaitu dengan selalu memiliki sifat optimis tak putus harapan, bercermin kepada orang-orang yang sukses melewati rintangan. Jauhkan hati dari sifat kerdil, karena ia hanya akan menambah kelemahan.

Sumber: https://almanhaj.or.id/3068-bangkit-menuntaskan-putus-asa.html