Sabtu, 29 April 2017

Bahagia

Amal/ibadah , menjadikan panjangnya umur sebagai berkah, bukan tekanan .

Jadi tidak terlalu dipikirkan, melainkan di tunggu .

Terlalu memikirkan dunia. 

Let's not try to focusing on money

Happiness is heaven .

Kena ku cape, come and go . Should be happy but get pressure .

Memberi dan meringankan beban orang lain .

Bahagia kiasan (repetitive)

Yang ada hanyalah, hamba-NYA, amal dan pertanggung jawaban.

Pertolongan allah lebih besar, berbaiksangka dan bersabar dalam menjalani kehidupan .

Bisa mendapatkan kenikmatan di tengah kewajiban hidup,

Aku kira, mendapatkan apa yang aku inginkan dapat memenuhi kebahagiaan dalam perasaanku, ternyata tidak, itulah kenapa kebahagiaan yang sesungguhnya adalah apa yang diberi, apa yang ada dan yang telah mengisi kehidupanmu .

Resep Hidup Bahagia
Aris Munandar, Ss., Mpi. 8 Desember 2008 75 Comments

Seandainya kita bertanya kepada orang-orang di sekeliling kita dari berbagai agama, bangsa, profesi dan status sosial tentang cita-cita mereka hidup di dunia ini tentu jawaban mereka sama “kami ingin bahagia”. Bahagia adalah keinginan dan cita-cita semua orang. Orang mukmin ingin bahagia demikian juga orang kafir pun ingin bahagia. Orang yang berprofesi sebagai pencuri pun ingin bahagia dengan profesinya. Melalui kegiatan menjual diri, seorang pelacur pun ingin bahagia. Meskipun semua orang ingin bahagia, mayoritas manusia tidak mengetahui bahagia yang sebenarnya dan tidak mengetahui cara untuk meraihnya. Meskipun ada sebagian orang merasa gembira dan suka cita saat hidup di dunia akan tetapi kecemasan, kegalauan dan penyesalan itu merusak suka ria yang dirasakan. Sehingga sebagian orang selalu merasakan kekhawatiran mengenai masa depan mereka. Terlebih lagi ketakutan terhadap kematian.

Allah berfirman dalam surat Al Jumu’ah ayat 8:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al Jumu’ah: 8)

Banyak orang yang beranggapan bahwasanya orang-orang barat adalah orang-orang yang hebat. Mereka beranggapan bahwasanya orang-orang barat hidup penuh dengan kebahagiaan, ketenteraman dan ketenangan. Tetapi fakta berbicara lain, realita di lapangan menunjukkan bahwa secara umum orang-orang barat itu hidup penuh dengan penderitaan. Hal ini dikuatkan dengan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh orang-orang barat sendiri tentang kasus pembunuhan, bunuh diri dan berbagai tindakan kejahatan yang lainnya, namun ada sekelompok manusia yang memahami hakikat kebahagiaan bahkan mereka sudah menempuh jalan untuk mencapainya. Merekalah orang-orang yang beriman kepada Allah. Mereka memandang kebahagiaan itu terdapat dalam sikap taat kepada Allah dan mendapat ridho-Nya, menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

Boleh jadi di antara mereka yang tidak memiliki kebutuhan pokoknya setiap harinya, akan tetapi dia adalah seorang yang benar-benar bahagia dan bergembira bagaikan pemilik dunia dan segala isinya.

Allah berfirman,

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya iti dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)

Jika mayoritas manusia kebingungan mengenai jalan yang harus ditempuh menuju bahagia maka hal ini tidak pernah dialami oleh seorang mukmin. Bagi seorang mukmin jalan kebahagiaan sudah terpampang jelas di hadapannya. Cita-cita agar mendapatkan kebahagiaan terbesar mendorongnya untuk menghadapi beragam kesulitan.

Terdapat berbagai keterangan dari wahyu Alloh sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman bahwasanya dirinya sudah berada di atas jalan yang benar dan tepat Allah berfirman:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَالِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’aam: 153)

Jika di antara kita yang bertanya bagaimanakah yang dirasakan bagi orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka maka Allah sudah memberikan jawaban dengan firman-Nya:

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّمَاشَآءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ

“Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Hud: 106-108)

Jika di antara kita yang bertanya-tanya bagaimanakah cara untuk menjadi orang yang berbahagia, maka Alloh sudah memberikan jawabannya dengan firman-Nya,

ٌّفَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَيَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha: 123-124)

Dan juga dalam firman-Nya,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya. Kebahagiaan seorang mukmin semakin berkurang jika hal-hal di atas makin berkurang dari dirinya.

Seorang mukmin sejati itu selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia menyadari bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,

“Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Inilah yang merupakan puncak dari kebahagiaan. Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak bisa dilihat dengan mata, tidak bisa diukur dengan angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya. Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang tidak dirundung malang, itulah kebahagiaan. Bahagia itu muncul dari dalam diri seseorang dan tidak bisa didatangkan dari luar.

Tanda Kebahagiaan

Imam Ibnu Al Qoyyim mengatakan bahwa tanda kebahagiaan itu ada 3 hal. 3 hal tersebut adalah bersyukur ketika mendapatkan nikmat, bersabar ketika mendapatkan cobaan dan bertaubat ketika melakukan kesalahan. Beliau mengatakan: sesungguhnya 3 hal ini merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba dan tanda keberuntungannya di dunia dan di akhirat. Seorang hamba sama sekali tidak pernah bisa terlepas dari 3 hal tersebut:

1. Syukur ketika mendapatkan nikmat.

Seorang manusia selalu berada dalam nikmat-nikmat Allah. Meskipun demikian, ternyata hanya orang berimanlah yang menyadari adanya nikmat-nikmat tersebut dan merasa bahagia dengannya. Karena hanya merekalah yang mensyukuri nikmat, mengakui adanya nikmat dan menyanjung Zat yang menganugerahkannya. Syukur dibangun di atas 5 prinsip pokok:

Ketundukan orang yang bersyukur terhadap yang memberi nikmat.
Rasa cinta terhadap yang memberi nikmat.
Mengakui adanya nikmat yang diberikan.
Memuji orang yang memberi nikmat karena nikmat yang dia berikan.
Tidak menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang tidak disukai oleh yang memberi nikmat.
Siapa saja yang menjalankan lima prinsip di atas akan merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika lima prinsip di atas tidak dilaksanakan dengan sempurna maka akan menyebabkan kesengsaraan selamanya.

2. Sabar ketika mendapat cobaan.

Dalam hidup ini di samping ada nikmat yang harus disyukuri, juga ada berbagai ujian dari Allah dan kita wajib bersabar ketika menghadapinya. Ada tiga rukun sabar yang harus dipenuhi supaya kita bisa disebut orang yang benar-benar bersabar.

Menahan hati untuk tidak merasa marah terhadap ketentuan Allah.
Menahan lisan untuk tidak mengadu kepada makhluk.
Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak di benarkan ketika terjadi musibah, seperti menampar pipi, merobek baju dan sebagainya.
Inilah tiga rukun kesabaran, jika kita mampu melaksanakannya dengan benar maka cobaan akan berubah menjadi sebuah kenikmatan.

3. Bertaubat ketika melakukan kesalahan.

Jika Allah menghendaki seorang hamba untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat, maka Allah akan memberikan taufik kepada dirinya untuk bertaubat, merendahkan diri di hadapan-Nya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai kebaikan yang mampu untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, ada seorang ulama salaf mengatakan: “Ada seorang yang berbuat maksiat tetapi malah menjadi sebab orang tersebut masuk surga. Ada juga orang yang berbuat kebaikan namun menjadi sebab masuk neraka.”  Banyak orang bertanya kepada beliau, bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi?, lantas beliau menjelaskan: “Ada seorang yang berbuat dosa, lalu dosa tersebut selalu terbayang dalam benaknya. Dia selalu menangis, menyesal dan malu kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Hatinya selalu sedih karena memikirkan dosa-dosa tersebut. Dosa seperti inilah yang menyebabkan seseorang mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan. Dosa seperti itu lebih bermanfaat dari berbagai bentuk ketaatan, Karena dosa tersebut menimbulkan berbagai hal yang menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba. Sebaliknya ada juga yang berbuat kebaikan, akan tetapi kebaikan ini selalu dia sebut-sebut di hadapan Allah. Orang tersebut akhirnya menjadi sombong dan mengagumi dirinya sendiri disebabkan kebaikan yang dia lakukan. Orang tersebut selalu mengatakan ’saya sudah berbuat demikian dan demikian’. Ternyata kebaikan yang dia kerjakan menyebabkan timbulnya ‘ujub, sombong, membanggakan diri dan merendahkan orang lain. Hal-hal ini merupakan sebab kesengsaraan seorang hamba. Jika Allah masih menginginkan kebaikan orang tersebut, maka Allah akan memberikan cobaan kepada orang tersebut untuk menghilangkan kesombongan yang ada pada dirinya. Sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki kebaikan pada orang tersebut, maka Allah biarkan orang tersebut terus menerus pada kesombongan dan ‘ujub. Jika ini terjadi, maka kehancuran sudah berada di hadapan mata.”

Al Hasan al-Bashri mengatakan, “Carilah kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal, dalam sholat, berzikir dan membaca Al Quran, jika kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, jika tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu.”

Malik bin Dinar mengatakan, “Tidak ada kelezatan selezat mengingat Allah.”

Ada ulama salaf yang mengatakan, “Pada malam hari orang-orang gemar sholat malam itu merasakan kelezatan yang lebih daripada kelezatan yang dirasakan oleh orang yang bergelimang dalam hal yang sia-sia. Seandainya bukan karena adanya waktu malam tentu aku tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini.”

Ulama’ salaf yang lain mengatakan, “Aku berusaha memaksa diriku untuk bisa sholat malam selama setahun lamanya dan aku bisa melihat usahaku ini yaitu mudah bangun malam selama 20 tahun lamanya.”

Ulama salaf yang lain mengatakan, “Sejak 40 tahun lamanya aku merasakan tidak ada yang mengganggu perasaanku melainkan berakhirnya waktu malam dengan terbitnya fajar.”

Ibrahim bin Adham mengatakan, “Seandainya para raja dan para pangeran mengetahui bagaimana kebahagiaan dan kenikmatan tentu mereka akan berusaha merebutnya dari kami dengan memukuli kami dengan pedang.” Ada ulama salaf yang lain mengatakan, “Pada suatu waktu pernah terlintas dalam hatiku, sesungguhnya jika penghuni surga semisal yang kurasakan saat ini tentu mereka dalam kehidupan yang menyenangkan.”

Imam Ibnul Qoyyim bercerita bahwa, “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: ‘Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga. Barang siapa belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga diakhirat kelak.’” Wallahu a’laam.

(Diterjemahkan dengan bebas dari As Sa’adah, Haqiqatuha shuwaruha wa asbabu tah-shiliha, cet. Dar. Al Wathan)

(Makalah Studi Islam Intensif 2005)

***

Disusun oleh: Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar
Artikel www.muslim.or.id

Nikmati sebagaimana mestinya, menikmati .

It doesn't like what you think .
Biasa aja .

Kadang urg menutup mata ka jelema nu peduli ka urg, ari urg kalah merhatikeun nu teu ngahargaan urg.

Artinya di beri dan memiliki.

Pusat kebahagiaan padahal mah biasa.

It wasn't good idea.

Etamah lain kahayang tapi kawajiban 😂😂😂

Saat kita melihat keunikan kita sebagai kebaikan, barulah akan kita temukan kedamaian.

Positif thinking, istighfar, boleh jadi kamu membenci sesuatu, lahaulla

Menerima, memperlakukan.

Jumat, 28 April 2017

Kesiapan.

Yakinkan dirimu bahwa kamu mampu.
Mampu sejauh mana ?
Sesuai kemampuan dan semampunya .

Tidak ada aturan yang menetapkan bahwa kamu harus menikah saat ini juga.

Rabu, 26 April 2017

Sukses .

Bukan karena pekerjaannya seperti itu, tp krna kmu memilih pekerjaan itu .

Terima pekerjaan yang ada .

Kerja/cari uang, kerja tekanan dan tuntutan kalau cari uang peluang .
Mampu/kemampuan, belajar .
Lakukan sesuai porsinya .
Ambil ilmunya dulu aja disamping memenuhi tuntutan hidup .
Prepare for what gonna happend .
Berproses dan belajar . Praktek . Relasi . Sambil berjalan, sambil berusaha .
Banyak uang itu peluang

Selasa, 25 April 2017

Serba salah

Sementara .
Pilih sesuatu yang bisa di atasi .

Tuhan menyelamatkanmu dari banyaknya segala kemungkinan yang bisa saja terjadi .

Sudah, belum ada itu yang bisa sampai terlihat karyanya. Ini adalah bukti kalau cantik itu bukan talenta. Kamu nggak bisa jadi apa-apa kalau modalnya cuma cantik saja, lha wong yang cantik di dunia ini juga banyak kok. Kebetulan saja mereka yang tertangkap kamera. cantik itu harusnya nggak dilihat dari fisik tapi kepribadiannya juga.

Mungkin yang salah adalah konteks bahagia yang kamu miliki yang harus diperbaiki, bahagia itu kita yang ciptain sendiri, bukan orang lain, kalaupun menikah itu adalah ibadah, mencari ridha allah. Bukan pusat kebahagiaan.

Jika aku tidak akan bahagia dengannya, lalu aku akan bahagia dengan siapa ?

I always thought that you are my happiness, but actually isn't.

Ada loh istilah dibahagiain di samping kita ngebahagiain.

Sendiri juga salah ketika sudah memasuki usia menikah.
Bukannya tidak ingin segera melangsungkan pernikahan, hanya saja saya tidak ingin niat baik saya untuk melaksanakan pernikahan dimanfaatkan oleh seseorang untuk kepentingan pribadinya dan tidak memiliki niatan yang sama seperti saya.
Orang yang punya niatan yang baik dan sudah cukup dewasa dalam berpikir tahu bagaimana cara memperlakukan dan menghargai orang lain juga dapat saling mengisi dan melengkapi.
Urg daek ituna teu daek, urgna kudu mamaksa ?
Itu daek urgna teu daek, kudu d paksakeun ?
Demi status, mun teu cocok kudu dipaksakaeun ? Bakal malik jadi kateken.
Mun di kitu heula ku urg, da urgmah hayang aya kontribusi dari kedua belah pihak, ulah aya rasa keterpaksaan.
Jeung bari nage urgmah hayang kawin nu barokah.
Da mereun, lamun emang jodohmah bakal ngeblend sendiri, meskipun ada sedikit gesekan disini tapi hal tersebut bertujuan untuk membangun rasa saling pengertian, berproses.
Ayna lamun misalkeun terlalu banyak gesekan, terus di paksakan tidak membuat lebih baik (semisal rasa tertekan, sakit hati, insecure dan bersalah yang lebih besar) , hanya akan membuat kerusakan lebih parah, semisal dia ingin mendapatkan org yang lebih baik atau tidak merasa paling benar.
Standard lah yang saya harapkan, dia memberi sebagaimana saya memberi.
Saya tidak ingin menjadi orang yang di manfaatkan untuk sekedar mengisi waktu luang atau hanya di jadikan status semata.
Ini bukan pembelaan, ini berdasarkan apa yang saya alami, siapapun pasti tidak ada yang menerima jika mengalami apa yang pernah saya lalui.
Semuanya kembali lagi pada niat dalam hati, sedangkan kita tidak pernah tahu apa yang ada di dalam hati seseorang .
Hanya karena urang laki-laki harus menjadi pihak yang lebih berusaha bukan berarti harus menjadi pihak yang disalahkan, kan ? Bukan seperti itu cara kerjanya, bukan ? Toh berjalannya sebuah hubungan di butuhkan usaha dan dukungan dari kedua belah pihak tentunya.
Bapak ngomong kaya gtu enak, udah nikah, seakan - akan merasa lebih baik dari saya yang belum menikah yang masih dalam masa pencarian .
Setiap orang punya masa ( jalannya ) masing-masing.
Alias masa bodo .

Jika saja aku orang kaya atau atau kepribadian saya terlihat maskulin, mungkin semuanya akan berbeda .

Kamis, 20 April 2017

Your enemy.

Jangan Berpikir Terlalu Mendalam
From the desk of Amhar Maulana Arifin
Subject: Dampak Buruk berpikir Berlebihan
Satu hal yang membuat banyak orang terjatuh dari tangga dalam meraih apa yang diinginkan adalah berlebihan dalam berpikir. Hal positif maupun negatif jika difikirkan terlalu berlebihan bisa berdampak buruk. Contohnya dalam setiap permasalahan yang besar maupun yang kecil, jika dipikirkan terlalu mendalam, bisa mengakibatkan diri terlarut dalam pikiran lalu tenggelam dalam kolam permasalahan yang sebenarnya dangkal. Permasalahan kecil tersebut terus menerus dipikirkan sehingga tampak semakin besar dan menjadi lebih besar dari kenyataannya.
Hal yang positif dan baik pun bisa jika difikirkan secara berlebihan berubah menjadi negatif. Contohnya, ketika memiliki cita-cita yang besar, cita-cita tersebut terus menerus dipikirkan termasuk hal-hal yang berkaitan dengan cita-cita tersebut. Seperti memikirkan tentang jalan untuk meraihnya dengan sangat mendetail sehingga tampak sulit untuk dijalankan, resiko yang mungkin diperoleh dalam perjuangan menuju cita-cita tersebut, dan memikirkan tentang kebaikan dan keburukan cita-cita tersebut untuk dirinya dan lingkungan sekitarnya. Sebenarnya memikirkan hal-hal tersebut sangatlah baik. Tapi ketika berlebihan dan membebani diri akan mengakibatkan gangguan psikologis. Apabila psikologis sudah terganggu maka cita-cita itu pun bisa menjadi berantakan. Contoh lainnya adalah dalam belajar, walaupun ambisi kuat, tetapi jika diforsir dan berlebihan dalam memikirkannya, maka bisa mengganggu kesehatan jiwa dan raga. Perlu adanya keseimbangan dalam menjalankannya. Terlalu keras dalam berfikir bisa mengakibatkan stress dan depresi. Terlalu berlebihan dalam menganalisis sesuatu bisa mengakibatkan kehilangan moment membahagiakan dari apa yang dianalisis tersebut.
Jika dalam hal positif dan menyenangkan saja bisa mengakibatkan dampak yang buruk, apalagi berpikir terlalu berlebihan terhadap hal yang buruk dan menyakitkan. Hal yang menyakitkan tersebut bisa tampak semakin besar sehingga bisa menciutkan nyali dan mematahkan percaya diri. Dengan nyali yang lemah bisa muncul rasa takut yang kuat. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa rasa takut pada kebanyakan orang bukan sekedar takut akan hal yang menyakitkan, tapi juga takut untuk merasa takut atas hal yang menyakitkan. Maka bisa anda hitung tentang efek buruk berpikir mendalam terhadap diri, efek tersebut berlipat ganda dan sangat sistemik.
Maka janganlah berpikir terlalu mendalam. Orang yang berhasil bukanlah mereka yang berlarut-larut memikirkan sesuatu dan mencederai dirinya sendiri. Tapi mereka yang menikmati perjuangan hidup dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur. Juga orang berhasil bukanlah mereka yang memacu otaknya dengan kuat sehingga mengakibatkan kecelakaan. Bayangkan mobil saja jika melaju terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan mesin bahkan kecelakaan, apalagi otak kita yang merupakan anugerah yang sangat berharga.
Cobalah untuk memacu mesin kecerdasan (otak) seefektif mungkin. Berhenti berfikir mendalam bukan berarti berhenti sepenuhnya, tapi mengontrol dalamnya berpikir pada batas yang wajar sehingga bisa mencapai tujuan. Ada batasan-batasan tertentu sehingga perlu untuk mengendalikan alokasi pikiran terhadap suatu hal. Menjadikannya seimbang akan berdampak terhadap kebaikan sekarang ini dan di masa depan.
Bagaimana Cara agar bisa terhindar pikiran yang terlalu mendalam?
Lanjutkan membaca dengan klik text berikut:
CARA MENGENDALIKAN PIKIRAN YANG TERLALU MENDALAM
Respectfully,
Amhar Maulana Arifin

Cara Agar Tidak Berfikir Berlebihan
From the desk of Amhar Maulana Arifin
Subject: Mengendalikan pikiran yang berlebihan dengan 4M
Untuk menyikapi dampak buruk berfikir terlalu mendalam seperti yang telah diungkapkan pada artikel “ Jangan Berpikir Terlalu Mendalam”, maka diperlukan cara tertentu agar bisa mengendalikannya pada tingkatan yang seimbang. Karena terlalu berlebihan dalam berpikir itu salah dan kurang dalam berpikir juga salah. Maka diperlukan cara-cara khusus agar kita berada pada posisi paling optimal dalam menjaga kadar pikiran kita yang alokasikan. Dengan berusaha untuk mengendalikannya pada jumlah alokasi yang benar, maka kita akan lebih mudah untuk menjaga keseimbangan dalam hidup.
Sebelum dijelaskan tentang tips untuk mengontrol pikiran yang berlebihan, agar mudah dalam mengaplikasikannya, penulis akan mengambil sebuah contoh kasus tentang berpikir yang berlebihan. Misalkan ada seorang calon pengantin yang akan menikah satu minggu lagi, ia memikirkan banyak hal secara mendalam seperti tentang masa lajang yang hilang, pertengkaran suami istri, masalah-masalah rumah tangga, pisah dengan orang tua, dan lainnya. Hal-hal tersebut dipikirkan secara berlarut-larut, sehingga bukannya solusi yang didapat tetapi masalah baru. Ia sering menyendiri dan meneteskan air mata. Akhirnya momen pernikahan yang harusnya menyenangkan tersebut malah menjadi hal yang mengkhawatirkan.
Maka untuk menyelesaikan masalah ini, ada beberapa tips dari Amhard Inspire yang disebut 4M, yaitu mengikat, meluaskan, menguatkan, dan membatasi. Semoga dengan 4M ini bisa membantu anda.
1. MENGIKAT PIKIRAN PADA MASA SEKARANG
Karena pikiran sudah berlebihan dalam menjelajahi masa lalu maupun masa depan, ikatlah pikiran tersebut di masa sekarang. Jangan terus dibiarkan agar tidak hilang. Caranya adalah dengan menggunakan waktu untuk aktivitas-aktivitas positif pada sekarang ini. Kita semua hidup pada masa sekarang, bukan di masa lalu, dan bukan di masa depan. Karena kita hidup pada waktu sekarang, maka kita harus mengikat pikiran kita agar tidak pergi ke masa depan maupun masa lalu, gunakan pikiran tersebut untuk melakukan aktivitas pada sekarang ini. Dengan menjalankan apa yang bisa dilakukan hari ini maka waktu tidak dihabiskan untuk memikirkan hal-hal secara berlebihan. Ada banyak sekali aktivitas positif yang bisa dilakukan tanpa harus susah-susah. Contohnya bagi kasus pengantin baru diatas, bisa menggunakan waktu untuk membaca buku yang berkaitan dengan rumah tangga dan pernikahan, mengerjakan hobi, mempersiapkan pernikahan yang tinggal satu minggu lagi, berkunjung ke saudara-saudara, dan rutinitas-rutinitas lainnya yang biasanya dilakukan.
2. MEMBATASI PIKIRAN KETIKA MENJELAJAH KE MASA DEPAN / MASA LALU
Kita harus membatasi pikiran kita ketika menjelajah ke masa lalu maupun ke masa depan. Berhentilah berpikir ketika sampai pada keadaan yang sangat sulit dan tidak bisa dipecahkan. Cobalah ulur kembali pikiran anda lebih ke masa sekarang untuk istirahat sejenak. Buat batasan-batasan tertentu agar pikiran kita tetap dalam kontrol. Ingatlah bahwa otak manusia itu terbatas. Ketika melambungkan pikiran terlalu jauh, maka bisa kehilangan kendali dan mengakibatkan penderitaan bahkan penyakit psikologis, naudzubillah . Bagaikan Radio-controlled helicopter yang bisa hilang kendali dan jatuh jika diterbangkan terlalu jauh. Begitu juga dengan pikiran kita. Maka ketika telah merasakan hal-hal yang asing yang sulit untuk dipecahkan, kembalilah ke masa sekarang, jangan menyakiti diri dengan hal-hal yang terlalu jauh yang tidak kita ketahui sepenuhnya. Seperti dalam kasus calon pengantin, ketika ia berpikir di zona yang diluar kendalinya seperti masalah rumah tangga dan lain-lain, segera kembali ke masa sekarang, jika tidak maka ia bisa terjerembab dalam penderitaan. Istirahatlah. Tapi, jika masih ingin kembali ke masa depan tersebut, maka perlu ditingkatkan kekuatan sinyal kontrolnya sehingga bisa mencapai area tersebut. Bagaimana cara untuk meluaskan area sinyal untuk mengontrol pikiran kita? Maka dua M yang tersisa berikut ini bisa menjadi solusi.
3. MELUASKAN PIKIRAN DAN SUDUT PANDANG
Hal yang menyebabkan seseorang terjerembab dalam derita pikiran yang terlalu mendalam adalah memiliki sudut pandang dan ruang pikiran yang terlalu sempit. Pikiran yang melambung jauh tidak diiringi dengan perspektif yang luas sehingga ia terjerembab dalam penderitaan. Contohnya kasus calon pengantin diatas, ia berpikir jauh ke depan tentang permasalahan rumah tangga, tapi ia memiliki perspektif yang sempit dengan hanya melihat masalah rumah tangga dari negatifnya saja, ia tidak tahu bahwa dengan adanya permasalahan justru rumah tangga bisa semakin harmonis, dengan ada masalah maka akan menjadi evaluasi untuk lebih baik, dengan adanya masalah justru rumah tangga bisa menyenangkan dan tidak membosankan. maka sangatlah perlu untuk meluaskan pikiran dan sudut pandang.Sehingga pikiran yang melambung jauh pun tidak terjebak dalam ruang yang sempit dan menyakitkan. Ingatlah bahwa hidup bisa dilihat dari sudut pandang, begitu juga dengan kehidupan di masa depan maupun masa lalu. Maka jika anda berani menerbangkan pikiran kesana, maka anda harus punya kemampuan untuk melihatnya dari berbagai sudut pandang. jika tidak mampu, hentikan pikiran anda dan kembalikan ke masa sekarang.
4. MENGUATKAN PIKIRAN DENGAN MELAWAN RASA TAKUT
Kita sering kali menjadi musuh apa yang tidak kita ketahui dan tidak pernah kita lihat sebelumnya. Akhirnya sering kali kita merasa ketakutan. Coba anda bayangkan mana yang lebih menakutkan antara bertemu gajah dengan melihat ayam seukuran gajah? Walaupun ayam seukuran gajah itu ada di masa depan, kita tidak tahu apakah ayam tersebut jinak atau buas, kita juga tidak tahu apa reaksi ayam tersebut terhadap manusia, bagaimana jika ayam tersebut diciptakan untuk menyakiti manusia?. Hal-hal ini menjadi rasa takut tersendiri bagi kita. Begitu juga dengan contoh pengantin baru yang merupakan pembahasan utama kita. Ia takut akan hal-hal yang belum terjadi dan belum ia rasakan kesulitannya. Sehingga ia telah menderita sebelum merasakannya. Siapakah diantara kita yang sudah merasakan masa depan? Walaupun hal yang akan terjadi di masa depan tersebut pernah terjadi di masa lalu, tetap saja event di masa depan tidak ada yang merasakan. Jika hal yang di masa depan tersebut kemungkinan besar terjadi, maka akan rugi dua kali dengan menderita di masa kini. Maka lawanlah rasa takut tersebut. Buat keyakinan yang kuat bahwa Allah swt mengirimkan ujian kepada kita lengkap dengan senjata untuk menyelesaikannya. Maka salah satu caranya adalah dengan fokus terhadap solusi, bukan memikirkannya berlarut-larut. Solusi bisa diperoleh tanpa harus memforsir pikiran kita keterlaluan. Yakinlah bahwa di setiap kesulitan ada kemudahan.
Demikian empat tips untuk mengontrol pikiran kita. Semoga tips tersebut bisa membantu kita untuk menjadi manusia yang seimbang.
Respectfully,
Amhar Maulana Arifin

Minggu, 02 April 2017

Wisdom.

Saat Hidup Jalan di Tempat, Mungkin Kamu Harus Berani Tersesat


5. Masa Depan
Memang masa depan belum ada di dalam genggaman Anda, tetapi syukurilah. Bayangkan kesuksesan yang akan Anda dapatkan di masa depan, maka Anda tak akan punya alasan untuk merasa kalah di masa kini.

6. Masa Kini
Terima dan syukuri semua hal yang Anda miliki sekarang. Baik itu pekerjaan yang Anda miliki sekarang, rumah sederhana yang baru saja Anda huni, dan segala sesuatu yang sudah ada di dalam genggaman Anda. 

7. Kegagalan dan Kesalahan Masa Lalu
Lho, kok malah disuruh mengingat kegagalan dan kesalahan di masa lalu? Begini, Anda bisa jadi sekarang, menjadi seseorang yang lebih baik karena Anda telah berhasil melewati kegagalan dan kesalahan yang telah lalu. Kegagalan dan kesalahan itu perlu karena hal-hal itulah, Anda bisa "dipaksa" untuk melakukan hal yang lebih baik dan menjadi orang yang lebih kuat.

31 Januari 2015

 Ulfia Ramadhiyahti

 42  0

Pernahkah kamu merasa hidupmu berputar di tempat yang itu-itu saja? Meski segalanya berjalan baik dan lancar, kamu selalu merasa ada yang kurang. Kebahagiaanmu pun tertunda karena kamu kerap merasa kekurangan.

Bisa jadi, rasa seperti itu datang karena hidupmu selama ini terlalu “aman”. Mungkin kamu tumbuh dalam ketakutan untuk berbuat kesalahan. Sekuat tenaga kamu berusaha melakukan segalanya dengan sempurna. Jika merasa tak mampu menghasilkan sesuatu yang sempurna, kamu memilih menghindar dan batal melakukan hal itu sama sekali.

Kamu takut “tersesat”, dicap gagal, memalukan. Tapi pernahkah kamu berpikir, bahwa mungkin pandangan yang seperti itu yang selama ini membuatmu membatasi dirimu? Bahwa mungkin, justru pemikiran seperti itulah yang akhirnya membuatmu selalu merasa kurang.

Mungkin kamu perlu melepas fobia yang kamu punya. Berbuat salah dan tersesat tak selalu semenakutkan yang selama ini kita kira. Justru dengan ini, kita bisa banyak belajar dan memperbaiki kehidupan. Justru dengan ini, hari-hari kita akan terasa lebih lengkap — lebih “gurih”, lebih sempurna dengan memahami bahwa kita tidak sempurna.

1. Tersesat dan berbuat kesalahan adalah caramu mengenal diri. Kamu akan tahu siapa dirimu yang sesungguhnya di akhir hari.

Kamu tahu siapa dirimu yang sebenarnya viathismodernromance.com

Sadar atau tidak, kesalahan yang telah kamu perbuat akan membantumu melihat dengan jelas apa saja kelebihan dan kekuranganmu. Kesalahan membuatmu mengetahui kelemahan dan sifat burukmu untuk kemudian diperbaiki.

Dari kesalahan kamu bisa menemukan potensi dan sisi lain dari dirimu yang selama ini tak pernah kamu sadari. Kamu pun jadi semakin peka dengan dirimu sendiri, dan bisa benar-benar memahami seperti apa dirimu yang sebenarnya. Kamu akan semakin tahu apa saja yang paling baik buatmu.

2. Dari kesalahan yang terlanjur kita lakukan, sesungguhnya kita sedang belajar untuk berani menikmati hidup dengan keberanian

Menikmati hidup tanpa rasa takut viabrisetouchefraiche.blogspot.com

Selalu dihantui oleh rasa takut akan berbuat kesalahan sepanjang hidupmu justru jauh lebih menakutkan dibandingkan berbuat kesalahan itu sendiri.

Ketika kamu terlanjur melakukan kesalahan, kamu akan menyadari jika ternyata hal yang selama ini kamu takutkan itu tak seburuk yang pikiranmu selama ini. Ternyata duniamu belum berakhir ketika kamu melakukan kesalahan.

Kamu tetap dapat menghirup udara pagi, bumi tetap berputar pada porosnya, dan orang-orang di sekelilingmu tidak berhenti melakukan kegiatannya hanya untuk bersama-sama menertawakanmu atas kesalahan yang kamu lakukan.

3. Di balik kesalahan yang telah kamu perbuat, sebenarnya kamu sedang belajar untuk ikhlas dan memaafkan.

kamu lebih mudah memaafkan via lovestory-igodyou.blogspot.com

Pada saat hatimu tidak lagi protes akan realita yang tak sesuai dengan apa yang kamu harapkan, dan mulai menerima semuanya, saat itulah kamu sebenarnya sedang belajar untuk memaafkan. Kamu sedang mencoba untuk ikhlas dan memaafkan situasi yang tidak sesuai dengan harapanmu, orang lain, dan terutama memaafkan dirimu sendiri.

Kamu menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, begitu juga dirimu dan orang-orang di sekelilingmu. Tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan yang Maha Sempurna. Dengan begitu kamu akan menjadi pribadi yang lebih pemaaf, ikhlas, dan toleran.

4. Melalui kesalahan, dunia sedang mengajarkanmu bagaimana menjalani hidup tanpa penyesalan

Jalani hidup tanpa penyesalan viawww.ihateworkinginretail.com

Saat kamu mau berbesar hati untuk mengakui kesalahanmu, perlahan-lahan rasa penyesalanmu pun akan sirna dan mulai menyadari bahwa berbuat kesalahan itu tidak seburuk yang kita pikirkan selama ini. Pemikiranmu pun berubah, kamu akan lebih berani untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan lebih percaya pada kemampuanmu sendiri.

Sedikit demi sedikit kamu pun mulai memberanikan diri melakukan hal-hal yang sebelumnya urung kamu lakukan hanya karena kamu takut melakukan kesalahan. Selangkah demi selangkah kamu mulai mengejar mimpimu, melakukan berbagai hal sesuai renjanamu dan tidak ada yang dapat menghentikanmu lagi.

5. Ketika kamu melakukan kesalahan dan berani menghadapinya, hal tersebut akan menjadikan pemikiranmu lebih dewasa dan bijaksana

Pemikiranm lebih dewasa dan bijak via imgarcade.com

Berbuat kesalahan tak seharusnya membuatmu jadi orang yang terpuruk. Justru sebaliknya, setelah melakukan kesalahan, kamu jadi lebih dewasa dan bijaksana dalam memahami berbagai hal yang terjadi dalam hidupmu di masa-masa mendatang.

Kamu mulai membuka pikiranmu lebar-lebar dan melihat berbagai kejadian dari berbagai sudut pandang yang berbeda dan menyikapinya dengan lebih bijaksana.

6. Saat kamu belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kamu perbuat, ada berbagai pelajaran berharga akan kamu dapatkan sebagai bekal masa depanmu nanti

Banyak pelajaran berharga yang akan kamu dapat viavalentinarocio.blogspot.com

Kamu akan belajar banyak dari kesalahan-kesalahanmu hingga membuat cara pandangmu terhadapnya pun akan berubah. Kamu tak lagi menganggapnya sebagai sebuah petaka yang harus disesali, tapi kamu akan memandangnya sebagai pelajaran hidup yang berharga.

Bagimu, melakukan kesalahan bukanlah suatu kegagalan karena kamu telah mempelajari sesuatu yang berharga. Kamu akan lebih berani dan tertantang menghadapi kesalahan-kesalahan selanjutnya, karena kamu menyadari bahwa dari situlah kamu belajar dan berkembang untuk jadi lebih baik lagi.

7. Berbuat salah memang seperti sedang tersesat. Tetapi kamu akan mendapatkan banyak pengalaman berharga selama menemukan kembali jalan yang benar

Membawamu pada pengalaman emas viawww.whitezine.com

Pada awalnya kamu dan teman-temanmu berjalan di jalur yang sama. Tiba-tiba kamu terpaksa berbelok karena kecerobohanmu. Akibatnya kamu harus melalui jalan yang memutar, berkelok curam, dan berbatu. Kamu sangat menyesal dan mulai mengutuk diri sendiri atas kecerobohan yang kamu lakukan.

Tetapi, ketika kamu mulai menerima keadaan, dalam perjalananmu menemukan jalan yang tepat kembali, kamu akan menemukan pemandangan yang sangat indah di sepanjang perjalananmu yang baru. Kamu akan menemukan teman perjalanan dan kejutan-kejutan lain yang selama ini tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya.

Saat kamu menyusul teman-temanmu yang lebih dulu sampai, ada banyak kejutan-kejutan menyenangkan yang kamu temukan di sepanjang perjalananmu, sedangkan teman-temanmu tidak pernah mendapatkan kejutan itu. Dari kesalahanmu itu, kamu dapat banyak pengalaman berharga yang belum tentu orang lain bisa mendapatkannya.

8. Kesalahan yang kita lakukan bisa menjadi awal dari pintu suksesmu

Kegagalan adalah pintu kesuksesanmu via ameblo.jp

Semua hal yang kamu lakukan dapat dianggap sebagai suatu kesalahan, tapi semua itu tergantung dari sudut pandang mana kamu melihat dan bagaimana kamu menyikapinya.

Kalau saja Alexander Fleming bukan orang yang ceroboh dan tidak lupa membereskan alat penyimpan bakteri di piringan laboratorium sebelum liburan, mungkin saja bakteri-bakteri penelitian tersebut tidak akan pernah terkontaminasi oleh jamur Penicillium. Jika saja dia tidak melakukan kesalahan, mungkin antibiotik penisilin yang sangat bermanfaat bagi jutaan umat di seluruh dunia itu gagal ditemukan.

Dari kesalahan kecil yang ia perbuat, Alexander Fleming berhasil menemukan apa yang selama ini dia cari. Dari sesuatu yang awalnya kita anggap sebagai kesalahan besar, bisa jadi hal tersebutlah yang akan mengantarkanmu pada kesuksesan.

Setiap hari kamu pati akan menemui ketakutan baru yang harus kamu hadapi, pengetahuan baru untuk dipelajari, dan pengalaman baru untuk dicoba. Jangan pernah takut melakukan kesalahan, karena dari situlah kita mendapat pelajaran yang berharga berkembang. Ekspektasi kita yang terlalu berlebihanlah yang membuat kesalahan-kesalahan terdengar mengerikan.

Meskipun berat dan gagal berkali-kali, kamu akan belajar banyak hal selama di perjalanan. 

Teruslah melangkah tanpa henti. Meski berat dan memakan waktu yang sangat lama, pada akhirnya kamu akan sampai juga. 

Pelan-pelan. Semua butuh proses. Makan dan mencerna makanan pun butuh proses. Begitu juga dengan kehidupan dan kesuksesan. 

When you find your path, you must not be afraid. You need to have sufficient courage to make mistakes. Disappointment, defeat, and despair are the tools God uses to show us the way.

-Paulo Coelho, Brida