Rabu, 31 Januari 2018

Ambisi .

Banyak banyak berharap, keinginan membuat manusia lebih hidup .

Nanti juga bisa .

Kebanyakan mikir .

Lama kelamaan, konsekuensi .

Orgnya to the point, kalau nggak penting pentling banget, males buat ngelakuin .

Motif . Malahan omzet jualan online urg lebih gede meskipun tidak masuk bulan puasa, .

Ada kegiatan .

Bukan tipe orang yang suka melakukan banyak aktivitas atau aktif bersosial .

Kesimpulannya adalah, neang duitmah moal beres beres .

Emang bakal kumaha sih lamun duit beak

Nu pentingmah hirup jalan .
Segala sesuatu itu jangan di nilai dengan uang
Jangan menilai segala sesuatu dengan uang .
Ngaranna usahamah mimilikan, mun usahana alus berarti kapake, kendalana pesaing .

Butuh biaya .

Da neang duitmah sambil berjalan atuh .

Bukan hanya karena di gaji sekian lantas kita meyakini atau menghakimi menjadi harga mati bahwa kita hanya akan mempunyai uang sejumlah itu .

Menyelesaikan masa kerja selama 2 tahun . Dengan catatan reputasi kerja yang baik .
Mawa ilmu, pengalamanna jeung latar belakangna .
Lagian urg t rugi rugi amat da masih d gaji keneh,

Leuwih ripuh .

Selasa, 30 Januari 2018

Chance .

Ada Gak Ya Kerja Yang Enak

Suatu hari, ada seorang sarjana yang baru saja lulus dari perkuliahan yang sudah dia jalani selama kurang lebih 4 tahun. Dia begitu gembira karena apa yang dia cita-citakan berhasil dan tidak mengecewakan keluarganya. Setelah itu dia pun mulai sibuk dengan aktifitas baru yaitu menjadi job seekers. Hampir setiap hari membuka info lowongan kerja dimana-mana, baik itu dari media surat kabar maupun media online. Sampai akhirnya hari bersejarah datang saat dia terpanggil di sebuah tempat kerja dan diterima menjadi karyawan disana. Hari demi hari dijalani dengan semangat kerja yang tinggi. Kebetulan suasana kerja di tempat kerja yang dia masuki sangat nyaman dan kondusif sehingga dalam bekerja pun dia enjoy dan tenang. Sampai beberapa tahun berlalu sampai suatu saat ada perubahan management di perusahaan tempat dia bekerja. Para petinggi di tempat kerja diganti dengan yang baru-baru dan otomatis kebijakan-kebijakan di perusahaannya juga mengalami perubahan. Kebijakan yang dulunya dirasakan sudah nyaman berubah menjadi kurang nyaman bahkan tekanannya semakin tinggi. Semakin lama dia merasa semakin tidak nyaman dan selalu berpikir untuk keluar dari tempat kerjanya. Dia pun mulai kembali aktifitas yang pernah dijalaninya dahulu yaitu mencari-cari pekerjaan lagi sambil tetap bekerja karena memang masih butuh pemasukan untuk kebutuhan hidup.

Akhirnya pada suatu saat ada sebuah perusahaan yang memanggil dia untuk test. Dia pun berpikir untuk mencoba peluang tersebut dan akhirnya diterima di perusahaan barunya itu. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari perusahaan lamanya karena sudah merasa tidak nyaman dan berpindah di perusahaan baru dengan harapan akan memperoleh kenyamanan seperti saat awal kerja di perusahaan lama. Di perusahaan yang baru, dia mendapatkan penghasilan yang lebih rendah daripada yang didapatkan di perusahaan lama, namun dia berpikir bahwa walaupun digaji tinggi tetapi tidak ada kenyamanan, lebih baik digaji pas-pasan tetapi memperoleh kenyamanan dalam bekerja. Di perusahaan yang baru memang tekanannya tidak setinggi di perusahaan lama, sehingga dia merasa enjoy dengan pekerjaannya. Waktu pun terus berjalan dan lama kelamaan dia mulai merasa ada yang kurang di tempat kerja yang baru. Karena kebiasaan saat masih ditempat kerja yang lama dengan gaji yang lebih tinggi, dia sering main dan jalan-jalan bersama teman-temannya dahulu tanpa melihat bahwa penghasilannya saat ini sudah lebih kecil daripada yang dahulu didapatkan. Akhirnya saat ini dia merasa tidak nyaman lagi dengan apa yang didapatkannya dari segi materi. Dia pun mulai membandingkan apabila masih ditempat kerjanya yang dulu pasti saat ini dia sudah bisa beli berbagai barang-barang yang dia inginkan. Namun apa daya, saat ini penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja. Dia pun mulai berpikir kembali untuk mencari pekerjaan baru lagi. Dimulailah kegiatan lama yaitu menyebar lamaran kerja kemana-mana sambil bekerja seperti dahulu. Untuk kali ini dia lebih selektif dalam memilih perusahaan, yaitu yang gajinya lebih tinggi dan dilihat bisa memberikan kenyamanan dalam bekerja.

Akhirnya di pun diterima di perusahaan yang baru lagi yang lebih bonafit dengan gaji lebih tinggi. Dia pun berpindah kerja lagi untuk yang kedua kalinya. Karena di perusahaan yang baru ini dia digaji tinggi, dia mempunyai tanggungjawab yang tinggi pula. Dengan pengalaman di dua tempat kerjanya yang lama, dia pun berusaha untuk semangat dalam bekerja demi gaji yang tinggi. Dia pun enjoy dengan tantangan yang diberikan perusahaan karena dia sudah berpengalaman di dua tempat kerja dahulu. Pada suatu saat ada masalah yang besar di perusahaan yang baru dia tempati. Dengan adanya masalah tersebut konsekwensinya target seluruh karyawan dinaikkan agar bisa mengurangi dampak masalah yang ada. Dia pun menjadi sangat tertekan dengan adanya kebijakan baru tersebut. Dia berpikir bahwa sudah bekerja dengan keras, namun karena adanya kesalahan dari management, semua karyawan harus menerima akibatnya dan harus menanggung bersama. Setelah itu dia mulai berpikir lagi apakah dia harus mencari pekerjaan lain lagi? Apakah tidak ada pekerjaan di dunia ini yang bisa membuat dia nyaman dan tentram selama-lamanya?

Bila kita bercermin pada kisah di atas, memang tidak bisa kita pungkiri dalam kehidupan, kita akan selalu mencari sesuatu yang nyaman dan menyenangkan. Kita sebagai manusia biasa akan selalu mencari zona nyaman dalam bekerja. Namun apakah akan selamanya kita bisa memperoleh zona tersebut? Dari pengalaman di atas mungkin jawabannya adalah tidak. Tidak ada kerja yang bisa nyaman seterusnya. Tidak ada kerja yang bisa menjamin kita enjoy selamanya. Ada saat-saat dimana kita harus bisa mengerti dengan kondisi yang ada di dalam dunia kerja kita. Dimanapun kita bekerja, pasti akan menemui fase-fase yang mungkin tidak bisa kita bayangkan sebelumnya. Fase dimana kita harus rela untuk bekerja lebih keras lagi dan kenyamanan yang semakin berkurang. Namun itulah yang terjadi di dunia kerja secara nyata.

Nah dengan kondisi seperti itu, apa yang bisa kita perbuat? Sebenarnya semua itu tergantung dari apa tujuan utama dan motivasi kita bekerja. Bila tujuan utamnya adalah dari sudut pandang ekonomi, dengan pertimbangan gaji yang tinggi, mungkin kita harus siap dengan beban dan tekanan kerja yang tinggi pula. Bila tujuan utama kita bikan dari segi ekonomi, tetapi dari segi kenyamanan, otomatis kita harus rela dengan penghasilan yang lebih kecil karena beban tanggung jawab yang lebih kecil pula. Semua pilihan mempunyai plus dan minusnya masing-masing. Tergantung kita mau mendapatkan yang seperti apa. Yang penting apapun yang kita pilih, kita harus bertanggungjawab dengan pilihan kita, apapun resikonya, karena sebenarnya bekerja adalah ibadah dan menjadi amal dan penghasilan kita untuk menopang kehidupan kita dan keluarga. Maka bersahabatlah dengan dunia kerja, niscaya kita akan diperlakukan dengan baik pula oleh dunia kerja kita.

Jumat, 26 Januari 2018

Ragu dan takut .

Hal yang sudah terjadi .
Baik atau buruk, ini lebih baik drpd hnya sekedar diam diri .

Proses.

Jangan Siksa Diri Anda dengan Rasa Takut dan Keraguan Anda Sendiri

Foto: copyright thinkstockphotos.com

67
SHARES
Rabu, 24 September 2014 12:20
Penulis :
Vemale.com - Bohong jika tak ada manusia yang tak pernah merasa takut atau ragu-ragu. Rasa takut dan rasa ragu terhadap diri sendiri adalah bagian dari emosi dan perasaan setiap manusia. Setiap orang punya rasa takut, sesekali kita pun akan merasa ragu-ragu terhadap diri kita sendiri. Tapi kenapa ada orang yang sukses dan bahagia sementara yang lain malah terus gagal dan menderita?

READ MORE
Selama di Chili Ayah Mendapat Kejutan Ini di Kamar Hotelnya
10 Tahun Lumpuh, di Hari Bahagianya Gadis Ini Akhirnya Sembuh
Ini Waktu Terbaik di 2018 Lihat Sakura di Jepang

Salah satu jawabannya adalah cara kita sendiri untuk menghadapi dan mengatasi rasa takut dan keraguan diri sendiri.

Kita pernah gagal. Kita pernah kecewa. Menyesal. Sedih. Dan merasa jadi orang yang paling sial. Banyak hal yang bisa membuat kita merasa takut dan malah ragu terhadap diri sendiri. Apakah ini sesuatu yang normal? Tentu saja, sangat normal. Tapi Anda harus bisa melakukan sesuatu agar rasa takut dan keraguan terhadap diri sendiri itu tidak malah berbalik untuk menyiksa diri Anda.

"If you never feel uncomfortable, then you're never trying anything new." Rasa takut dan ragu-ragu menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Tapi dari rasa tidak nyaman tersebut, kita sebenarnya sedang didorong untuk bisa melangkah atau melakukan sesuatu yang baru.

Hidup akan jadi terasa semakin berwarna saat kita mau membuka diri melakukan sesuatu yang baru. Hanya saja kita terkadang tidak tahu kapan saatnya untuk melakukan sesuatu yang baru jika tak ada sinyal atau alarm dari dalam diri. Nah, rasa takut dan keraguan itulah sinyal dan alarm kita.

Mungkin Anda akan sukses. Tapi bisa saja Anda gagal. Tapi perlu juga diketahui bahwa ini cara Anda, ini hidup Anda. Anda adalah satu-satunya orang yang bisa mengontrol diri Anda untuk mengatasi semua perasaan takut dan ragu dalam diri Anda sendiri. Saat Anda gagal, tak perlu merasa takut akan dimusuhi banyak orang atau dijauhi orang terdekat. Malah jika Anda tidak berani untuk mencoba, Anda menunjukkan diri And adalah orang yang gagal mengatasi rasa takut Anda sendiri.

"Feelings of fear and uncertainty have a way of making you feel unprepared." Biasanya rasa takut dan ragu itu muncul karena ada perasaan bahwa Anda tidak menyiapkan diri Anda dengan baik. Misalnya, seharusnya aku sudah pintar merangkai kata-kata sebelum memutuskan karier sebagai penulis atau seharusnya aku mengikuti pelatihan fotografi hingga mahir dulu sebelum membeli kamera profesional ini, dan sebagainya

Ladies, yang penting Anda mulai mau melakukan sesuatu. Jangan terlalu terbebani dengan persiapan yang seharusnya lebih matang atau lebih rapi. Anda bisa memperbaiki teknik-teknik Anda sambil belajar. Anda juga bisa menyempurnakan kemampuan Anda sambil terus berlatih. Just keep going, keep on moving!

Rasa takut juga tak selamanya akan membuat Anda gagal. Bisa jadi emosi negatif yang Anda rasakan sekarang menjadi pemicu Anda untuk berusaha lebih keras lagi. Perasaan tak nyaman itu juga bisa menjadi stimulus untuk sesegera mungkin mencari pemecahan masalah.

"The only real failure is not taking any action in the first place."

Kita semua punya rasa takut, ragu-ragu, dan rasa rapuh. Dan sayangnya banyak diantara kita yang membiarkan perasaan dan emosi negatif tersebut mendikte aksi atau tindakan yang kita lakukan. Jadinya Anda bisa dengan mudahnya tidak mau melakukan sesuatu karena dikuasai rasa takut dan ragu-ragu. Well, Anda tak harus jadi orang yang hebat dalam melakukan sesuatu, tapi Anda hanya perlu jadi orang yang membuat keputusan sendiri untuk melakukan sesuatu tersebut.

Last but not least, you can enjoy a lot of success by doing the things that most people make excuses to avoid.

Sabtu, 13 Januari 2018

Step .

Kenal
Komunikasi
Ambil hatinya
Jual diri, tertarik k urg
Mengalah
Jangan ! Orang alergi terhadap kata menawarkan atau menjual .

Tenang solusi proses dan berdoa .
Sales = anggap we jalan-jalan .
Pretend to be nice
Kumpul bareng orang kaya
Get social
Comfort
Confidence
Ramah .
Relasi
Kudu ngajual
Perantara
Konsultant
Dikenal/mengenal banyak orang
Berwibawa
Menyarankan/sugestikan mobil
Cari informasi
Bersosial
Pasti aya nu butuh mobil
Bukan harus menjual tapi mencari pembeli .