Rabu, 30 Januari 2019

Agama islam.

Jangan lihat pekerjaannya, tapi lihat hasilnya .

"Harus" nunggu ajal .

Apa yang menimpamu bukanlah hal buruk .

Justru bukan membuang waktumu ataupun mengurangi nilai kenikmatan yang kamu rasakan .

Mengajarkan aku bagaimana semestinya berharap
Rasa galau adalah teguran juga .

Kebijakan kebaikan ketenangan

Kamis, 24 Januari 2019

Evil

Tipu daya ada karena tidak ada yang nyata

Ada yang nyata tapi di tipu dayakan .

Minggu, 20 Januari 2019

Ngaji

Ngajimah ngaji we ath sakedeung , da tidak menyita seluruh kehidupan .

Sabtu, 12 Januari 2019

Cleansing

Kecewa .

I wasn't forgive, i just can't forget .

Tidak perlu merasa berbeda.

Tetapi memang sudah tugas kita menjadi lebih baik, kamu tidak perlu menjadi seperti mereka untuk merasa d inginkan .
Bullying comparison .

Kamu tidak perlu merasa berbeda, karena sesuatu itu dikondisikan, dan berproses .
Berjuang dan berusaha mendapatkan yang terbaik.

Membentuk .
Karena seseorang bisa saja dicintai apa adanya, bukan masalah apa yang dia miliki, melainkan kualitas dirinya dengan apa yang telah ia lalui.

Stigma bahwa seseorang akan dicintai dengan syarat2 tertentu sudah tidak berlaku lagi, Yah karena keadaan seseorang itu di kondisikan, Tidak pernah ada hal mutlak seseorang memiliki kriteria pasti dalam hidup

Tidak pernah ada standar seseorang lebih baik dari seseorang yang lainnya
Karena memang sudah menjadi tugas kita untuk menjadi lebih baik
Jika perbedaan itu memang ada
Bukanlah kekurangan atau menjadi sesuatu yang 'buruk' dalam hidup
Karena keberadaan sesuatu ataupun seseorang
Dikondisikan berdasarkan apa yang telah ia lalui
Bukan apa yang ia miliki

Apa adanya .

Jumat, 04 Januari 2019

Survive

Life is choice and consequence . Sanggup akan mau .

Harapan tidak sesuai kenyataan.

No hurt feelings, hanya saja keadaan bisa saja berbeda .

Mengisi, bersyukur, cape .

Doa dan Mengeluh adalah Dua Hal yang Berbeda, Maka Perbanyaklah Berdoa

    
26 Oktober 2018   10:57 | Diperbarui: 26 Oktober 2018   15:13 |Dibaca: 1024 | Komentar: 0 | Nilai: 9

pexels.com
"Doa dan mengeluh adalah dua hal yang berbeda. Maka perbanyaklah berdoa". Anonim

Itulah sepanjang kalimat yang pertama sekali terlihat oleh pandangan saya manakala saya membuka sebuah buku di pagi ini (26/10/2018). Kalimat tersebut langsung terbaca oleh saya. Dan otak saya pun segera merespon.

Dalam benak saya, sungguh tanpa sengaja, saya memperoleh nasehat yang luar biasa hari ini.

Baiklah saya ingin sedikit dan mencoba membaca secara lebih dalam pada dua kata-kata dalam kalimat itu. Pertama, kata doa; kedua, kata mengeluh.

Dan saya yakin sekali jika kedua hal tersebut sudah sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Disadari atau tidak, kebanyakan manusia pasti selalu mengeluh dan berdoa.

Saya sendiri juga berlaku demikian, tiap hari perasaan mengeluh mewarnai ruang waktu yang saya lewati. Mengeluh dalam arti ketidakmampuan mengatasi berbagai persoalan. Biasanya ekspresi tersebut terpancar melalui lisan dan terlihat kurang semangat.

Namun yang menarik dari catatan ini, mengapa berdoa dan mengeluh itu berbeda? Apa yang membedakannya? Pernahkah Anda menghitung berapa kali Anda mengeluh dalam satu hari, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.

Jika dibuat daftarnya, bisa jadi sepanjang hari itu kita lebih banyak mengeluh dari hal-hal yang sepele di rumah sampai hal-hal yang berat di tempat kerja atau di lingkungan tempat kita tinggal.

Jika kita merujuk pada beberapa referensi yang mengulas tentang sifat dasar manusia. Sebenarnya menurut sumber tersebut, mengeluh merupakan hal yang wajar terdapat pada diri manusia.

Karena arti dari kata 'manusia' itu sendiri adalah berkeluh kesah. Maka tidak aneh jika manusia itu kerap mengeluh. Apa-apa mengeluh, dan lain sebagainya.

Hal ini sesuai dengan Al-Quran Surat Al-Ma'arij ayat 19-21, "Sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan sifat suka mengeluh. Apabila ditimpa musibah dia mengeluh dan apabila ditimpa kesenangan berupa harta ia jadi kikir." B

erdasarkan keterangan Al-Quran dalam ayat diatas, jelas terlihat bahwa manusia memiliki sifat suka mengeluh, apalagi jika sedang ditimpa dengan sesuatu yang tidak ia senangi.

Misalnya ketika terjadi musibah, bencana alam, ketidakberuntungan, atau kerugian dan ketidakpuasan, manusia langsung bereaksi dengan berbagai keluhan. Bahkan apapun yang tidak menyenangkan hati selalu diungkapkan dengan mengeluh.

Keluhan itu sendiri juga ada level atau tingkatannya. Mulai dari sekedar mengeluarkan uneg-uneg, sampai memaki-maki Tuhan.

Namun yang perlu diingat bahwa terlalu sering mengeluh, maka lama-lama akan menjadi kebiasaan, selanjutnya dapat berubah menjadi karakter atau kepribadian seseorang. Padahal kalau dikaji, yang dikeluhkan pun adalah masalah-masalah duniawi yang ia tidak puas karenanya.

Contoh, masalah dicopot dari jabatan, atasan yang cerewet dan suka ngomel, pimpinan yang tidak adil, harta yang berkurang, kemiskinan yang mendera, dan lain sebagainya sejenis itu.

Oleh sebab itu maka kita harus hati-hati dan selalu waspada dengan kebiasaan mengeluh. Karena bukan hanya melakukan afirmasi negatif terhadap diri sendiri, juga membuat orang disekeliling kita menjadi tidak nyaman dengan sikap kita tersebut.

Dan kalau tidak dikendalikan secara baik, maka akan berubah menjadi sebuah karakter.

Sebagai seorang muslim sebetulnya dilarang untuk mengeluh terhadap kondisi kehidupan yang mereka jalani.

Termasuk jika dalam keadaan miskin, tidak boleh seorang muslim merasa bahwa dirinya tidak dikasihi oleh Tuhan. Sehingga ia selalu mengeluh akan kemiskinannya.

Tidak seharusnya seorang Muslim mengeluh akan kehidupannya karena jika ia berpikir lebih, maka ia sendiri tidak akan pernah sanggup menghitung kenikmatan yang telah ia rasakan selama ini.

Kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt yang tidak akan pernah sanggup dihitung oleh siapa pun.
Dengan banyaknya kenikmatan selama ini,  tidaklah pantas jika kita mengeluh.

Barang kali bisa jadi bahwa apa yang menimpa kita selama ini merupakan ujian atau cobaan dari Tuhan, sebab itu tidak sepantasnya manusia mengeluh terhadap ujian yang diberikan. Karena tujuan Tuhan adalah untuk meingkatkan kapasitas dan kemampuan manusia. Artinya cobaan itu sebagai cara Tuhan dalam membimbing kita. Memang terkadang hal itu tidak menyenangkan hati.

Perbanyak doa
Sebaliknya dari mengeluh, yaitu berdoa. Jika mengeluh adalah perasaan yang menolak suatu keadaan ataupun kondisi, maka berdoa adalah menyampaikan sebuah harapan.

Doa bentuknya adalah seluruh perkataan yang baik yang dipanjatkan kepada Tuhan sebagai maha kuasa. Menyampaikan segala hajatan secara tulus dengan sikap rendah hati kepada sang Khalik dapat menjadi jalan kita memohon.

Melalui doa terbaik yang dibacakan kiranya segala harapan dan keinginan dapat terkabulkan dan terwujud menjadi kenyataan.

Berbagai persoalan hidup tidak dapat diselesaikan semuanya hanya dengan tindakan atau kerja keras. Diperlukan juga doa sebagai penyeimbang dalam seluruh rangkaian usaha dan ikhtiar.

Banyak manfaat yang diperoleh melalui berdoa. Jika mengeluh membuat mental kita semakin tidak stabil, justru dengan berdoa mental, psikis kita menjadi lebih kuat dan optimis.

Membuat harapan hidup menjadi lebih besar. Sehingga orang yang selalu berdoa akan berbeda kesehatan mereka dengan orang yang setiap hari mengeluh.

Jadi kesimpulannya bahwa dalam keseharian kita hendaknya selalu memperbanyak doa, berpikir positif, optimis menghadapi berbagai masalah dan menyelesaikannya dengan baik. Bukan sebaliknya justru mengeluh tanpa makna.

Salam***

Wajar ngeluh dikondisikan .

Tidak seberapa
Target produksi atau target penjualan ? Bisa d selesaikan.

Terapi

Melihatbsisi buruk dr suatu kejadian.
Lahan fitness .
Tahun hareup kawin.

Bayangkeun lamun eweuh .

Apa yang membuatmu bertahan bukanlah tentang seperti apa yang kamu harapkan, melainkan kemampuan kamu menyesuaikan .

Bekerja membuatmu memiliki tujuan .

Ujian sabar perjuangan cobaan . Syukuri .

Kamis, 03 Januari 2019

Iman , sholat dan sabar . Berdoa .

Masih banyak hal yang perlu diperbaiki .

Sabar dan putus asa .

Yakinlah Rencana Allah Itu Lebih Baik – Optimalkan Saja
OCTOBER 11, 2012
(Last Updated On: October 11, 2012)
Saat Kenyataan Tidak Sesuai Dengan Keinginan

Kadang, kita mendapatkan kondisi atau kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Maksud hati ingin mendapatkan A, kita malah mendapatkan B padahal hal ini tidak kita inginkan. Lalu kebanyakan orang mengeluh. Padahal, kita sudah membaca ayat Al Quran yang cukup populer ini.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216)

Benar Sich Tapi Sulit…

Namanya juga sesuatu yang kita benci, pasti sulit. Namun akan lebih sulit jika Anda tidak bisa menerimanya. Saat Anda tidak bisa menerima kenyataan itu, hati Anda sakit, perasaan Anda akan sulit, dan itu akan terjadi terus-menerus. Namun, jika Anda mau menerima kesulitan menerima kenyataan tersebut dengan ikhlas dan shabar, maka kemudahan akan Anda dapatkan setelahnya.

Manfaat Menerima Rencana Allah

Saat Anda mampu menghadapi kenyataan yang pahit dengan shabar dan ikhlas akan ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan:

Pahala atas keshabaran dan keikhlasan tersebut. Betulkan?
Peningkatan kualitas diri karena Anda sudah terlatih menghadapi yang sulit. Anda lebih shabar, lebih tangguh, dan lebih berani menghadapi kenyataan hidup.
Dan kita akan memiliki peluang mendapatkan yang lebih baik dimasa mendatang.
Coba jika tidak menerima, apa yang kita dapatkan? Hanya mata bengkak karena terus menangisinya? Atau mendapat kata-kata penghibur dari teman? Atau hanya dikasihani orang lain? Belum lagi, waktu habis sia-sia, sementara bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan kebaikan diwaktu mendatang. Rugi dua kali saat kita tidak bisa menerimanya.

Bagaimana Agar Kita Mampu Menerima Rencana Allah Meski Pahit?

Banyak orang yang hanya berkata sulit. Memang sulit, so what gitu lho? Saat Anda harus pergi ke kantor atau kuliah, naik motor atau kendaraan lainnya, resiko selalu ada di jalan. Tapi tetap saja Anda harus berangkat, meski capek dan meski menghadapi resiko. Sama halnya saat kita menghadapi kondisi yang tidak kita inginkan, memang sulit untuk menerimanya, tetapi tidak ada cara lain jika Anda ingin mendapatkan kebaikannya.

Cara Jangka Panjang: Meningkatkan Keimanan

Jika Anda masih merasa begitu sulit menerima ketentuan Allah, padahal kita sudah mengetahui apa yang dikatakan Allah melalui ayat diatas. Itu tandanya iman kita masih perlu terus ditingkatkan lagi. Semakin tinggi iman kita, insya Allah kita akan semakin kuat menerima kondisi hidup sepahit apa pun.

Jika Anda terus mengatakan sulit-sulit-sulit dan sulit, maka periksalah keimanan Anda. Temui guru-guru mintalah nasihat, baca al Quran, Dzikr, Shalat Malam, Shaum sunah, dan berbagai amalan-amalan lainnya. Sebab, setiap amalan akan memberikan tambahan kekuatan iman kepada kita. Juga, bergaulah dengan orang-orang shaleh, yang selalu memberi contoh dan nasihat kebaikan.

Bukan hanya bersikap cengeng, mengatakan sulit terus, curhat kesana kemari tetapi melupakan curhat kepada Allah, dan berharap belas kasihan dari manusia, tetapi tidak berharap dari Allah. Periksalah sikap kita selama ini.

Alihkan Fokus Anda

Seringkali, kita akan merasa sakit terus saat kita terus memikirkannya. Masalahnya, yang kita fikirkan adalah rasa sakit dan hal yang tidak kita senangi. Maka rasa sakit akan semakin kuat. Alihkan fokus Anda, daripada memikirkan rasa sakit dan hal-hal yang tidak menyenangkan, kenapa tidak fokus pada:

Kebaikan yang telah Allah siapkan dari kondisi ini. Yakinlah ada kebaikan, meski Anda belum mengetahui.
Bagaimana cara mendapatkan kebaikan itu?
Upaya apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah (jika ada).
Ambillah Hikmah

Setiap kejadian itu ada hikmah, pahit atau manis, hikmahnya selalu baik.

Rasulullah SAW bersabda; “Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi)

Salah satu kebaikan yang bisa kita dapatkan dari setiap peristiwa atau kondisi, meski pun sangat menyakitkan adalah hikmah yang terkandung di dalamnya.

Hikmah itu selalu ada, kadang perlu waktu untuk menemukan hikmah itu. Pernahkan ada orang yang berkata,

“Untung saja saat itu saya tidak pergi.”

“Untung saja saya di PHK dan sekarang jadi pengusaha sukses.”

Di PHK memang pahit, kita kehilangan sumber penghasilan yang mungkin satu-satunya. Dan kita mengalami hari-hari yang sulit setelah itu. Namun saat menghadapinya dengan keshabaran dan keikhlasan, kondisi seperti ini bisa menjadikan orang tersebut menjadi pengusaha yang handal.

Selalu ada hikmahnya, yakini itu!

Optimalkan Saja Kondisi Yang Ada

Jika kita sudah yakin, bahwa apa yang sedang kita alami adalah media pendidikan bagi kita agar lebih baik, maka kita bisa mengoptimalkan media ini agar memberikan pelajaran yang berharga bagi diri kita. Kita bisa belajar dari kegagalan, kita bisa memacu pikiran kita untuk mendapatkan ide brilian supaya bisa keluar dari kondisi sulit, dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi cobaan.

Jika kita melewatkan masa pendidikan tersebut hanya dengan mengeluh, menangis, dan meratapi kondisi, maka kita akan menyia-nyiakan waktu kita dengan hal yang tidak berguna.

Menerima kenyataan, melihat sisi baik, kuat, meninggal . Amalan badan, tidak bisa hanya sekedar hati .

Hal hal yang bisa mendatangkan kebaikan .

Pada akhirnya semua akan menjadi baik berhenti memikirkan kemungkinan terburuk
Jangan hanya melihat sisi buruk dari suatu kejadian
Karena kenyataannya tidak seburuk yang kita pikirkan .