Selasa, 29 Mei 2018

Jgn takut .

Lalu dari mana pikiran dan was-was takut miskin? Tanpa ragu dari setan. Kalau seseorang selalu merasa takut miskin dan takut masa depan miskin, itu berasal dari was-was setan. Dalilnya:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 268)

Allahu a’lam.[]

Dalam QS. At-Taubah [9]: 28, Allah memberikan penegasan bagi umat Islam Mekah agar tidak khawatir perdagangan mereka melemah dan mengalami krisis dengan dilarangnya orang-orang musyrik memasuki Masjidil Haram setelah tahun 9 Hijriah. Karena, Allah yang akan memberikan kekayaan kepada mereka.
Dalam penafsiran yang lebih luas ayat di atas juga menegaskan bahwa jangan takut miskin karena gemar bersedekah. Karena, Allah, pemilik nama Al-Mughniy, yang akan memberikan kekayaan kepada kita. Kekayaan Allah itu meliputi segala kekayaan yang ada di langit dan di bumi. Bahkan, kekayaan Allah itu jauh lebih luas daripada alam jagat raya ini.
Patut kita renungkan ayat Al-Qur’an berikut ini.
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan dan menyuruh kamu  berbuat keji (kikir); sedangkan Allah menjanjikan ampunan untuk kalian dari-Nya dan karunia, dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 268).
“Katakanlah, ‘Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya, dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba [34]: 39).
Surat Al-Baqarah ayat 268 di atas menerangkan bahwa setan menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan jika gemar bersedekah. Sedangkan, Allah menjanjikan karunia-Nya yang luas. Di surat Saba ayat 39 kembali ditegaskan bahwa Allah pasti membalas infak dan sedekah yang kita keluarkan.
Karena itu, siapa saja yang kikir, tidak mau berinfak dan bersedekah, padahal ia dikaruniai kelapangan harta, itu berarti ia mendustakan Allah dan membenarkan setan. Karena, dia tidak yakin dengan janji balasan karunia dari Allah. Sementara, secara tidak langsung dia meyakini kebenaran bisikan setan. Naudzubillah…  

Sumber : Buku Menjadi Milyarder Muslim

Dalam kehidupan di zaman modern penuh fitnah dewasa ini, kita jumpai banyak sekali manusia yang hidup dipenuhi kegelisahan berkepanjangan. Dan salah satu kegelisahan tersebut bersumber dari kekhawatirannya akan jatuh miskin. Inilah fenomena nyata yang membuktikan betapa faham materialisme telah mendominasi mayoritas penduduk planet bumi. Kebanyakan orang saat ini jauh lebih takut akan kehilangan harta daripada kehilangan iman dan keyakinannya akan Allah Sang Pencipta jagat raya. Banyak orang telah menjadikan kesuksesan dalam kehidupan dunia sebagai tujuan utamanya. Padahal Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memperingatkan kita bahwa jika dunia telah menjadi fokus perhatian utama, maka hidup seseorang bakal berantakan dan kemiskinan bakal menghantui dirinya terus-menerus.

“Barangsiapa yang menjadikan dunia ambisinya, niscaya Allah cerai-beraikan urusannya dan dijadikan kefakiran (kemiskinan) menghantui kedua matanya dan Allah tidak memberinya harta dunia kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR Ibnu Majah 4095)
Dan sebaliknya, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menegaskan bahwa hanya orang yang niat utamanya ialah kehidupan akhirat, maka hidupnya bakal berada dalam penataan yang rapih dan hidupnya akan dihiasi dengan kekayaan hakiki, yakni kekayaan hati. Bahkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjamin orang tersebut bakal memperoleh dunia dengan jalan dunia yang datang kepada dirnya secara tunduk bahkan hina, bukan sebaliknya, ia yang harus mengejar dunia dengan hina sehingga merendahkan martabat diri.

“Dan barangsiapa menjadikan akhirat keinginan (utamanya), niscaya Allah kumpulkan baginya urusan hidupnya dan dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimanapun keadaannya (dengan tunduk).” (HR Ibnu Majah 4095)

Apa yang dapat kita simpulkan dari hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam di atas? Kesimpulannya ialah jika seorang hamba hidup dengan senantiasa sadar dan yakin bahwa Allah adalah Pemberi Rezeki sesungguhnya dan bahwa tugasnya sebagai orang beriman ialah terus-menerus mengokohkan keyakinan akan hidup yang sesungguhnya ialah di kampung akhirat nan kekal, bukan di negeri dunia nan fana ini, maka dengan sendirinya Allah-pun akan membalas keyakinannya yang mulia dan benar itu dengan balasan yang selayaknya sebagaimana Allah sendiri janjikan di dalam KitabNya:

”Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl ayat 97)

Barangsiapa ber’amal sholeh, maka Allah jamin kehidupannya bakal baik di dunia dan Allah bakal balas dengan yang jauh lebih baik dari ’amal sholehnya di akhirat kelak. Namun, saudaraku, itu semua dengan syarat yang sangat fundamental, yaitu ”dalam keadaan beriman.” Dan iman yang paling pokok ialah ber-tauhid. Termasuk di dalamnya ialah hanya bergantung kepada Allah Yang Maha Ahad (Esa), tidak bergantung kepada apapun atau siapapun selain Allah.

Oleh karenanya, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memberikan kabar gembira kepada setiap muwahhid (ahli tauhid). Bahwa hidup mereka bakal dijauhkan dari kemiskinan. Dan untuk memperoleh jaminan tersebut ternyata cukup dengan setiap kali pulang ke rumah membaca ayat pertama surah Al-Ikhlas sebelum masuk ke dalam rumah. Tentunya itu semua dilakukan bukan sekedar sebagai mantera berupa komat-kamit di bibir belaka. Namun ia mestilah diiringi dengan keyakinan penuh akan makna dari ucapan kalimat tersebut: “Qul huw-Allahu Ahad” (Katakanlah: Allah itu Maha Esa). Artinya, ucapkanlah sambil meyakini sedalam mungkin di dalam hati bahwa tidak ada tempat selain Allah untuk memohon dan mengharapkan datangnya rezeki berkah yang bakal mencukupi hidup kita plus hidup anak-istri plus biaya kita untuk beribadah, ber’amal, berda’wah dan berjihad di jalan Allah Ta’aala.

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca “Qul huw-Allahu Ahad” (surah Al-Iklash ayat pertama) ketika masuk ke dalam rumahnya, maka kefakiran (kemiskinan) bakal tertolak dari penghuni rumah tersebut dan kedua tetangganya.” (HR Thabrani)

”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia (penagih hutang/debt collector).”

– Pencinta Quran –

Janganlah khawatirkan rezekimu, karena Allah sudah menjaminnya untuk semua yg hidup… Tapi khawatirkan amalanmu, karena Allah tidak menjamin Anda masuk surga.
Simaklah dg seksama uraian indah Ibnul Qayyim –rahimahullah– berikut ini:

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti -dengan rahmatNya- membuka jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.

Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya dua jalan rezeki yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka empat jalan rezeki lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah –subhanahu– membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- delapan jalan rezeki, itulah pintu-pintu surga yg berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.

Dan begitulah Rabb –subhanahu-, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhal dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga”.

[Kitab Al-Fawaid, hal: 57]

Penulis: Ustadz Musyaffa Ad Darini

Artikel Muslim.Or.Id

Sabtu, 26 Mei 2018

Loved it .

Kesempurnaan achievement kepuasan . Informative .

7 Tanda Anda Berada Di Pekerjaan Yang Tidak Tepat

6 March 2014/ Articles/ By Ronald Sembiring7 COMMENTS

57 Shares

 

Apakah Anda menikmati pekerjaan Anda saat ini? Bisakah Anda tertawa bahagia dan merasa bersyukur dengan pekerjaan Anda? Anda sangat menikmati hari-hari yang Anda lewati di kantor beserta rekan sekerja Anda. Setiap pekerjaan yang Anda kerjakan bagaikan sebuah tantangan tersendiri untuk diselesaikan. Atau bahkan sebaliknya. Anda merasa tidak berdaya, tidak termotivasi, dan tanpa Anda sadari wajah Anda kelihatan semakin tua, dengan beban kerja yang terlalu berat dan sangat melelahkan diri Anda.

Bila Anda merasakan tidak bahagia di pekerjaan Aanda, Anda wajib membaca artikel ini sampai akhir. Tapi jika sudah merasa bahagia dan menikmati pekerjaan Anda sekarang, Anda perlu membaca artikel ini hingga selesai. Agar Anda mendapatkan  pemahaman yang lengkap tentang tanda pekerjaan yang tepat. Anda bisa mencocokkan apakah pekerjaan yang Anda lakukan saat ini sudah sesuai dengan tanda yang saya akan jelaskan.

Banyak orang bekerja hanya sekedar bekerja tanpa memiliki tujuan yang pasti untuk  mengembangkan potensi mereka. Pada umumnya tujuan mereka bekerja hanyalah untuk mendapatkan penghasilan, agar mereka bisa meyambung hidup sendiri dan keluarga, menyimpan penghasilan, dan membeli sesuatu barang yang berharga buat mereka. Ini bukanlah alasan yang salah. Hanya saja tidak pernah terpikirkan oleh kebanyakan dari mereka untuk  menikmati satu pekerjaan dan berkembang di bidang profesi yang sedang mereka geluti.

Inilah penyebab mengapa banyak pekerja (karyawan) tidak bisa bahagia dan berkembang di bidang pekerjaan mereka. Saya akan berbagi sedikit informasi pada Anda, bagaimana pekerjaan yang bisa memberikan Anda kebahagiaan. Secara tidak langsung Anda bisa mengembangkan potensi yang Anda miliki tanpa harus berada di bawah tekanan berat yang membuat Anda tidak bisa bahagia.

Tanda Berada di Pekerjaan Yang Salah

Bagaimana kita bisa tahu, kita tidak akan bisa berkembang dalam bidang pekerjaan yang kita geluti? Berikut adalah tanda Anda berada di pekerjaan yang belum tepat.

Pertama, Anda tidak bahagia. Ini adalah tanda bahwa Anda tidak bisa menikmati pekerjaan Anda. Pekerjaan Anda tidak bisa memberikan kebahagiaan kepada Anda melalui tantangan, gairah untuk menyelesaikan pekerjaan Anda. Ini sangat mudah dirasakan tentunya.

Di sini Anda harus tahu bahwa, pekerjaanlah yang membuat Anda tidak bahagia. Bukannya lingkungan dan orang-orang di sekeliling Anda. Bisa saja Anda suka dan bahagia dengan melakukan pekerjaan Anda, tetapi lingkungan dan budaya pekerjaanlah yang membuat Anda tidak bisa bahagia. Mungkin karena masalah pekerjaan ataupun masalah pribadi sebagai sumber ketidak bahagiaan.

Kedua, motivasi yang rendah. Ketika jam weker Anda berdering di pagi hari, Anda telah merasakan betapa beratnya masuk kerja hari itu. Pikiran Anda mengeluarkan semua hal-hal yang membuat Anda tidak tidak termotivasi. Apakah pekerjaan yang menumpuk, dikejar oleh deadlineatapun orang-orang yang harus Anda atur untuk menyelesaikan target penjualan yang masih jauh dari harapan. Bila hal ini terjadi, cobalah melihat tujuan Anda kembali ketika Anda diterima bekerja di pekerjaan Anda sekarang.

Ketiga, Anda terlalu banyak mengeluh. Mungkinkah pekerjaan yang terlalu ringan buat Anda sehingga Anda tidak merasa tertantang untuk mengerjakannya. Sehingga pekerjaan itu harus menumpuk dan membuat Anda mengeluh karena sudah diuber oleh atasan Anda. Atau mungkin pekerjaan Anda terlalu berat sehingga Anda tidak mengetahui cara cepat untuk menyelesaikanya. Anda tidak menguasai skill yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Anda. Akhirnya pekerjaan Anda tidak selesai.

Jurus terakhir yang Anda gunakan adalah mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahan Anda. Apakah itu rekan sekerja Anda, divisi lain yang terkait atau beban kerja yang Anda terima. Bila Anda terlalu banyak mengeluh maka Anda wajib waspada, bahwa pekerjaan Anda bisa membawa dampak buruk untuk kesehatan Anda.

Keempat, tidak ada kemajuan pada pekerjaan dan diri sendiri. Meskipun Anda diberi pelatihan yang sangat akan membantu Anda dalam penyelesaian pekerjaan yang Anda miliki. Selalu ada saja hal dan situasi yang membuat ada tidak bisa menyelesaikan pekerjaan Anda dengan benar dan tepat waktu sesuai dengan yang telah diajarkan di pelatihan tempat kerja Anda.

Selain itu Anda juga tidak menunjukkan adanya perkembangan dalam diri Anda. Baik secara skill dalam bekerja, kedewasaan Anda dalam menghadapi masalah. Baik di pekerjaan dan di lingkungan tempat tinggal Anda. Bukannya kualitas diri Anda yang meningkat tetapi Anda malah berkubang di emosi yang membuat Anda semakin tidak berdaya.

Kelima, melakukan hanya untuk uang. Uang bukanlah satu-satunya sumber motivasi seseorang yang berada pada pekerjaan yang tepat. Mereka yang berada pada pekerjaan yang tepat, tidak mempedulikan tentang uang. Bukan berarti mereka tidak butuh uang. Mereka tetap butuh uang. Mereka memiliki motivasi intrinsik yang membuat mereka menjadi yang terbaik di bidang pekerjaan mereka. Itulah salah satu penyebab mereka bisa menikmati pekerjaannya. Mereka merasa bahagia, merasa tertantang dan mereka bisa mengembangkan diri tanpa ada unsur paksaan dari tempat mereka bekerja.

Bila tujuan Anda hanya untuk mendapatkan penghasilan di pekerjaan sekarang tanpa memiliki motivasi intrinsik, maka Anda wajib waspada terhadap diri Anda. Karena bisa jadi Anda akan menghabiskan waktu Anda di pekerjaan sekarang tanpa bisa menjadi yang terbaik di bidang pekerjaan yang Anda geluti. Ia kalau Anda bisa bertahan, kalau Anda dipecat (hehehe pasti happydong, kan Anda 2PMTK bro) Mungkin akan ada orang berkata seperti ini. Memang benar, tetapi bukanlah hal yang mudah untuk mendapatkan pekerjaan saat sekarang ini.

Keenam, hubungan yang tidak harmonis dengan atasan dan rekan kerja. Tanda yang sangat jelas bila kita menikmati pekerjaan adalah dengan adanya komunikasi yang baik dengan teman kerja atau atasan kita. Kita bisa berdiskusi dengan sangat asyik tanpa merasakan perasaan negatif terhadap mereka.

Bila malah sebaliknya, Anda perlu mencari tahu dan menyelesaikan masalah ini dengan atasan dan rekan kerja Anda. Karena mereka akan memberi pengaruh yang sangat besar kepada Anda dalam masuk ke jalur pekerjaan yang tepat.

Ketujuh, Anda mengalami stress yang berlebih dan berkepanjangan. Stress memiliki peran dan manfaat tersendiri dalam membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik. Orang yang mampu mengatasi stres yang positif dan bisa dikendalikan akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan pantang menyerah. Stress yang berlebih dan berkepanjangan malah menjadi satu beban yang tidak memperdayakan dan “menghancurkan” orang yang mengalaminya.

Ada empat jenis stres, yaitu eustres, distres, hiperstres, dan hipostres. Faktor yang menyebabkan stress disebut dengan stressor. Eustres adalah stres jangka pendek yang memberikan kekuatan. Eustres bersifat menantang dan memberikan kekuatan, motivasi, kreatifitas dan pengharapan untuk bisa mengatasi stres atau masalah yang sedang dihadapi. Stres inilah yang baik untuk kita, yang memicu kita mengatasi setiap masalah. Saat berhasil mengatasinya kita akan berkembang secara pribadi. Meskipun suatu saat nanti kita menghadapi masalah yang sama maka kita  merasa lebih mudah mengatasinya karena sudah punya pengalaman sebelumnya dengan masalah yang sama.

Distres adalah stres yang kita pandang terlalu berat dan tidak bisa di atasi. Kita merasa bingung dan tidak berdaya untuk mengatasi stres jenis ini, karena terjebak dalam kondisi dan situasi yang tidak bisa dikendalikan.

Hiperstres terjadi didorong melampaui kemampuan untuk bertahan dan mengatasi tekanan. Hiperstres muncul akibat dari kondisi beban kerja yang terlalu berlebihan. Saat seseorang mengalami hiperstres, hal-hal kecil dan sepelepun bisa memicu respon emosi yang sangat kuat. Mereka bisa berprilaku marah besar atau menangis hebat. Hipostres adalah kebalikan dari  hiperstres.

Hipostres terjadi saat seseorang merasa hidupnya monoton, tidak ada tantangan dan membosankan. Orang yang mengalami hipostres sering gelisah, tidak bersemangat dan apatis.

Bila Anda berada pada jenis stres eustres maka Anda memiliki peluang untuk menjadi lebih baik bila berhasil mengatasinya. Bila berada pada stres yang lain, maka Anda perlu mencari solusi untuk mengatasi masalah Anda.

Inilah beberapa tanda yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui Anda berada pada pekerjaan yang tidak tepat. Bila Anda sedang mengalami salah satu atau lebih, saran saya secepatnya cari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Tanda Anda Berada Dalam Pekerjaan Yang Tepat

Berikut tanda yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui Anda sudah berasa pada pekerjaan yang tepat dan pada jalur benar dalam bekerja.

Pertama, bekerja di passion Anda. Passion adalah rasa suka atau antusiasme yang sangat kuat terhadap sesuatu atau suatu aktivitas. Bisa diartikan bahwa passion adalah hal yang sangat suka Anda lakukan, alami, rasakan, jalani dan menjadi dalam hidup Anda. Bila Anda bekerja pada passion Anda, maka Anda akan sangat menikmatinya, memiliki motivasi yang tinggi, merasa bahagia, mudah berkembang baik untuk passion dan diri Anda dan menjadi yang terbaik di bidang tersebut.

Kedua, Anda memiliki 4E. Menurut Sapta Dwikardana seorang dosen di salah satu universitas ternama di Bandung, menyatakan bahwa “ tanda bahwa kita sudah berada pada pekerjaan yang tepat adalah bila kita sudah memiliki 4E.” Apa itu 4E? 4E adalah singkatan dari, easy (mudah), enjoy (bahagia), excellent (unggul) dan earn (menghasilkan). Bila Anda sudah memiliki keempat ini maka Anda sudah berada dalam pekerjaan yang tepat. Ingat bahwa Anda harus memiliki keempat ini. Bila Anda tidak bisa memiliki keempat ini maka Anda belum berada pada pekerjaan yang tepat

Bisa Anda bayangkan sebuah tower yang bersiri dengan 4 kaki penyangga. Bila salah satu kaki penyangga tidak ada maka tower tersebut tidak akan bisa berdiri dengan tegak dan sempurna. Bahkan tower tersebut bisa roboh dan merusak bangunan yang ditimpa oleh tower tersebut. Sama seperti 4E ini, bila Anda hanya easy, enjoy, dan excellent maka yang terjadi adalah sebuah pekerjaan yang Anda bayar dengan harga tinggi. Ini sama saja dengan hobby yang dimainkan dengan bayaran tinggi, seperti main golf, ofroud, menyelam dll. Meskipun pekerjaan tersebut bisa memberikan anda kesenangan dan kebahagian. Coba Anda cek dipekerjaan Anda, apakah Anda sudah memiliki 4E di atas?

Bagaimana bila saya merasa sudah berada pada passion (enjoy) saya dan saya belum bisa berkembang? Mungkin Anda akan bertanya seperti ini.

Kalau Anda merasa sudah bekerja pada passion Anda dan belum ada perkembangan yang Anda rasakan atau bahkan kemajuan belum seperti yang Anda harapkan, maka Anda perlu belajar atau mengembangkan skill yang Anda miliki. Skill inilah yang menghambat Anda untuk menyelesaikan pekerjaan Anda.

Cari tahu skill apa yang bisa membantu Anda untuk mengatasi masalah pekerjaan yang sedang menghambat Anda saat ini. Bila Anda sudah mengetahuinya, pelajari dan kuasailah. Skill ini akan sangat membantu Anda dalam mengatasi masalah Anda. Teruslah belajar untuk mengembangkan kemampuan Anda untuk menjadi yang terbaik di pekerjaan Anda.

Apa yang bisa Anda dapatkan bila Anda sudah berada tepat pada dua tanda ini?

Hal utama yang bisa Anda dapatkan adalah Anda menikmati pekerjaan Anda, merasa bahagia, memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja, semangat, tidak memikirakan hitungan lembur, menikmati pekerjaan Anda, berkembang di bidang yang Anda sukai bahkan Anda akan memiliki koleksi “moment” indah yang tidak bisa Anda miliki bila tidak berada pada pekerjaan yang tepat. Inilah beberapa hal yang tidak bisa dibeli dengan uang. Anda hanya bisa mendapatkanya bila Anda berada pada passion (pekerjaan) yang tepat.

Mungkin saja pekerjaan Anda saat ini bukanlah passion Anda. Anda perlu mencari ke dalam diri Anda yang paling dalam. Ketika Anda sudah menemukanya, kembangkan sebaik mungkin. Semakin Anda berada pada passion Anda maka Anda semakin mudah untuk bertumbuh dan berkembang menjadi yang terbaik. Terakhir, sudahkan Anda mengetahui Anda berada pada pekerjaan yang tepat? Atau mungkin sebaliknya. Berikan komentar Anda.

MENCARI TAHU APA YANG INGIN ANDA LAKUKAN DALAM HIDUP

Saatnya mencari tahu apa yang ingin Anda lakukan dengan hidup Anda, ada 2 hal penting yang selalu harus Anda perhatikan yaitu “dimana Anda sekarang” dan “apa yang dapat Anda lakukan”.

Kita sering sekali mendengar kalimat seperti:

  • Anda bisa menjadi apapun yang Anda inginkan.
  • Anda bisa melakukan apapun selama Anda percaya pada diri Anda sendiri.
  • Semua orang bisa sukses. Kalau saya bisa maka Anda juga bisa.

It’s a bullshit.

Tidak semua orang bisa sukses, tapi setiap orang dapat berusaha untuk menjadi sukses. Faktor “keadaan” sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang, namun bukan berarti kita harus menyalahkan keadaan dan keberuntungan yang kita punya.


Definisi sukses itupun berbeda-beda tergantung pribadi masing-masing. Tetapi dalam pembahasan kali ini, mari kita anggap saja sukses adalah “melakukan apa yang ingin Anda lakukan”.

Sebagian orang cukup beruntung karena mereka sudah tahu harus kemana dan ingin melakukan apa dalam hidupnya, namun sebagian besar masyarakat khususnya anak muda selalu bertanya “bagaimana saya tahu apa yang ingin saya lakukan dengan hidup ini?”, merasa tersesat dan kehilangan jati diri, bingung dalam menentukan apa yang ingin Anda lakukan dalam hidup (bahkan sampai tua), dan merasa bosan dengan kehidupan Anda sehari-hari.

Kembali kepada 2 poin yang terpenting yaitu “dimana Anda sekarang” dan “apa yang dapat Anda lakukan”, artinya ada “opportunity” atau kesempatan yang harus Anda ambil. Tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama, dan jika Anda tidak memiliki kesempatan maka satu-satunya jalan adalah menciptakan kesempatan itu.

Contoh: jika bapak presiden Jokowi lahir dilingkungan yang berbeda, dipedalaman desa yang kumuh yang bahkan tidak ada akses listrik dan air, mungkin saja sekarang dia sedang menjadi petani didesa menjalani hidup sehari-hari dengan sederhana. (ini hanya ilustrasi tentang faktor keadaan)

Artinya keadaan Anda sangat dominan, ekonomi keluarga Anda (apakah Anda lahir dikeluarga yang cukup mampu), lingkungan Anda (level/kelas pergaulan Anda), status Anda dan lain-lain.

Sekarang mari cari tahu apa yang harus Anda lakukan jika Anda bingung mau melakukan apa dengan hidup ini…

1. Pertama sadari “keadaan” Anda dan pilihan yang Anda punya

choice– Anda ingin menjadi dokter tetapi tidak mampu membayar biaya kuliah kedokteran.

– Anda mau jadi pilot tetapi tinggi badan tidak lolos persyaratan yang diperlukan.

– Anda mau jadi atlit basket tetapi kedua kaki Anda sudah lumpuh dan tidak mampu berjalan.

– Anda mau jadi pramugari tetapi Anda seorang laki-laki.

Forget it.

Hidup ini tidak adil, dan menyalahkan keadaan hanya akan membuatnya semakin buruk. Jika Anda menuntut hidup untuk berlaku adil maka Anda hanya akan semakin frustasi dan sedih, pada kenyataannya akan selalu ada orang yang tidak sepintar/sehebat Anda tetapi lebih sukses dari Anda, atau mereka yang tidak serajin Anda tetapi jauh lebih kaya dari Anda.

Tekad dan kerja keras tidaklah cukup, kepintaran juga tidaklah cukup, bahkan talenta/bakat juga tidak akan cukup. Menyalahkan keadaan/ekonomi/pemerintah/orang lain tidak akan membantu Anda. Yang perlu Anda lakukan adalah

“lihat diri Anda sendiri, bagaimana keadaan Anda, dan tanyakan apa yang dapat Anda lakukan sekarang.”

choise-chance-change

Apabila itu semua berada diluar kendali/kontrol/kemampuan Anda maka segera lupakan dan move on, cari kesempatan lain, jika tidak ada maka ciptakan kesempatan tersebut (no. 2 dan 3). Dengan melakukan ini maka semua energi Anda akan difokuskan untuk hal-hal yang hanya meningkatkan kesejahteraan hidup Anda dan Anda akan terbebas dari kesedihan karena ketidak-adilan hidup ataupun keadaan.

2. Belajar dari anak kecil

anak-kecil-bermainMari kita flashback sejenak kembali kemasa lalu.

Ingat saat Anda kecil apa yang ingin Anda lakukan dengan hidup Anda, bagaimana kita suka bermimpi ingin menjadi seseorang yang luar biasa, kita ingin menjadi presiden, direktur, astronot, dokter, magician, atlit, ilmuwan, superhero, dan sebagainya. Jarang sekali ada anak kecil yang mau jadi karyawan bank, atau akuntan. Seiring dengan berjalannya waktu realita membuat kita menurunkan ambisi masa kecil kita.

Tetapi yang paling penting adalah anak kecil memiliki ambisi dan tidak peduli dengan realita, mereka menikmati mimpi-mimpi mereka dan tidak takut bermimpi. Pemikiran yang sangat simpel, bermainlah seperti anak kecil, jangan terlalu banyak melakukan analisis, cukup pilih sesuatu dan nikmatilah.

Pikirkan apa yang sejak dahulu ingin Anda lakukan, jika Anda tidak tahu pilihlah sesuatu yang ingin Anda coba. Lakukan saja dan enjoy, jangan menganalisis apakah ini akan berhasil atau tidak, apakah ini menghasilkan banyak uang, apakah ini bisa dilakukan atau tidak, bayangkan diri Anda adalah anak kecil yang sedang bermain.

Jangan terburu-buru menganggap serius apa yang Anda lakukan, ini bukan pilihan hidup atau mati, cukup nikmati yang Anda lakukan, sukses akan datang jika memang Anda punya passion disana.

Saat pertama kali Bill Gates atau Mark Zuckerberg membuat program komputer, saya tidak yakin mereka melakukan analisis bisnis atau mencari profit dari sana, mereka menikmati apa yang mereka lakukan, simply enjoy, just playing and do it for fun.

Atau saat Messi pertama kali bermain sepak bola, dia tidak memikirkan bahwa itu akan membawanya menjadi atlit seperti sekarang, dia melakukannya karena menikmatinya. Simply play.

“Money is not a motivating factor. Money doesn’t thrill me or make me play better because there are benefits to being wealthy. I’m just happy with a ball at my feet. My motivation comes from playing the game I love. If I wasn’t paid to be a professional footballer I would willingly play for nothing.”

– Lionel Messi

Saat Steve Jobs berkelana pergi ke India atau saat dia mempelajari budaya Timur dan kaligrafi, dia tidak memikirkan hal-hal tersebut akan menjadi sesuatu yang berguna dimasa depannya, percayalah pada intuisi Anda dan follow your heart.

steve-jobs-connect-dotsJadilah anak kecil yang menikmati hidup, anak kecil yang tujuannya adalah bahagia, melakukan apa yang bisa dia lakukan dan tidak terlalu memikirkan masa depan yang kompleks karena apa yang mereka lakukan hari ini jauh lebih penting.

3. Mencobalah sebanyak-banyaknya

coba-sebanyak-banyaknyaJika memang Anda tidak tahu mau melakukan apa atau mencoba melakukan apa dalam hidup Anda, maka metode terakhir adalah Anda harus mencoba hal-hal baru yang belum pernah Anda lakukan sebanyak-banyaknya. Cobalah sesuatu yang tidak pernah Anda lakukan sebelumnya, dan teruslah mencoba. Pada tahap ini Anda akan banyak mengalami kegagalan, kembali pada poin ke 2, anak kecil mencoba banyak hal dan mempertanyakan segalanya, mereka tidak takut gagal, begitu pula dengan Anda, pertanyakanlah semuanya dan cobalah. Apakah Anda sudah mencobanya dan sungguh-sungguh terlibat didalamnya, apapun kesalahan atau kebodohan yang mungkin akan Anda buat nantinya perlu diingat bahwa “itu tidaklah begitu penting”.

Banyak sekali anak muda yang menyia-nyiakan masa mudanya hanya karena takut gagal, takut mencoba hal-hal baru, malu dengan lingkungan sekitar jika berbeda dari yang lain, dan juga takut melakukan kesalahan. Merasa down jika tidak lolos interview pekerjaan, merasa depresi saat ditolak dan sebagainya. Ingatlah “it’s not really that important”, buatlah kesalahan sebanyak-banyaknya dan belajar, semua orang pasti pernah gagal dan melakukan kesalahan/kebodohan.

Tahukah Anda bahwa terkadang seseorang membeli karena tahu ada yang menjual. Seseorang menonton karena ada yang sedang ditunjukkan. People buy from people.

  • Pernahkah Anda pergi ke pasar, supermarket, atau toko dan merasa tidak enak jika tidak membeli sesuatu bahkan saat Anda sebenarnya tidak membutuhkan barang tersebut.
  • Saat Anda masuk ke restoran atau kafe dan merasa tidak enak jika tidak membeli makanan/minuman.
  • Saat Anda pergi jalan-jalan/liburan dan merasa kurang jika tidak membeli kenang-kenangan atau oleh-oleh.
  • Saat Anda menonton video-video aneh di social media atau youtube hanya karena video tersebut “exist” padahal tidak ada isinya.
  • Saat Anda membaca berita kosong hanya karena judulnya.
  • Saat Anda menonton tayangan tidak berguna di televisi hanya karena acara tersebut masih ada dan terus berjalan.

Itulah hidup, people buy from people, eksekusi dan tindakan adalah hal yang sangat penting, pastikan Anda melakukan sesuatu meskipun itu berakhir dengan kebodohan/kesalahan, semua orang dapat memberikan sesuatu untuk orang lain bahkan sesimpel perhatian Anda.



Kemungkinan jika ketiga langkah diatas masih tidak membuat Anda tahu apa yang ingin Anda lakukan dalam hidup, setidaknya Anda memiliki sedikit petunjuk harus melakukan apa dan beruntungnya jika Anda membaca artikel ini (artinya Anda memiliki akses internet) adalah Anda memiliki banyak peluang untuk melakukan banyak hal (ingat penetrasi internet di Indonesia hanya 30% dan Anda termasuk salah satunya, bersyukurlah).

Anda bisa:

  • Membuat toko online atau menjual barang secara online
  • Menjadi youtuber atau promosi online melalui media video
  • Membuat e-book atau e-learning
  • Membuat program/aplikasi untuk kehidupan sehari-hari
  • Menjadi blogger atau online writer
  • Menjadi freelancer online
  • Menjadi designer online (web, logo, foto)
  • Menjadi fotografer atau travel blogger
  • Menjual jasa programming/menjadi programmer online
  • Menjadi video maker/editor
  • Menjadi social media admin/strategist
  • Melakukan jasa promosi online atau internet marketer
  • Menjual jasa SEO & SEM
  • Membuat komik strip
  • Memulai startup

Anda memiliki akses untuk semua ilmu yang Anda butuhkan (google/wikipedia) dan kebebasan tanpa batas di internet, “use it wisely”, Anda bisa mencoba apapun didunia online, pastikan Anda tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan menjadi troller (sampah internet).

Generasi kita memiliki peluang/kesempatan yang tidak akan pernah dimiliki oleh generasi para orang tua kita, manfaatkanlah itu semua, dan yang penting adalah “do something”, lakukan sesuatu bahkan jika Anda tidak yakin hal itu akan membawa Anda menuju kesuksesan (you have to start something to go anywhere), mulailah dari apapun/manapun, sekecil apapun itu yang terpenting Anda melakukannya.

  • Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka Anda akan termotivasi.
  • Jangan menunggu terinspirasi baru menulis, tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
  • Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah, maka Anda pasti bisa.

Sedikit rahasia hidup bahwa:

Orang-orang bisa sukses bukan karena mereka tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka sering memulai tanpa tujuan, bahkan mereka memulai tanpa petunjuk, dan mereka menemukan pilihan tersebut diperjalanan mereka, dan saat menemukannya mereka mengejar peluang tersebut secepat mungkin dan terus-menerus, dan pada saat yang tepat mereka siap meloncat kepada pilihan berikutnya.

Now you know the secret, you better get play. Good luck 🙂

Selasa, 22 Mei 2018

Banyak sekali hal-hal unik atau aneh terjadi dalam kehidupan kita. Kita tidak bisa menolak bila kejadian-kejadian itu pada akhirnya menimpa kita, teman atau saudara-saudara kita. Dan jangan buru-buru berburuk prasangka, atau memvonis itu sebagai sebuah takdir buta. Semua hal itu bisa kita alami atau kita minta dari Sang Maha Hidup. Bukankah Tuhan Maha Pemurah, Maha Pemberi dan Maha Kuasa atas segala-galanya.

BAGAIMANA AGAR LEPAS DARI “HIDUP BEGINI-BEGINI AJA”?
Rahmat | November 13, 2017 | Optimis, Pola Pikir | No Comments
Apakah Anda termasuk orang yang mengeluh dengan hidup begini begini aja? Mau melepaskan diri dari kondisi seperti itu?

Baca artikel ini, saya akan jelaskan rahasia berubah menjadi lebih baik.

Bahkan Anda sudah membaca dan membeli produk informasi pengembangan diri dan sukses. Sudah ikut seminar sana sini dan ikut pelatihan, tetapi tidak ada perubahan yang berarti.

Kenapa?

Daftar isi
Hidup Begini-begini Aja Karena Pikiran Sendiri
Mengetahui Tidak Cukup
Semuanya Butuh Proses
Berusaha Belum Maksimal
Begini Caranya Keluar Dari Hidup Yang Stagnan
Pertama: Yakin Bahwa Anda Bisa Lebih Baik
Kedua: Anda Harus Benar-benar Menginginkannya
Tetapkan Tujuan Anda dan Buat Sistem Untuk Meraihnya
Evaluasi Kemajuan Anda
Penutup
HIDUP BEGINI-BEGINI AJA KARENA PIKIRAN SENDIRI

Langkah pertama, jangan katakan kalimat itu, apalagi Anda yakini dan mengatakannya secara berulang-ulang. Hal tersebut akan memberikan perintah ke dalam pikiran bawah sadar Anda, bahwa Anda memang seperti itu. Sementara semua tindakan Anda akan dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar.

Jika Anda masih mengeluhkan, hal tersebut, alih-alih ada perbaikan diri, justru memperkuat hal tersebut pada diri Anda. Mengeluhkan miskin, akan memperkuat kemiskinan Anda. Mengeluhkan sakit akan memperkuat sakit Anda. Mengeluhkan kekurangan akan memperkuat kekurangan yang ada.

Jadi stop mengeluh. Ahli pengembangan diri, ahli pemikiran, dan ahli sukses sudah menyepakati hal ini. Anda akan mendapatkan apa yang Anda fokuskan. Jadi jangan fokuskan pikiran Anda ke pikiran yang tidak Anda inginkan. Fokuskan saja pada kondisi yang Anda inginkan.

MENGETAHUI TIDAK CUKUP

Jika Anda merasa sudah banyak belajar, melalui buku, seminar dan sebagainya, tetapi hidup begini begini saja, artinya Anda belum menerapkan ilmu yang Anda pelajari. Ya, belum. Mungkin sudah, tetapi belum cukup untuk mengubah diri Anda.

Buku atau ebook adalah sebuah panduan, yaitu panduan Anda melangkah. Jika Anda tidak melangkah, maka panduan tersebut tidak akan ada gunanya. Sebuah peta dari satu tempat ke tempat lain tidak akan berguna jika Anda tidak mengikuti arahannya.

Mengetahui saja tidak cukup, Anda harus mengaplikasikannya, semaksimal mungkin. Dan tidak ada buku atau apa pun yang akan cocok 100% dengan Anda. Karena waktu (timming) dan latar belakang Anda berbeda dengan saat buku itu ditulis. Tentu akan ada penyesuaian.

SEMUANYA BUTUH PROSES

Untuk berubah menjadi lebih baik. Untuk meraih sukses besar. Semuanya akan membutuhkan proses dan waktu. Berapa lama Anda waktu yang dibutuhkan? Akan banyak faktor dan tidak ada yang memastikan. Ada yang membutuhkan waktu bulanan, ada yang membutuhkan waktu tahunan, bahkan ada yang membutuhkan waktu puluhan tahun.

Saya sudah banyak membaca kisah sukses. Semuanya memiliki waktu-waktu yang berbeda. Tidak ada kepastian. Jika Anda sudah berusaha meraih sukses tertentu, teruslah jangan sampai menyerah. Menyerah adalah cara pasti untuk gagal. Teruslah bergerak, karena bisa jadi sukses Anda tinggal tiga langkah lagi.

Dan dalam proses itu, kegagalan demi kegagalan hampir dipastikan selalu terjadi. Anda harus bersiap untuk menerima kegagalan demi kegagalan dan yakin setelah kegagalan akan ditemukan keberhasilan.

BERUSAHA BELUM MAKSIMAL

Ini sering terjadi, banyak yang mengaku sudah berusaha maksimal, padahal belum sama sekali. Saya sudah membahasnya di artikel ini.

Berusaha maksimal itu berkaitan dengan quantitas dan qualitas. Bisa jadi Anda belum maksimal dari segi jumlah usaha Anda. Misalnya produk Anda sepertinya tidak laku, pertanyaanya adalah sudah seberapa banyak Anda promosi? Ini berkaitan dengan quantitas.

Sudah seberapa baik kualitas materi promosi Anda? Karena kualitas materi promosi Anda yang jelek membuat orang tidak tertarik dan tidak percaya untuk membeli.

Kalau Anda membaca kisah orang-orang sukses lebih jeli dan lengkap, Anda akan menemukan bagaimana usaha mereka. Anda akan sadar bahwa usaha Anda belum ada apa-apanya.

BEGINI CARANYA KELUAR DARI HIDUP YANG STAGNAN

PERTAMA: YAKIN BAHWA ANDA BISA LEBIH BAIK

Ini langkah pertama yang tidak boleh tidak harus ada. Jika Anda tidak yakin akan lebih baik, sudah tidak ada harapan. Jika Anda lebih suka mengeluh yang berarti tidak yakin bisa memperbaiki diri sendiri, maka tidak ada yang bisa menolong Anda.

Mulai membuka pikiran. Kebanyakan orang yang tidak yakin karena dia tidak membuka pikiran. Dia merasa sudah mengetahui segalanya, sehingga apa yang menurut pikirannya tidak bisa, maka artinya tidak bisa.

Padahal, jika menurut Anda tidak bisa, bukan bearti tidak bisa dilakukan atau diraih. Tetapi Anda belum mengetahui caranya. Yakin saja bisa diraih tetapi Anda belum mengetahui caranya.

Tapi saya sudah banyak baca buku, saya jamin Anda belum benar-benar memahami dan/atau belum melakukan atau mempraktekan apa yang dijelaskan di buku tersebut. Coba pelajari dan ulang-ulang jika perlu sampai benar-benar faham.

Namun yang lebih penting adalah yakin dulu. Jika Anda sudah yakin, percayalah “cara”nya akan Anda ketahui seiring perjalanan Anda.

Baca Juga: Rahasia menjadi Orang yang Sangat Kaya: Keyakinan

KEDUA: ANDA HARUS BENAR-BENAR MENGINGINKANNYA

Kebanyakan orang mengaku sudah memiliki keinginan. Katanya siapa yang tidak ingin sukses? Siapa yang tidak ingin kaya? Nyatanya belum.

Jika Anda memang benar-benar menginginkannya, Anda harusnya mengingatnya dan memikirkannya terus menerus. Bukan malah memikirkan yang lain. Bukan memikirkan kegagalan. Bukan memikirkan kondisi saat ini. tetapi fokus memikirkan apa yang Anda inginkan.

Saat keinginan Anda lebih kuat, maka Anda akan berusaha semaksimal mungkin. Anda akan melakukan sesuatu yang berarti yang mengarah kepada keinginan Anda. Anda akan sibuk mengejar keinginan Anda.

Baca Juga: Keinginan yang Sangat Kuat

TETAPKAN TUJUAN ANDA DAN BUAT SISTEM UNTUK MERAIHNYA

Keinginan yang lebih spesifik disebut dengan tujuan. Sudahkah Anda memiliki tujuan?

Silahkan baca artikel-artikel berkaitan dengan tujuan

The Power of Goal Setting
Cara Meraih Tujuan: The Power of System
Cara Membangun Sistem Untuk Meraih Tujuan
Agar Konsisten Dalam Menerapkan Tujuan
EVALUASI KEMAJUAN ANDA

Salah satu hal yang jarang dilakukan adalah mengevaluasi apa yang kita lakukan. Anggap Anda mau bisnis online, pertanyaanya adalah sejauh mana kemajuan yang Anda raih setiap hari. Untuk langkah awal promosi dengan SEO, silahkan evaluasi sudah seberapa banyak konten yang Anda buat. Jangan dulu mengeluh jika konten masih segelintir.

Kebanyakan hasil yang tidak sesuai dengan harapan kita karena ada yang salah dan ada yang kurang. Kadang kita tidak mengetahui persis apa yang kurang dan salah, maka satu-satunya cara adalah dengan mencoba. Jika masih gagal, coba lagi dan coba lagi.

PENUTUP

Memang seperti inilah untuk meraih sukses. Tidak ada misteri. Tidak ada rumus ajaib. Semua akan sejalan dengan apa yang Anda usahakan.

Silahkan baca sampai benar-benar faham apa yang dijelaskan disini dan link-link yang terkait. Sudah cukup memberikan gambaran besar bagaimana meraih sukses.

Mulailah kalahkan diri Anda untuk berhenti mengeluh, berhenti membuat alasan, dan berhenti kalah dari rasa malas.

Berubah .

I found my own motivation and the reason . Hhe

Semoga d mudahkan dan di beri petunjuk jalannya ya .

Yah kerja itu bukan cari jabatannya tapi value akan nilai kerja kita Bahwa setiap org berhak dan boleh memiliki gambaran sempurna Perubahan itu tdk bergantung pada faktor luar Tapi dr diri kita sendiri Jadi tidak ada batasan seberapa jauh perubahan yg kita inginkan, tergantung usaha kita mengasah keahlian . Jadi memang bukan sekedar nasib atau keberuntungan . Everything actually is under control . Apa yg kita dapatkan sesuai dengan keahlian kita . Apa yg kita dapatkan bukan karena kita di nasibkan seperti itu, yah tapi memang kemampuan kitalah yg sebatas itu . Dan pemahaman seperti ini Justru memberi pemikiran positive yaitu harapan yg lebih luas Kita tidak takut akan masa depan Justru kita merasa bahwa masa yg akan datang yg masih d berikan sebagai ladang kesempatan waktu untuk kita dapat melakukan hal yg lebih baik lagi Bukan takut bahwa nanti akan begini terus. Ataupun akan lebih buruk . Yah, terlepas apakah kita bekerja d suatu perusahaan ataupun tidak, karena ilmu tidak sebatas sebuah instansi Semuanya hanya masalah kemauan saja .

Perubahan itu tergantung keahlian yg kita miliki yg berasal dari ilmu yg kita pelajari .

PERTAMA: YAKIN BAHWA ANDA BISA LEBIH BAIK

Ini langkah pertama yang tidak boleh tidak harus ada. Jika Anda tidak yakin akan lebih baik, sudah tidak ada harapan. Jika Anda lebih suka mengeluh yang berarti tidak yakin bisa memperbaiki diri sendiri, maka tidak ada yang bisa menolong Anda.

Mulai membuka pikiran. Kebanyakan orang yang tidak yakin karena dia tidak membuka pikiran. Dia merasa sudah mengetahui segalanya, sehingga apa yang menurut pikirannya tidak bisa, maka artinya tidak bisa.

Padahal, jika menurut Anda tidak bisa, bukan bearti tidak bisa dilakukan atau diraih. Tetapi Anda belum mengetahui caranya. Yakin saja bisa diraih tetapi Anda belum mengetahui caranya.

Tapi saya sudah banyak baca buku, saya jamin Anda belum benar-benar memahami dan/atau belum melakukan atau mempraktekan apa yang dijelaskan di buku tersebut. Coba pelajari dan ulang-ulang jika perlu sampai benar-benar faham.

Namun yang lebih penting adalah yakin dulu. Jika Anda sudah yakin, percayalah “cara”nya akan Anda ketahui seiring perjalanan Anda.

KEDUA: ANDA HARUS BENAR-BENAR MENGINGINKANNYA

Kebanyakan orang mengaku sudah memiliki keinginan. Katanya siapa yang tidak ingin sukses? Siapa yang tidak ingin kaya? Nyatanya belum.

Jika Anda memang benar-benar menginginkannya, Anda harusnya mengingatnya dan memikirkannya terus menerus. Bukan malah memikirkan yang lain. Bukan memikirkan kegagalan. Bukan memikirkan kondisi saat ini. tetapi fokus memikirkan apa yang Anda inginkan.

Saat keinginan Anda lebih kuat, maka Anda akan berusaha semaksimal mungkin. Anda akan melakukan sesuatu yang berarti yang mengarah kepada keinginan Anda. Anda akan sibuk mengejar keinginan Anda.

Neang babaturan anyar .

Kamis, 17 Mei 2018

Tawakal .

Minta di berikan petunjuk dan di bimbing untuk jalan rejeki yang lebih baik .

Berserah diri kepada allah Tawakal ditentukan allah doa merubah takdir
Haabunallah wa binal wakil .
Begini begono .berhasil alhamdulillah, besok juga berhasil .
Abis kesulitan pasti ada kemudahan . Tidak putus asa . Berserah diri kepada allah . Hal yang mustahil pasti jadi mungkin .

Sabar / tawakal .

Keterbatasan, kita lemah melibatkan yang kuat .

G ada yang rugi ko, jadi pahala .

TAWAKAL: Kunci Kekuatan dan Kelapangan Hati Seorang Mukmin

Seringkali dijumpai dalam firman-Nya, Allah Ta’ala menyandingkan antara tawakal dengan orang-orang yang beriman. Hal ini menandakan bahwa tawakal merupakan perkara yang sangat agung, yang tidak dimiliki kecuali oleh …

By Ummu Sa'id August 24, 2013

 329  3226  17

    

Seringkali dijumpai dalam firman-Nya, Allah Ta’ala menyandingkan antara tawakal dengan orang-orang yang beriman. Hal ini menandakan bahwa tawakal merupakan perkara yang sangat agung, yang tidak dimiliki kecuali oleh orang-orang mukmin. Bagian dari ibadah hati yang akan membawa pelakunya ke jalan-jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Diantara firman-Nya tentang tawakal ketika disandingkan dengan orang-orang beriman, “… dan bertaqwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang beriman bertawakal” (QS. Al Ma’idah: 11).

Dan firman-Nya,” Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabla dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka, bertambahlah imannya, dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal” (QS. Al Anfal : 2).

Tentunya masih banyak ayat lain dalam Al Qur’an yang berisi tentang tawakal, demikian pula sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun apakah itu sebenarnya tawakal? Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas lebih terperinci mengenai tawakal.

Definisi tawakal

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hakikat tawakal adalah hati benar-benar bergantung kepada Allah dalam rangka memperoleh maslahat (hal-hal yang baik) dan menolak mudhorot (hal-hal yang buruk) dari urusan-urusan dunia dan akhirat

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahberkata, “Tawakal adalah menyandarkan permasalahan kepada Allah dalam mengupayakan yang dicari dan menolak apa-apa yang tidak disenangi, disertai percaya penuh kepada Allah Ta’ala dan menempuh sebab (sebab adalah upaya dan aktifitas yang dilakukan untuk meraih tujuan) yang diizinkan syari’at.”

Tawakal Bukan Pasrah Tanpa Usaha

Dari definisi sebelumnya para ulama menjelaskan bahwa tawakal harus dibangun di atas dua hal pokok yaitu bersandarnya hati kepada Allah dan mengupayakan sebab yang dihalalkan. Orang berupaya menempuh sebab saja namun tidak bersandar kepada Allah, maka berarti ia cacat imannya. Adapun orang yang bersandar kepada Allah namun tidak berusaha menempuh sebab yang dihalalkan, maka ia berarti cacat akalnya.

Tawakal bukanlah pasrah tanpa berusaha, namun harus disertai ikhtiyar/usaha. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan contoh tawakal yang disertai usaha yang memperjelas bahwa tawakal tidak lepas dari ikhtiyar dan penyandaran diri kepada Allah.

Dari Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 310)

Tidak kita temukan seekor burung diam saja dan mengharap makanan datang sendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan ini, jelas sekali bahwa seekor burung pergi untuk mencari makan, namun seekor burung keluar mencari makan disertai keyakinan akan rizki Allah, maka Allah Ta’ala pun memberikan rizkiNya atas usahanya tersebut.

Syarat-Syarat Tawakal

Untuk mewujudkan tawakal yang benar dan ikhlas diperlukan syarat-syarat. Syarat-syarat ini wajib dipenuhi untuk mewujudkan semua yang telah Allah janjikan. Para ulama menyampaikan empat syarat terwujudnya sikap tawakal yang benar, yaitu:

1. Bertawakal hanya kepada Allah saja.Allah berfirman: “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Rabb-mu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Huud: 123).

2. Berkeyakinan yang kuat bahwa Allah Maha mampu mewujudkan semua permintaan dan kebutuhan hamba-hamba-Nya dan semua yang didapatkan hamba hanyalah dengan pengaturan dan kehendak Allah. Allah berfirman,“Mengapa kami tidak bertawakal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri.”(QS. Ibrahim: 12).

3. Yakin bahwa Allah akan merealisasikan apa yang di-tawakal-kan seorang hamba apabila ia mengikhlaskan niatnya dan menghadap kepada Allah dengan hatinya. Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.“ (QS. Ath-Thalaq: 3).

4. Tidak putus asa dan patah hati dalam semua usaha yang dilakukan hamba dalam memenuhi kebutuhannya dengan tetap menyerahkan semua urusannya kepada Allah. Allah berfirman, “Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah, ‘Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang agung.’”(QS. At-taubah: 129).

Apabila seorang hamba bertawakal kepada Allah dengan benar-benar ikhlas dan terus mengingat keagungan Allah, maka hati dan akalnya serta seluruh kekuatannya akan semakin kuat mendorongnya untuk melakukan semua amalan. Dengan besarnya tawakal kepada Allah akan memberikan keyakinan yang besar sekali bahkan membuahkan kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi tantangan dan ujian yang berat. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apabila Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya maka tidak ada yang bisa menyingkapnya selain Dia, dan apabila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang bisa menolak keutamaan dari-Nya. Allah timpakan musibah kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107)

Dengan mendasarkan diri pada keyakinan bahwa hanya Allah saja yang dapat memberikan kemudharatan maka seorang mukmin tidak akan gentar dan takut terhadap tantangan dan ujian yang melanda, seberapapun besarnya, karena dia yakin bahwa Allah akan menolong hambaNya yang berusaha dan menyandarkan hatinya hanya kepada Allah. Dengan keyakinan yang kuat seperti inilah muncul mujahid-mujahid besar dan ulama-ulama pembela agama Islam yang senantiasa teguh di atas agama Islam walaupun menghadapi ujian yang besar, bahkan mereka rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk agama Islam.

Tawakal yang sebenarnya kepada Allah Ta’ala akan menjadikan hati seorang mukmin ridha kepada segala ketentuan dan takdir Allah, yang ini merupakan ciri utama orang yang telah merasakan kemanisan dan kesempurnaan iman. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah Ta’ala sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya

Setiap hari, dalam setiap sholat, bahkan dalam setiap raka’at sholat kita selalu membaca ayat yang mulia, ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’; hanya kepada-Mu ya Allah kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan… Oleh sebab itu bagi seorang mukmin, tempat menggantungkan hati dan puncak harapannya adalah Allah semata, bukan selain-Nya. Kepada Allah lah kita serahkan seluruh urusan kita.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan kepada Allah saja hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar beriman.” (QS. al-Ma’idah: 23). Ayat yang mulia ini menunjukkan kewajiban menyandarkan hati semata-mata kepada Allah, karena tawakal adalah termasuk ibadah.

Tawakal yang Salah

Kesalahan dalam memahami dan mengamalkan tawakal akan menyebabkan rusaknya iman dan bisa menyebabkan terjadi kesalahan fatal dalam agama, bahkan bisa terjerumus dalam kesyirikan, baik syirik akbar (syirik besar) maupun syirik asghar (syirik kecil). Adapun kesalahan dalam tawakal yang menyebabkan terjerumus dalam syirik akbar adalah seseorang bertawakal kepada selain Allah, dalam perkara yang hanya mampu diwujudkan oleh Allah. Misalnya: bertawakal kepada makhluk dalam perkara kesehatan, bersandar kepada makhluk agar dosa-dosanya diampuni atau bertawakal kepada makhluk dalam kebaikan di akhirat atau bertawakal dalam meminta anak sebagaimana yang dilakukan para penyembah kubur wali.

Adapus jenis tawakal yang termasuk dalam syirik asghar adalah bertawakal kepada selain Allah yang Allah memberikan kemampuan kepada makhluk untuk memenuhinya. Misalnya: bertawakalnya seorang istri kepada suami dalam nafkahnya, bertawakalnya seorang karyawan kepada atasannya. Termasuk dalam syirik akbar maupun asghar keduanya merupakan dosa besar yang tidak akan terampuni selama pelakunya tidak bertaubat darinya.

Penutup

Ini semua menunjukkan kepada kita bahwa kesempurnaan iman dan tauhid seorang hamba ditentukan oleh sejauh mana ketergantungan hatinya kepada Allah semata dan upayanya dalam menolak segala sesembahan dan tempat berlindung selain-Nya. Jika kita yakin bahwa Allah ta’ala yang menguasai hidup dan mati kita, mengapa kita menyandarkan hati kita kepada makhluk yang lemah yang tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat kepada kita?

Hidup kita semuanya adalah ujian dan cobaan dari sang Khaliq, tapi perlu diingat bahwa Allah menguji kita sesuai dengan kemampuan kita…



Islamkafah.com – Kita hidup di dunia ini adalah ladang akhirat, dan selama kita masih hidup di dunia ini Allah pasti akan menguji kita untk menilai sekuat apa iman kita dan seberpa tingginya derajat kita di sisi Allah.


Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 286 :


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ


Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”


Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dan ini merupakan janji Allah, jadi sesungguhnya tidak mungkin Allah membebani kita dengan ujian yang tidak kita sanggup.


Kemudian Allah akan memberikan pahala kebaikan jika seseorang yang sedang diuji tersebut bersabar dan melakukan kebaikan dan mencari jalan keluar dengan cara yang diridhai Allah, dan sebaliknya Allah akan memberikan dosa jika ia tidak bersabar dan mencari jalan keluar dengan cara yang tidak diridhai Allah.


Sebagai contoh orang yang diuji tapi ia malah mencari jalan keluar dengan maksiat  seperti mabuk-mabukan, berfoya-foya atau bahkan na’uzubillah bunuh diri, itu semua adalah hal yang dimurkai Allah


Kemudian Allah juga berfirman dalam surat Al Insyirah ayat 5-6 :


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا


Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


Allah selalu memberikan kemudahan bagi hambanya dalam setiap ujian dalam ayat tersebut terdapat taukid atau penegasan dengan sebutan sesungguhnya jadi maknya sangat tegas Allah memberikan kemudahan setelah kesulitan, bahkan sampai dua kali Allah menyebutkannya.


Jadi kita harus yakin bahwa kita sebetulnya mampu untuk melewati semua ujian yang Allah berikan pada kita. (RN)

Orang Mukmin Tidak Pernah Stres!

Abdullah Taslim, Lc., MA. 17 June 2009 37 Comments


Sebagai hamba Allah, dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai cobaan, baik kesusahan maupun kesenangan, sebagai sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir. Allah Ta’ala berfirman,


وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ


“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Qs Al Anbiya’: 35)


Ibnu Katsir –semoga Allah Ta’ala merahmatinya– berkata, “Makna ayat ini yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang beputus asa.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/342, Cet Daru Thayyibah)


Kebahagiaan hidup dengan bertakwa kepada Allah


Allah Ta’ala dengan ilmu-Nya yang Maha Tinggi dan Hikmah-Nya yang Maha Sempurna menurunkan syariat-Nya kepada manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka. Oleh karena itu, hanya dengan berpegang teguh kepada agama-Nyalah seseorang bisa merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ


“Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan) hidup bagimu.” (Qs al-Anfaal: 24)


Ibnul Qayyim -semoga Allah Ta’ala merahmatinya- berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa kehidupan yang bermanfaat hanyalah didapatkan dengan memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka barangsiapa yang tidak memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya, maka dia tidak akan merasakan kehidupan (yang baik). Meskipun dia memiliki kehidupan (seperti) hewan yang juga dimiliki oleh binatang yang paling hina (sekalipun). Maka kehidupan baik yang hakiki adalah kehidupan seorang yang memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya secara lahir maupun batin.” (Kitab Al Fawa-id, hal. 121, Cet. Muassasatu Ummil Qura’)


Inilah yang ditegaskan oleh Allah Ta’ala dalam banyak ayat al-Qur’an, di antaranya firman-Nya,


مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs  ِAn Nahl: 97)


Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman,


وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُسَمّىً وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ


“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu (di dunia) sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya (di akhirat nanti)” (Qs Huud: 3)


Dalam mengomentari ayat-ayat di atas, Ibnul Qayyim mengatakan, “Dalam ayat-ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan bahwa Dia akan memberikan balasan kebaikan bagi orang yang berbuat kebaikan dengan dua balasan: balasan (kebaikan) di dunia dan balasan (kebaikan) di akhirat.” (Al Waabilush Shayyib, hal. 67, Cet. Darul Kitaabil ‘Arabi)


Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan ibadah shalat, yang dirasakan sangat berat oleh orang-orang munafik, sebagai sumber kesejukan dan kesenangan hati, dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,


وجعلت قرة عيني في الصلاة


“Dan Allah menjadikan qurratul ‘ain bagiku pada (waktu aku melaksanakan) shalat.” (HR. Ahmad 3/128, An Nasa’i 7/61 dan imam-imam lainnya, dari Anas bin Malik, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ish Shagiir, hal. 544)


Makna qurratul ‘ain adalah sesuatu yang menyejukkan dan menyenangkan hati. (Lihat Fatul Qadiir, Asy Syaukaani, 4/129)


Sikap seorang mukmin dalam menghadapi masalah


Dikarenakan seorang mukmin dengan ketakwaannya kepada Allah Ta’ala, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, maka masalah apapun yang dihadapinya di dunia ini tidak membuatnya mengeluh atau stres, apalagi berputus asa. Hal ini disebabkan karena keimanannya yang kuat kepada Allah Ta’ala sehingga membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allah Ta’ala berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya. Dengan keyakinannya ini Allah Ta’ala akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya. Inilah yang dinyatakan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya,


مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs At Taghaabun: 11)


Ibnu Katsir mengatakan, “Makna ayat ini: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah, sehingga dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah tersebut, maka Allah akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Dia akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan yang lebih baik baginya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/137)


Inilah sikap seorang mukmin dalam menghadapi musibah yang menimpanya. Meskipun Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya yang maha sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah Ta’ala dalam mengahadapi musibah tersebut. Tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang mukmin.


Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allah senantiasa disertai dengan sikap ridha dan ihtisab (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisab (mengharapkan pahala dari-Nya). Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Karena setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut. Adapun orang-orang kafir, maka mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisab (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan). Sungguh Allah telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya,


وَلا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لا يَرْجُونَ


“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan.” (Qs An Nisaa’: 104)


Oleh karena itu, orang-orang mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan. Akan tetapi, orang-orang mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allah Ta’ala.” (Ighaatsatul Lahfan, hal. 421-422, Mawaaridul Amaan)


Hikmah cobaan


Di samping sebab-sebab yang kami sebutkan di atas, ada faktor lain yang tak kalah pentingnya dalam meringankan semua kesusahan yang dialami seorang mukmin dalam kehidupan di dunia, yaitu dengan dia merenungkan dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allah Ta’ala jadikan dalam setiap ketentuan yang diberlakukan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Karena dengan merenungkan hikmah-hikmah tersebut dengan seksama, seorang mukmin akan mengetahui dengan yakin bahwa semua cobaan yang menimpanya pada hakikatnya adalah justru untuk kebaikan bagi dirinya, dalam rangka menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-Nya kepada Allah Ta’ala.


Semua ini di samping akan semakin menguatkan kesabarannya, juga akan membuatnya selalu bersikap husnuzh zhann (berbaik sangka) kepada Allah Ta’ala dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya. Dengan sikap ini Allah Ta’ala akan semakin melipatgandakan balasan kebaikan baginya, karena Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam sebuah hadits qudsi:


أنا عند ظنّ عبدي بي


“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku.” (HSR al-Bukhari no. 7066 dan Muslim no. 2675)


Makna hadits ini: Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta’ala. (Lihat kitab Faidhul Qadiir, 2/312 dan Tuhfatul Ahwadzi, 7/53)


Di antara hikmah-hikmah yang agung tersebut adalah:


[Pertama]


Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada pada hamba-Nya, yang kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak dibersihkan maka dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allah Ta’ala. Oleh karena itu, musibah dan cobaanlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba tersebut akan meraih pahala yang sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah Ta’ala (Lihat keterangan Ibnul Qayyim dalam Ighaatsatul Lahfan hal. 422, Mawaaridul Amaan). Inilah makna sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,


“Orang yang paling banyak mendapatkan ujian/cobaan (di jalan Allah Ta’ala) adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan) dan orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan), (setiap) orang akan diuji sesuai dengan (kuat/lemahnya) agama (iman)nya, kalau agamanya kuat maka ujiannya pun akan (makin) besar, kalau agamanya lemah maka dia akan diuji sesuai dengan (kelemahan) agamanya, dan akan terus-menerus ujian itu (Allah Ta’ala) timpakan kepada seorang hamba sampai (akhirnya) hamba tersebut berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak punya dosa (sedikitpun)” (HR At Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4023, Ibnu Hibban 7/160, Al Hakim 1/99 dan lain-lain, dishahihkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al Hakim, Adz Dzahabi dan Syaikh Al Albani dalam Silsilatul Ahaadits Ash Shahihah, no. 143)


[Kedua]


Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang mukmin kepada-Nya, karena Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang (Lihat keterangan Ibnul Qayyim dalam Ighaatsatul Lahfan, hal. 424, Mawaaridul amaan) Inilah makna sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HSR Muslim no. 2999)


[Ketiga]


Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allah Ta’ala sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang menjadikannya sangat jauh berbeda dengan keadaan dunia, karena Allah menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hamba tersebut hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti (Lihat keterangan Ibnul Qayyim dalam Ighaatsatul Lahfan, hal. 423, Mawaaridul Amaan dan Ibnu Rajab dalam Jaami’ul ‘Uluumi wal Hikam, hal. 461, Cet. Dar Ibni Hazm). Inilah di antara makna yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:


كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل


“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HSR Al Bukhari no. 6053)


Penutup


Sebagai penutup, kami akan membawakan sebuah kisah yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim tentang gambaran kehidupan guru beliau, Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah di zamannya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –semoga Allah merahmatinya–. Kisah ini memberikan pelajaran berharga kepada kita tentang bagaimana seharusnya seorang mukmin menghadapi cobaan dan kesusahan yang Allah Ta’ala takdirkan bagi dirinya.


Ibnul Qayyim bercerita, “Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui bahwa aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih bahagia hidupnya daripada gurunya, Ibnu Taimiyyah. Padahal kondisi kehidupan beliau sangat susah, jauh dari kemewahan dan kesenangan duniawi, bahkan sangat memprihatinkan. Ditambah lagi dengan (siksaan dan penderitaan yang beliau alami di jalan Allah Ta’ala), yang berupa (siksaan dalam) penjara, ancaman dan penindasan (dari musuh-musuh beliau). Tapi bersamaan dengan itu semua, aku mendapati beliau adalah termasuk orang yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya, paling tegar hatinya serta paling tenang jiwanya. Terpancar pada wajah beliau sinar keindahan dan kenikmatan hidup (yang beliau rasakan). Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan takut yang berlebihan, atau timbul (dalam diri kami) prasangka-prasangka buruk, atau (ketika kami merasakan) kesempitan hidup, kami (segera) mendatangi beliau (untuk meminta nasehat), maka dengan hanya memandang (wajah) beliau dan mendengarkan ucapan (nasehat) beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.” (Al Waabilush Shayyib, hal. 67, Cet. Darul Kitaabil ‘Arabi)


وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين


Kota Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 15 Rabi’ul awwal 1430 H


***


Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim Al Buthoni, Lc.

Artikel www.muslim.or.id



TOPICS: MANAJEMEN QALBU, OBAT HATI

Ketika Cobaan Sedang Menerpa

Ummu Aufa March 27, 2008 7 Comments

Penulis: Ummu Aufa

Muroja’ah: Ust. Abu Mushlih


Saudariku, kita telah diperingatkan


“Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al Anfaal: 73)



Bencana demi bencana datang silih berganti menyapa kita. Mulai dari banjir yang menerjang beberapa kota, kecelakaan transportasi darat, laut sampai udara dan beberapa musibah lain, seperti angin puting beliung, gempa dan tanah longsor, belum lagi musibah karena penyakit Demam berdarah, diare, busung lapar dsb. Astaghfirullah, hati manusia mana yang acuh melihat keadaan seperti itu?! Deraian airmata atau isak tangis entah karena kehilangan sanak saudara atau kehilangan harta benda atau karena penyakit yang sedang diderita. Dan keadaan seperti itu sangatlah berat jika dirasakan khususnya bagi wanita yang mempunyai beberapa peran, wanita sebagai ibu atau sebagai istri. Wanita yang mempunyai hati selembut kapas, penuh simpati, mudah terbawa suasana, dan mudah pula rapuh hatinya.


Siapa yang tak kenal hati wanita?! Wanita adalah sesosok manusia yang dianugerahi dengan perasaan yang halus. Selembut-lembutnya hati seorang laki-laki masih lembut hati seorang wanita yang paling tegar sekalipun. Betapa hatinya bagaikan gelas-gelas kaca, sekali pecah hancur sampai berkeping-keping. Perasaan seperti itu sangat rentan terhadap kekecewaan dan kesedihan. Biasanya wanita mengekspresikan perasaan tersebut dengan menangis, entah menangis secara sembunyi-sembunyi ataupun menangis secara berlebihan, yaitu dengan menampak-nampakkan kepada setiap orang untuk menunjukkan betapa sedihnya ia. Namun jika tangisan tersebut berlebihan hingga mengeraskan suara dan seakan-akan menunjukkan kekecewaan atas Qadha’ dan Qadhar Allah Subhanu Wata’alla ini yang tidak boleh, Allah menguji manusia dengan batas kemampuan masing-masing manusia:


“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqoroh: 286)


“Dari Abu Musa, Abdullah bin Qais radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlepas diri dari wanita yang meratap ketika ditimpa musibah, mencukur rambut dan merobek-robek saku baju.”


Menangislah sewajarnya jika memang dengan menangis hati kita lebih lega, karena menangis adalah ciri seorang wanita. Menangis tidak selamanya termasuk bagian orang yang lemah dan tidak tegar, misalnya para shahabat seperti umar bin khaththab radhiyallahu’anhu pernah menangis jika mengingat keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga menempatkan waktu yang sesuai untuk menangis itu yang terbaik. Musibah silih berganti, laksana bergantinya siang dan malam, hati yang kuatlah yang diperlukan untuk menepis kesedihan-kesedihan yang melanda. Dan hati yang kuat hanya ada bersama dengan iman yang kuat, rasa pasrah terhadap segala takdir-Nya.


Saudariku, mungkin diantara kita saat ini ada yang sedang mengalami musibah tersebut, mungkin keluarga kita atau handai taulan kita. Maka jadilah orang yang kuat dan dapat menguatkan orang di sekitar kita, serahkanlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta katakanlah “Innalillahi wa inna ilahi roji’un” “sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” Hal tersebut akan lebih baik untuk kita lakukan, dan telah dicontohkan oleh para salaf ketika mereka ditimpa musibah.


Dan janganlah menangis berlebihan bahkan hingga disertai menyakiti diri sendiri seperti memukul-mukul pipi sendiri atau mengatakan kata-kata yang kasar yang menunjukan rasa tidak suka dan tidak sabar atas musibah dan cobaan tersebut atau malah menyalah-nyalahkan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ada yang keterlaluan sampai mengakhiri hidupnya (bunuh diri), ia meyakini dapat menyudahi kesempitan yang sedang dialaminya di dunia akan tetapi sebenarnya malah membuka kesempitan yang lain yang justru ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah itu, laksana beralih dari pasir yang panas ke dalam bara api. Na’udzubillahi min dzalik. Mereka berpikir bahwa kematian dapat mengakhiri apa yang mereka tidak sukai, menghindar dari masalah, dan bersikap sebagaimana pengecut. Namun sebenarnya ia akan dihadapkan masalah yang lebih berat dan ia takkan mungkin bisa bunuh diri lagi untuk melarikan diri. Ternyata pikiran sempit mereka dapat menyulitkan mereka sendiri bahkan kesulitan yang paling sulit.


Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Bukan termasuk golongan kami orang yang menampari pipi, merobek-robek saku dan berseru-seru dengan seruan jahiliyyah.” (Muttafaqun ilaihi)


Saudariku disetiap perjalanan hidup kita tak lekang dari musibah dan cobaan, baik dengan kehilangan orang yang kita sayangi, kehilangan harta yang telah kita kumpulkan, atau penyakit yang telah kita derita. Sebagai mukmin yang cerdas hendaknya kita mengambil kesempatan untuk meraup pahala dari setiap kesulitan yang sedang kita hadapi. Dan hendaknya kita bisa memetik hikmah disetiap musibah dan cobaan. Wallohu a’lam bishowab.


Maraji’:

Syarah Hadist Pilihan Bukhari-Muslim (Terj)


***


Artikel www.muslimah.or.id

Yang Tidak Engkau Sukai Bisa Jadi Lebih Baik

Wakhidatul Latifah February 25, 2013 9 Comments


Terkadang seseorang tertimpa takdir yang menyakitkan yang tidak disukai oleh dirinya, kemudian dia tidak bersabar, merasa sedih dan mengira bahwa takdir tersebut adalah sebuah pukulan yang akan memusnahkan setiap harapan hidup dan cita-citanya. Akan tetapi, sering kali kita melihat dibalik keterputus-asaannya ternyata Allah memberikan kebaikan kepadanya dari arah yang tidak pernah ia sangka-sangka.


Sebaliknya, berapa banyak pula kita melihat seseorang yang berusaha dalam sesuatu yang kelihatannya baik, berjuang mati-matian untuk mendapatkannya, tetapi yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang dia inginkan.


Saudariku… Seandainya kita mau merenung dan sedikit berfikir, sungguh di setiap apa yang telah Allah takdirkan untuk hamba-hamba-Nya, di dalamnya terdapat hikmah dan maslahat tertentu, baik ketika itu kita telah mengetahui hikmah tersebut ataupun tidak. Demikian juga ketika Allah Ta’ala menimpakan musibah kepada kita, maka kita wajib berprasangka baik kepada-Nya. Sudah sepantasnya kita meyakini bahwa yang kita alami tersebut akan membawa kebaikan bagi kita, baik untuk dunia kita maupun akhirat kita. Minimal dengan musibah tersebut, sebagian dosa kita diampuni oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, maka lihatlah takdir ini dengan kacamata nikmat dan rahmat, dan bahwasanya Allah Ta’ala bisa jadi memberikan kita nikmat ini karena memang Dia sayang kepada kita.


Karena Allah Ta’ala pun telah berfirman,


و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ


“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)


Saudariku… Sungguh jika kita mau membuka kisah-kisah dalam Al Qur’an dan lembaran-lembaran sejarah, atau kita memperhatikan realitas, kita akan mendapatkan darinya banyak pelajaran dan bukti bahwa selalu ada hikmah di balik setiap apa yang Allah takdirkan untuk hamba-hamba-Nya.


Maka lihatlah kisah Ibu Nabi Musa ‘alaihissalam ketika ia harus melemparkan anaknya ke sungai… bukankah kita mendapatkan bahwa tidak ada yang lebih dibenci oleh Ibu Musa daripada jatuhnya anaknya di tangan keluarga Fir’aun? namun meskipun demikian tampaklah akibatnya yang terpuji dan pengaruhnya yang baik di hari-hari berikutnya, dan inilah yang diungkapkan oleh ayat


واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ


Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui


Lihat pula kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam ketika beliau harus berpisah dengan ayah beliau Nabi Ya’qub ‘alaihissalam, ketika beliau harus dimasukkan ke dalam sumur dan diambil oleh kafilah dagang… Bukankah kita akan melihat hikmah yang begitu besar dibalik semua itu?


Lihat pula kisah Ummu Salamah, ketika suami beliau-Abu Salamah- meninggal dunia, Ummu Salamah radhiallaahu ‘anhaa berkata:


“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah lalu ia mengucapkan apa yang diperintah oleh Allah,


إنّا للهِ وَ إنَّا إِليْهِ رَاجِعُوْنَ, اللهُمَّ أَجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَ أخلفْ لي خَيْرًا مِنْهَا


(Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya lah kami akan kembali. Ya Allah, berilah pahala kepadaku dalam musibahku dan berilah gantinya untukku dengan yang lebih baik darinya).” Ia berkata, “Maka ketika Abu Salamah meninggal, aku berkata, ‘Seorang Muslim manakah yang lebih baik dari Abu Salamah? Rumah (keluarga) pertama yang berhijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Kemudian aku pun mengucapkannya, maka Allah memberikan gantinya untukku dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Muslim)


Renungkanlah bagaimana perasaan yang menghinggapi diri Ummu Salamah –yakni perasaan yang muncul pada sebagian wanita yang diuji dengan kehilangan orang yang paling dekat hubungannya dengan mereka dalam kehidupan ini dan keadaan mereka: Siapakah yang lebih baik dari Abu Fulan?!- maka ketika Ummu Salamah melakukan apa yang diperintahkan oleh syariat berupa sabar, istirja’, dan ucapan yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Allah pun menggantinya dengan yang lebih baik yang belum pernah ia impikan sebelumnya.


Demikianlah seorang wanita yang beriman, tidak seharusnya ia membatasi kebahagiaannya pada satu pintu saja di antara pintu-pintu kehidupannya. Karena kesedihan yang menimpa seseorang adalah sesuatu yang tidak ada seorang pun yang bisa selamat darinya, tidak pula para Nabi dan Rasul! Yang tidak layak adalah membatasi kehidupan dan kebahagiaan pada satu keadaan ataupun mengaitkannya dengan orang-orang tertentu seperti pada laki-laki atau wanita tertentu.


Begitu pula dalam kehidupan nyata, kita pun sering melihat ataupun mendengar kisah-kisah yang penuh dengan hikmah dan pelajaran.


Oleh karena itulah, hendaknya kita selalu bertawakkal kepada Allah, mengerahkan segenap kemampuan untuk menempuh sebab-sebab yang disyariatkan, dan jika terjadi sesuatu yang tidak kita sukai, jendaklah kita selalu mengingat firman Allah Ta’ala,


و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ


“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).


Hendaklah ia mengingat bahwasanya di antara kelembutan Allah terhadap hamba-hambaNya adalah: “Bahwasanya Dia menakdirkan bagi mereka berbagai macam musibah, ujian, dan cobaan dengan perintah dan larangan yang berat adalah karena kasih sayang dan kelembutanNya kepada mereka, dan sebagai tangga untuk menuju kesempurnaan dan kesenangan mereka” (Tafsir Asma’ al Husna, karya As-Sa’di).


Semoga yang sedikit ini bisa menjadi nasihat untuk diri saya pribadi dan bagi orang-orang yang membacanya, karena barangkali kita sering lupa bahwa apapun yang telah Allah Ta’ala takdirkan untuk kita adalah yang terbaik untuk kita, karena Dia-lah Dzat Yang Maha Mengetahui kebaikan-kebaikan bagi para hambaNya.


***

Artikel muslimah.or.id