Senin, 08 Februari 2016

25

Krisis Kehidupan Usia 25-an Mau Tak Mau Harus Dihadapi. 4 Cara Konkret Ini Bantu Kamu Melewati

 8

Menjalani hidup di usia 25-an memang nggak mudah. Kamu akan dihadapkan dengan banyak realita yang ternyata beberapa ada di luar ekspektasi. Tentang pekerjaan yang belum bisa dibilang mapan tapi sudah nggak pantas minta uang ke orangtua, hubungan yang sudah harus jelas mau dibawa ke mana, maupun kehidupan sosial seperti satu per satu teman mulai ‘hilang’ dengan kesibukan serta dunia masing-masing.

Meski orang melihatmu seperti santai dan tenang-tenang saja menghadapi semuanya, namun nggak bisa dimungkiri kalau ada kalanya rasa stres hinggap juga di pikiran. Tentang rasa iri saat melihat teman zaman sekolah dulu sudah lebih sukses dalam karirnya, atau ada juga yang sudah lebih dulu menikah dan hidup bahagia dengan keluarga kecilnya.

Menyebalkan memang mengingat rasa iri itu naluriah, namun nyatanya membuat perasaan jadi nggak tenang dan bikin hidup jadi nggak sehat. Untuk itu, ada baiknya kamu melakukan beberapa cara konkret berikut untuk menyikapi fase hidup yang diberi nama quarter life crisis ini.

1. Cobalah untuk curhat dengan teman terdekatmu. Semua masalah tak akan seketika itu juga selesai, tapi paling tidak kamu jadi lega

Curhat, please! via rockingmama.id

Jangan malu untuk bercerita dengan salah satu sahabat terdekatmu. Awal mula quarter life crisis bisa bermuara pada depresi jika tidak diurai dengan baik. Maka, ungkapkan apa yang sedang kamu rasakan. Pada dasarnya, bukan solusi yang kamu butuhkan. Kamu hanya butuh untuk didengar dan ada orang yang mau mendengar keluh kesahmu. Masalah yang ada memang tak kemudian langsung selesai seketika itu juga, namun paling tidak kamu jadi lega.

2. Buang jauh-jauh kata ‘seharusnya’. Ingat bahwa rezeki tak akan pernah salah alamat

ADVERTISEMENT

baca juga

Yuk Berburu Tiket Ke Berbagai Destinasi di GOTF 2017!

Buang jauh-jauh ‘seharusnya’ via www.yangcanggih.com

Seharusnya aku sudah bisa mendapatkan pekerjaan itu sekarang

Aku harus bisa punya uang sebanyak ini

Seharusnya aku sudah menikah sekarang

Buang jauh-jauh kata ‘seharusnya’ dan berhentilah menyalahkan diri sendiri. Banyak hal dalam hidup yang pada akhirnya tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita, termasuk apa yang menjadi sumber dari quarter life crisis yang dialami. Meski hampir semua orang melewati dan merasakan proses ini, kamu harus menyikapinya dengan bijak, salah satunya adalah tidak terus-terusan mengeluarkan kata ‘seharusnya’, karena ini justru akan jadiboomerang bagi diri sendiri. Ingatlah bahwa rezeki tak pernah salah alamat. Kita hanya disuruh menunggu akan adanya titik terang di depan sana dengan apa yang sedang kita lakukan saat ini.

3. Berhenti membanding-bandingkan. Sebab itu hanya akan buat hidup lebih rumit

Jangan bandingkan hidup kita via www.guoguiyan.com

Kuncinya ada pada poin ini. Meski tidak mudah, tapi mulailah untuk berhenti membanding-bandingkan. Selain tak berfaedah, quarter life crisis yang kamu hadapi akan makin rumit karena ini. Membandingkan pencapaian hidup yang dialami tak akan ada akhirnya. Apa yang kamu raih akan selalu kurang jika terus-terusan dibandingkan dengan orang lain. Agar quarter life crisis-mu bisa terlewati tanpa memusingkan banyak hal, lakukan tahap ini dengan baik, maka ketenangan akan kamu dapatkan.

4. Temukan dukungan dan mentor dari orang yang lebih berpengalaman. Agar kegalauanmu tak salah arah

Temukan dukungan via www.biggerpockets.com

Selain curhat ke teman dekat, kamu juga perlu dukungan dari orang yang lebih berpengalaman. Kamu perlu teman yang lebih dulu melewati masa ini dan lebih tahu kemana sebaiknya melangkah. Dengan begitu, krisis yang kamu alami di usia seperempat abad ini tak akan salah arah. Orang ini akan membantu meyakinkanmu bahwa hidup tak boleh diisi dengan banyak keluhan. Dengarkan saran mereka dan ambil beberapa yang sesuai. Biarkan mereka membantumu menetapkan beberapa tujuan kecil untuk dicapai.

Mau nggak mau, fase ini memang harus dihadapi. Toh sebenarnya, dengan melewatinya, kamu akan belajar banyak hal, bahwa hidup memang sebuah perjuangan. Tak ada waktu untuk berhenti, karena semua harus selalu bergerak. Jika hanya menggerutu tentang apa yang dihadapi saat ini, barangkali keadaan tak akan berubah jadi lebih baik. Kamu perlu mental kuat dengan rasa syukur yang besar untuk bisa lulus dari quarter life crisis.


Jomblo Di Usia 25-an Memang Tak Mudah Dijalani, Tapi Setidaknya 5 Hal Ini Buatmu Berbesar Hati

 19

Kebanyakan orang beranggapan, 25 tahun itu usia matang untuk persoalan memiliki pasangan. Bahkan untuk cewek, 25-an ini jadi usia emas untuk memulai berumah tangga. Contohnya, teman-temanmu sendiri sudah banyak yang mempunyai anak. Sementara kamu, pacar saja belum punya. Ditambah lagi, pertanyaan kapan nikahkapan nyusul ataupasangannya mana sudah terlalu sering datang suka-suka. Membuatmu menarik napas dalam-dalam sambil menahan gemas sendiri.

Bagaimana tak gemas kalau kadang rasa kecewa dan malu datang bersamaan. Kamu kecewa dengan dirimu sendiri yang seolah tak becus mencari pasangan. Sedangkan saat berhadapan dengan orang lain ada rasa malu yang tak bisa dirimu hindari. Padahal kalau mau dipikirkan ulang, di usia 25-an ini harusnya kamu masih bisa santai menanggapi semua itu. Setidaknya ada beberapa alasan ini juga yang bisa jadi penguat dirimu. Kalau sendiri di usia 25 bukan suatu kegagalan.

1. Memiliki pasangan itu tak seperti KTP yang harus tepat di usia 17 tahun. Tapi ini perihal proses yang kadang dijalani sampai bertahun-tahun

Memiliki pasangan itu ada prosesnya via www.pexels.com

Selain menjadi prestasi tersendiri, menikah di usia muda memang memberi beberapa keuntungan, salah satunya ya urusan memiliki anak. Setidaknya usiamu tak akan terpaut jauh sekali dengan anak-anak kalian. Membuatmu punya lebih banyak waktu produktif untuk membimbing perkembangan mereka. Tapi menikah atau punya pasangan tepat di usia 25-an sendiri bukan suatu keharusan yang tak bisa diganggu gugat. Tak ada sanksinya juga kalaupun kamu telat hingga berbulan-bulan bahkan satu atau dua tahun kemudian.

Karena memiliki pasangan itu bukan seperti mendapatkan KTP yang tak perlu banyak pertimbangan. Memiliki pasangan mengharuskanmu melewati proses yang cukup panjang. Mulai dari memperbaiki kualitas diri, membuka pergaulan dengan lingkungan yang tepat, sampai dengan mencari sosok seperti apa yang buatmu nyaman. Dan proses seperti itu yang kadang harus berlangsung tak hanya dalam hitungan bulan tapi juga tahun.

2. Bukannya tak laku. Kamu, dia, dan keadaan yang mungkin saja memang belum siap untuk pertemuan itu

ADVERTISEMENT

Jomblo bukan berarti tak laku via www.pexels.com

Kok masih aja jomblo sih? nggak laku ya?!

Pasti akan ada orang yang meledek atau memang sengaja berkomentar seperti itu. Dan sebenarnya wajar, kalau kamu menanggapinya dengan perasaan tak terima bahkan sampai kesal. Karena laku atau tidak ini terlalu relatif untuk dijadikan penyebab kejombloanmu hingga detik ini. Mungkin kamu sudah merasa siap, tapi dianya sendiri belum. Atau kamu merasa sudah percaya diri sekali dengan kualitas dirimu, tapi ternyata masih ada satu yang harus diperbaiki lagi. Tapi yang pasti, apapun alasannya kamu cuma perlu bersabar dan tak perlu berkecil hatii

3. Saat orang nyinyir jodoh itu harus dicari. Kamu sendiri harus paham, kalau dirimu tak perlu sampai mengobral diri

Kamu tak perlu mengobral diri via www.pexels.com

Tak perlu diberitahu berkali-kali kamu pun paham, kalau jodoh itu seperti rezeki yang perlu dijemput atau dicari. Tapi kamu jangan sampai lupa, kalau usaha di sini bukan berarti harus buatmu mendekati banyak cowok. Apalagi sampai menurunkan harga diri. Kamu tetap harus punya standar bagaimana pasanganmu nantinya. Kamu tetap harus berhati-hati mengenal setiap orang yang datang dan ikhlas melepas mereka yang pergi. Karena urusan jodoh ataupun menjalin hubungan tak pernah terpatok oleh usia.

4. Bukankah kamu punya waktu lebih lama untuk benar-benar tahu sosok seperti apa yang dirimu mau

Membayangkan bagaimana sosok pasanganmu kelak viawww.pexels.com

Bagaimana kalau masalahnya dibalik. Di usia 25-an ini kamu punya pasangan. Tapi sayangnya setelah menjalani hubungan sekian lama kamu merasa dia bukan sosok yang dirimu inginkan. Kamu pun baru menyadari, kalau dulu keputusanmu menjalani hubungan tak jauh-jauh dari rasa khawatir. Kamu khawatir tak ada lagi orang yang mau menjalani hubungan denganmu. Kamu khawatir status jomblo buatmu di-bully atau jadi bahan omongan orang.

Masa usia udah 25 masih jomblo aja. Nggak takut apa jadi perawan tua!

Padahal jomblo di usia yang tergolong matang ini bisa jadi satu keuntungan buatmu. Usia yang matang tak hanya buatmu lebih berhati-hati menjatuhkan pilihan. Tapi juga buatmu mengerti sosok seperti apa yang bisa menerima cita-citamu menjadi seorang penulis. Ketimbang terus memintamu menjadi PNS. Sosok yang bisa mengimbangi obrolan-obrolan randommu. Sosok yang bisa sabar menghadapi sifat keras kepalamu ini.

5. Biarpun tak punya pasangan, hidupmu masih tetap lengkap dengan hal lain yang tak kalah membahagiakan

Hidupmu masih lengkap via www.pexels.com

Siapa bilang punya pasangan pasti buatmu bahagia? Sementara di luar sana ada beberapa pasangan yang hubungannya justru jadi neraka. Mereka selalu saja bertengkar dan kadang persoalan yang dibahas selalu sama. Lalu kamu, bukankah sampai detik ini hidupmu masih selalu baik-baik saja. Kamu masih bisa merasakan karirmu meningkat dari waktu ke waktu. Kamu masih punya keluarga yang utuh, teman-teman yang loyal. Bahkan kamu masih di anugrahi kesehatan. Bukankah itu semua hal yang membahagiakan?

Punya pasangan kadang memang membawa kebahagiaan tersendiri. Tapi bukan berarti sendiri akan membuatmu terpuruk. Tinggal bagaimana kamu menjalani hari-harimu. Toh kata bahagia tak sama dengan menikah muda.

Kalau Di Usia 20-an 8 Sifat Ini Masih Kamu Pelihara, Tandanya Kamu Masih Belum Dewasa!

 1

Seperti sebuah pepatah yang mengatakan bahwa mereka yang menganggap dirinya sudah dewasa justru sebetulnya belum sungguh-sungguh dewasa. Sebaliknya, orang dewasa yang sesungguhnya adalah mereka yang selalu berharap bisa kembali menjadi anak-anak. Di usia yang sudah menginjak 20-an, tak sedikit dari kamu yang bertanya-tanya tentang kedewasaan diriGue udah benar-benar dewasa belum ya? Sebuah pertanyaan yang sekilas terlintas dalam benak. Meski tak ada ukuran mutlak yang mampu menakar kedewasaan diri seseorang, setidaknya 8 hal ini membantumu untuk menemukan jawabannya.

1. Kamu masih suka bingung menghadapi sudut pandang yang berbeda darimu. Sehingga dalam sebuah diskusi, kamu sukar untuk menerima pendapat orang lain

Duniamu belum terbuka via unsplash.com

Selama ini kamu mungkin terbiasa bergaul dengan teman-teman yang sepemikiran. Jarang ada benturan pendapat. Sehingga, pada suatu kesempatan kamu dihadapkan pada sebuah diskusi di mana orang-orangnya punya sudut pandang yang berbeda denganmu, kamu kesulitan untuk menerima pendapat mereka.

Kamu hanya belum punya cukup pengalaman untuk menanggapi perbedaan sudut pandang. Jika kamu mengalami hal ini, baiknya perluas pergaulanmu dengan banyak orang yang punya sudut pandang berbeda. Karena dari bertukar pikiran dengan mereka, kamu akan jadi pribadi yang lebih bijak menanggapi perbedaan pendapat.

2. Tanpa disadari, kamu belum cukup kuat untuk menghadapi sebuah masalah, tak ayal kamu lebih banyak mengeluh daripada mencari solusinya

Masih terbiasa mengeluh terlebih dulu via unsplash.com

Kamu masih malas untuk mencari solusi dari masalah yang menghadang. Sehingga mengeluh jadi caramu untuk melampiaskan kebingunganmu. Baiknya kamu kurangi deh kebiasaan mengeluh ini, karena khawatir orang di sekitarmu akan merasa nggak nyaman dengan keluhanmu. Nah, daripada mengeluh, baiknya kamu tanya pendapat teman terdekatmu tentang solusi dari permasalahanmu. Siapa tahu pendapat mereka membantumu dalam menyelesaikan masalah.

3. Belum banyak juga perselisihan yang kamu alami, karenanya kesalahan orang lain tampak membekas dalam. Memaafkan masih merupakan hal yang sulit bagimu

Semua luka masih tampak seperti akhir dunia via unsplash.com

Kamu belum cukup kuat untuk memaafkan kesalahan orang lain. Kadang, kesalahan kecil yang orang lain lakukan pun sukar untuk kamu maklumi. Bukannya kamu terlalu angkuh, kamu hanya belum cukup kuat terluka karena kesalahan orang lain. Tak bisa memaafkan memang bukan kejahatan, tapi apa iya kamu membiarkan dirimu untuk terus menerus menjadi seorang pendendam? Hal tersebut membahayakan, karena bakal bikin hidupmu nggak tenteram. Karenanya, belajarlah untuk memaafkan kesalahan orang lain. Kamu hanya butuh waktu untuk memaafkan, bukan menutup pintu hati selamanya. Maafin ya..

4. Kamu masih memedulikan pandangan orang lain tentangmu, karena masih belum nyaman dengan dirimu yang sebenar-benarnya

Masih harus memakai topeng di depan orang lain via unsplash.com

Tanpa kamu sadari, seringnya tindakanmu masih didasari oleh ketakutan akan pandangan orang lain. Mereka bakal benci gue nggak ya? Jangan-jangan kalau gue jujur tentang dia, nanti gue dibenci lagi. Pertimbangan-pertimbangan seperti itu kerap membayangi benakmu. Contoh nyatanya adalah saat kamu memberi pendapat tentang orang lain, kamu akan memberikan pendapat yang sekiranya bisa membuat dia senang dan merasa tersanjung. Berbeda dengan mereka yang sudah dewasa, yang berani berpendapat sejujur-jujurnya karena tak khawatir dengan reaksi orang lain. Dengan kata lain, mereka yang dewasa, berpendapat semata karena ingin berkata jujur, bukan untuk menyanjung orang lain.

5. Terlalu muda untuk paham bahwa waktu tak akan ada untuk selamanya, terpaku pada masa lalu atau terobsesi pada masa depan. Lupa menikmati saat ini

Dibutakan oleh masa lalu dan masa depan via unsplash.com

Kesedihan di masa lalu atau cita-cita yang belum sempat kamu usahakan, seringnya menjadi batu sandungan untukmu menikmati hidupmu yang sekarang. Kesedihan di masa lalu membuatmu menjadi pribadi yang apatis. Sementara itu mimpi tinggi yang tak berani kamu wujudkan membuatmu menjadi pribadi yang nggak realistis. Sehingga tak salah jika potensi dalam dirimu belum sepenuhnya kamu manfaatkan.

6. Sewaktu kecil kita semua hanya tahu cara menerima kasih sayang dan perlindungan orangtua. Kehilangan dan merelakan adalah insting kedua yang masih harus terus dilatih

Masih belajar merelakan via unsplash.com

Selama ini kamu tergolong pribadi yang sukar berdamai dengan kehilangan. Seperti saat putus cinta, sukar bagimu untuk menerima kenyataan bahwa dia bukan lagi menjadi milikmu. Bukannya posesif, kamu hanya belum cukup kuat untuk terluka. Tak hanya dalam hal hubungan percintaan, dalam hubungan pertemanan pun demikian. Kamu masih memaksakan diri untuk terus bersama dengan teman-teman. Padahal, seiring bertambahnya usia dan menjadinya kesibukan, intensitas kebersamaanmu dengan teman-teman pasti akan berkurang. Namun, itu bukanlah hal yang patut untuk dimasalahkan.

7. Kamu belum merasa cukup jika hanya menjadi pendengar saja, karenanya dalam percakapan kamu lebih senang mendominasi pembicaraan

Masih harus didengarkan via unsplash.com

Pantang bagimu hanya sekadar menjadi pendengar. Mengungkapkan pendapat dalam sebuah forum adalah ajang untukmu menunjukkan jati diri. Bahkan kalau bisa kamu mendominasi pembicaraan. Bukannya angkuh, kamu mungkin hanya tak merasa cukup jika hanya sebagai pendengar. Akan ada saatnya nanti, kamu lebih merasa nyaman dengan hanya menjadi pendengar.

8. Lepas dari zona nyaman, kamu akan bertemu banyak orang baru dengan berbagai latar belakang. Belum bisa memahami dan menghargai keberagaman itu, kamu tak akan menemukan sukses

Tidak bisa menerima perbedaan itu sifat kekanak-kanakan via unsplash.com

Mereka yang sudah dewasa, lebih bisa memaknai perbedaan karakter orang di sekeliling sebagai sebuah keunikan. Perbedaan sudut pandang dan gaya hidup pun dimaknai sebagai sebuah keberagaman. Sementara itu pribadi yang belum dewasa lebih suka memaksakan orang lain untuk menjadi pribadi yang sepemikiran dengannya.

Menjadi dewasa terkadang hanya persoalan waktu. Pada saatnya nanti, pengalaman dan rasa sakit yang pernah kamu alami menjadikanmu pribadi yang lebih bijak dan dewasa.

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me!

Jangan Menikah di Usia 25 Hanya Karena Kesepian. Banyak Langkah Terhormat yang Bisa Jadi Jalan

6 September 2016

 Pradnya Wardhani

 1,793  3

http://spice4life.co.za

“Makanya cari pacar gih. Biar ada yang nemenin. Biar nggak kesepian.”


Berkurangnya jumlah teman baik secara signifikan, dan terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang melelahkan bisa menjadi sebab kenapa kamu merasa kesepian. Namun tenang saja, kamu tidak sendirian. Merasa kesepian di kisaran umur 25an adalah hal yang umum dialami orang.

Uniknya, orang selalu mengaitkan rasa kesepian itu dengan kebutuhan kamu untuk mencari pasangan. Supaya kamu tidak kesepian lagi, kamu harus mulai mencari pasangan. Seseorang yang akan menemanimu dalam suka maupun duka, dan menjadi tempatmu bercerita tentang segala gundah gulana. Sementara itu, mencari pasangan yang klik di hati juga tak semudah membalikkan telapak tangan.

Meski memang kehadiran seseorang bisa mengobati rasa sepi, namun merasa kesepian tidak selalu berarti sudah saatnya kamu mencari pasangan.


1. Kesepian sering diidentikan dengan kesendirian. Namun kesepian datangnya dari dalam.

sendiri tidak selalu sepi via ocularimprint.tumblr.com

Ke mall sendirian, makan siang sendirian, ke bioskop sendirian, datang kondangan sendirian. Muncul di mana-mana tanpa seseorang yang menemani bisa membuat orang lain membuat kesimpulan mudah:kasihan, dia pasti kesepian. Kesepian diidentikkan dengan kesendirian, padahal belum tentu orang yang dimaksud benar-benar merasakan kesepian. Bisa jadi dia memang lebih menyukai kesendirian. Selain itu, rasa sepi munculnya dari dalam hati. Meskipun sendiri, belum tentu kamu merasa sepi. Sebaliknya, meskipun kamu terlihat bersama-sama teman atau berdua dengan pasangan, belum tentu juga kamu tidak merasa sepi. Rasa kesepian itu bisa muncul ketika kamu tidak lagi merasakan koneksi antara hati dengan lingkunganmu saat ini.

2. Rasa kesepian itu bisa saja datang karena kamu melakukan hal-hal yang tak kamu sukai. Mungkin sudah saatnya kamu mencari tahu apa mimpimu?

Apa mimpimu? via fortheloveofwanderlust.com

Sepi itu muncul karena kamu merasa terasing dengan segala hal yang ada di sekitarmu. Sementara rasa terasing itu, tak selalu berarti tidak ada, melainkan ada namun kamu tidak bisa terhubung dengannya. Pekerjaan yang tidak kamu suka, dan hal-hal yang bertentangan dengan keinginanmu bisa membuatmu merasakan keterasingan ini. Bila ini yang jadi sebabnya, mungkin sudah saatnya kamu bertanya pada dirimu sendiri: apa yang kamu cari dan apa yang kamu inginkan? Bila kamu ingin mengejar passion, maka kejarlah. Mengenali dirimu sendiri akan membuatmu lebih bisa membahagiakan dirimu sendiri.

3. Kesepian juga bisa datang karena kamu terlalu bosan dengan segala hal keseharian. Mungkin kamu butuh liburan?

kamu butuh liburan via redosity.com

Rutinitas keseharian juga bisa menjebakmu dalam kebosanan. Meskipun kamu sudah menekuni hal-hal menyenangkan yang kamu idam-idamkan, bila sudah masuk di dunia kerja, rasa jenuh dan bosan itu pasti akan ada saja. Barangkali rasa sepi yang kamu alami itu terjadi karena tubuhmu tidak mampu lagi menangani segala tekanan yang kamu alami. Kalau sudah begini, pamit sebentar dari rutinitas untuk liburan seminggu atau dua minggu mungkin akan membantu. Cobalah berkelana ke tempat baru, merasakan hal-hal yang baru, dan siapa tahu, kamu akan menemukan seseorang di sini. Rasa jenuh memang tak selalu mempan diobati dengan liburan, tapi tak ada salahnya mencoba kan?

4. Sebuah hubungan tidak selalu memberi jaminan bahwa kamu tidak akan merasa kesepian. Hubungan yang tidak sehat, justru membuat kesepianmu bertambah hebat

Rasa sepi dalam hubungan itu bisa terjadi viawww.glossglam.com

Untuk sebagian orang, kesepian bisa diobati dengan mencari pasangan. Setidaknya, ada yang memberi dan diberi perhatian. Namun cara yang sama belum tentu bisa berlaku untuk orang yang lain. Sedangkan sebuah hubungan tidak menawarkan jaminan bahwa kamu akan terbebas dari rasa sepi. Bagaimana jika pasanganmu kelak lebih memperhatikan teman-temannya dibandingkan kamu, dan kamu tidak menyukai ini? Bagaimana jika pasanganmu melakukan hal-hal buruk dan menyebalkan, dan kamu tidak menyukai ini? Bagaimana jika, meskipun kamu dan dia sedang duduk bersama, namun kamu merasa hatinya tidak bersamamu? Sebuah hubungan yang sehat dan baik mungkin akan menyelamatkan. Namun hubungan yang tidak sehat dan dipaksakan, bisa jadi justru menghancurkan.

5. Mendapatkan pasangan bukanlah penawar semuanya. Masalah tetap datang. Memilih orang yang salah malah membuat gamang

Hubungan pasti ada masalah juga viaeguides.teenlife.com

Ketika menjalani sebuah hubungan, tentu kamu berharap akan mendapatkan kebahagiaan. Mendapatkan seseorang yang bisa menerimamu apa adanya, dan selalu bisa diajak berbagi segala macam beban diri. Namun kamu tentu tahu bahwa terlalu naif mengharapkan hubungan yang adem ayem selamanya. Setiap hubungan pasti ada masalah, dan barangkali, masalah ini akan jauh lebih rumit daripada masalah yang kamu hadapi ketika masih sendiri. Badai yang datang menerpa, membutuhkan perjuangan untuk menghadapinya. Bila kamu kuat, hubunganmu dengannya bertambah kuat. Bila kamu tidak sanggup, apa yang kamu harapkan menjadi penawar sepi justru akan pergi meninggalkan sakit hati. Namun itulah risiko. Sedang segala risiko memang harus dihadapi.

6. Main ukulele sampai menyibukkan diri dengan nge-blog jauh lebih bermartabat. Kesepian seharusnya tak membuatmu asal sikat

Cari kegiatan menarik via cyberspaceandtime.com

Untuk kamu yang tidak bisa mengatasi kesepian dengan mencari pasangan, kamu bisa mencari solusi lain yang tak kalah masuk akal. Bila kamu sudah mengenali kenapa kamu merasa kesepian, mungkin sekarang saatnya kamu mencari kegiatan yang menyenangkan untuk dirimu. Kamu bisa mencari teman-teman baru, membuat relasi baru, sehingga temanmu tak hanya itu-itu saja. Kamu juga melibatkan diri dalam segala bentuk kegiatan positif. Bila weekday-mu sudah padat dengan pekerjaan, kamu bisa memakai weekend untuk bersenang-senang. Menjadi volunteer, mengikuti komunitas hobi, membuat social-project dengan teman, hal-hal semacam itu bisa kamu coba untuk mengobati kesepianmu.

Baik mengobati sepi ataupun mencari pasangan, tidak sesederhana apa yang dikatakan orang. Hanya kamu sendiri yang tahu apa yang kamu butuhkan, hanya kamu sendiri yang tahu kapan kamu merasa harus mencari pasangan. Banyak cara untuk mengobati kesepian. Namun kamu juga bisa melakukan dua sekaligus, yaitu mengikuti banyak kegiatan positif sekaligus juga membuka hati. Siapa tahu, dalam proses itu, selain mengobati sepi, kamu juga menemukan tambatan hati seperti yang diharap-harapkan

Selamat berjuaang

Ngapain juga mikirin jodoh yang belum dateng-dateng. Toh, kalau udah waktunya pasti kita bakal nikah. Nikmatinaja kesendirian…– Ani –Perbincangan tentang masih melajang di usia yang nyaris seperempat abad, tepatnya usia 24 tahun, tentulah menjadi bahasan yang seru. Terutama buat kamu para cewek. Menginjak usia 24, obrolan bersama sahabat pasti nggak akan lepas dari yang namanya pelaminan dan pertanyaan seputar jodoh.Kapan ya dilamar?Kapan ya ketemu jodoh? serta ratusan pertanyaan galau badai lainnya.Beruntungnya, di tengah pertanyaan yang tak kunjung berjodoh dengan jawaban tersebut,kamu masih bisa berdamai dengan kesendirian. Lebih dari itu, pada akhirnya kamu justru menikmatinya. Karena kamu mengerti, hal-hal ini bikin kamu bahagia meski tanpa pasangan.1. Menjomblo adalah masa-masanya kamu senang memperkaya pengalaman. Tak perlu ragu dengan rencana melanjutkan pendidikanbisa fokus melanjutkan pendidikan tinggi viam.voaindonesia.comAda alasan mengapa kamu masih diizinkan sendiri di usia ketika semua teman sudah sibuk menikah. Anggaplah itu anugerah, kamu jadi punya kesempatan untukmengembangkan diri dan memperkaya pengalaman. Kamu yang punya keinginan untuk melanjutkan kuliah pun bisa fokus dengan rencana-rencana akademismu.Ketimbang hari-harimu diisi dengankegalauan akan jodoh, baiknya kamu isi dengan kesibukan yang memberdayakan dirimu. Rencana melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S2/S3) jadi target yang tampaknya bisa kamu lakukandengan maksimal. Karena masih sendiri, kamu belum perlu menyesuaikan rencana studi dengan rencana hidup orang lain yang kelak akan jadi pasanganmu kalau sudah menikah. Fokus pada diri sendiri membuat jalanmu lebih mudah. Toh jika kamu masih bimbang ingin melanjutkan kuliah lantaran kesulitan biaya, kamu bisa lho memulainya dengan mencari beasiswa dalam dan luar negeri.P.S: dari pada galauin jodoh, mending langsung klik aja info beasiswa di linkini.2. Tidak ada kewajiban untuk mengabarkan pasangan. Kamu punya kebebasan penuh dalam setiap langkahmuNggak ada kewajiban untuk mengabarkan pasangan. viafavim.comBebas aja dan nggak ada kewajiban buat ngabarin pacar.– Andina –Ini yang sangat disyukuri oleh mereka yang masih jomblo di umur24 tahun. Kamu merasa bebas sajamenjalani kesibukan tiap harinya. Tidak ada kewajiban untuk memberi kabar kepada pacar. Bersyukur kamu cukup mendengar Kangen Band nyanyi“kamu di mana, sama siapa”saja. Rententan pertanyaan ini tidak kamu dengar dari seseorang yang kamu panggil pacar. Juga, tak akan ada seseorang yang cemburu dengan kesibukanmu. Rasanya hidup jauh lebih lepas dan santai. Iya nggak?3. Kamu bisa bebas melakukan hal-hal asyik dengan teman-teman. Tak ada kekhawatiran dicemburui seseorangKamu jadi bebas berteman dengan siapa saja. viawww.hercampus.comKamu lagi sama siapa?Teman kamu cewek atau cowok?*Yaelah, kaya lagi diinterogasi sama Buser.Serunya menjadi jomblo adalah kesempatan untuk punya banyak teman. Coba kamu perhatikan teman-temanmu yang udah punya pacar, biasanya sih mereka nggak bisa sebebas kamu yang masih sendiri. Kamu bisa dengan mudahnya bergaul dengan lawan jenis, berbeda dengan mereka yangsering diliputi rasa khawatir lantaran takut pacarnya cemburu. Kalau pun pada akhirnya tetap berteman atau jalan dengan yang teman lawan jenis yang dicemburui, akhirnya terpaksa bohong juga ke pacar untuk menghindari pertengkaran.Kamu bersyukur hidupmu nggak seribet itu.4. Kamu belum perlu memikul beban untuk membahagiakan pasangan. Saat ini kamu hanya perlu membahagiakan dirimu sendiriMembahagiakan diri sendiri… viafavim.comHal yang menyenangkan dari kesendirian adalah kamu nggak punya kewajiban untuk membahagiakan pacar. Kamu hanya perlu membahagiakan dirimu sendiri. Berbeda dengan kamu yang tengah memiliki pasangan yang setidaknya terlintaspikiran untuk berusaha membahagiakan dirinya.Kalau aku begini, dia kecewa nggak yah?Ambil contoh soal penampilan. Saat kamu punya pacar, tentu kamuselalu ingin tampil menarik di hadapannya. Tampil kucel sedikit saja, kamu diliputi rasa khawatir diaakan berpaling ke orang lain. Kekhawatiran tersebut nggak akan pernah menghinggapi kamu yang masihsingle. Dandan nggak dandan, santai saja….5. Kendali penuh ada di tanganmu, terutama untuk fokus kepada karir. Biar kemapanan materi bisa kamu dapat sebelum usia 30an!fokus kerja demi karir viabewerbung.comBanyak juga yang memilih untuk tetap sendiri lantaran masih ingin menikmati waktu untuk mengembangkan karir. Bagimu, saat ini yang terpenting adalah meningkatkan jenjang karir demi meraih kemapanan sebelum umur 30an. Fokus bekerja demi melunasicicilan KPR dan mobil pribadi. Tak lupa juga tabungan masa depan yang sudah dengan matang kamu persiapkan. Meski belum ada rencana untuk menikah, setidaknyakamu sudah mulai menyicil persiapan hidup di masa depan darisegi materi.6. Kamu bisa banyak jalan-jalan, cerita perjalananmu bisa kamu ceritakan pada anak-anakmu kelakIsi waktumu dengan traveling.. viawww.nyip.eduSudah berapa banyak negeri impian yang sudah kamu kunjungi?Jika jawabannya masih sedikit ataubahkan belum satu pun, sekaranglah saatnya bagimu untuk sering-sering mengepak ransel danmemulai perjalanan. Isi kesendirianmu dengan traveling. Supaya nanti saat kamu sudah menjadi ibu, kamu punya banyak cerita perjalanan yang bisa diceritakan pada anak-anakmu kelak. Menyenangkan bukan, mendongengi anak-anakmu nanti dengan cerita petualanganmu menjelajahi banyak negeri?7. Bukan berarti duniamu jadi penuh dengan dirimu sendiri. Justru waktumu bersama orangtua dan keluarga jadi lebih berhargaKamu jadi punya banyak waktu dengan orangtua. viawww.liesyoungwomenbelieve.comTidak ada yang lebih membahagiakan dari momen saat bersama keluarga. Ada banyak hal yang belum tentu bisa kamu lakukan saat masih punya pacar dan hanya bisa kamu lakukan saatsingle. Misalnya saja memasak untuk keluarga di rumah saat malam Minggu, menonton DVD bersama di ruang tamu, atau sekadar menemani ibumu belanja di supermarket. Ini adalah hal yang paling kamu syukuri saat melajang.Waktumu jadi tercurah untuk membahagiakan orangtua dan keluarga.Kesendirian bukan untuk dirutuki, melainkan untuk dinikmati dan disyukuri. Yakin saja, kalau sudah tiba waktunya kamu pun akan menemukan tambatan hati dan berkomitmen layaknya yang lain. Tapi kalau sekarang belum ada, justru ini adalah waktu yang tepat untukmu mengembangkan diri. Salam jomblo! ;p#24#jomblo#lajang#nikah#usia

10 Hal Yang Sudah Tidak Harus Kamu Lakukan Ketika Berumur 24 TahunJumat, 17 Juni 2016 -Bagus HermawanMasa muda merupakan masa yang cukup menyenangkan. Tapi jika kamu sudah mencapai usia 24 tahun, kamu harus sudah bisa menjadi lebih dewasa. Menjadi pribadi yang tahu bagaimana harus mengubah hidup menjadi lebih baik. Dan agar kamu tidak salah melangkah, berikut 10 hal yang sudah tidak harus kamu lakukan ketika berumur24 tahun;Berhentilah Untuk Berkencan Dengan Orang Yang Tidak CocokUntuk menemukan seseorang yang layak dijadikan sebagai teman hidupmu memang sangtlah sulit. Namun, ketika kamu sudah di usia 24 tahun, kamu harus memiliki gagasan yang lebih baik untuk memilih pasangan hidupmu. Saat di usia ini, janganlah buang waktumu untuk bereksperimen dengan orang yangingin kamu jadikan sebagai pendamping hidup.Berhentilah Untuk Memperdulikan Pikiran Orang LainSering mengkhawatirkan tentang pikiran orang lain tentang diri kita merupakan sifat yang manusiawi, dan kebanyakan orang akan tidak suka saat dirinya sedang dihakimi atau dikritik. Karena kita adalah makhluk sosial, kita akan sering dihujani dengan berbagai pendapat orang lain. Namun, jika kamu terlalu perduli dengan hal tersebut, kamu akan lebih sulit untuk tidur dan bahkan bisa mengorbankan tujuan maupun impian hidupmu.Untuk itu, jangan terlalu perduli dengan pendapat orang lain. Ambillah pendapat yang bisa membuat tujuan dan impianmu menjadi lebih mudah digapai. Dan yang lebih penting selalu percayaklah akan penilaian diri sendiri.Berhentilah Menyalahkan Orang TuaTentunya semua orang tua di dunia ini tidak ada yang sempurna, semuanya memiliki keterbatasan. Yang terpenting, janganlah mudah terjebak perangkap untuk selalu menyalahkan orang tua atasapa yang telah dilakukan pada hidupmu saat ini. Selalu berfikir bijaklah dan jika kamu hanya terus menyalahkan orang tua-mu, hal ini hanya akan membuatmu tidak produktif dan hanya akan memperkeruh hubungan keluarga.Berhentilah Menjadi BerantakanSaat ini apakah kamu masih sering lupa dimana tempat dompet atau kunci ketika hendak bepergian? Jika benar, sudah bisa dipastikan bahwa hidupmu saat ini masih berantakan. Agar hidupmu bisa menjadi lebih baik, jadikan tahun ini untuk membuatmu menjadi lebih dewasa dengan selalu merapikan tempattidurmuBerhentilah Bergaya Hidup Tidak SehatDiusiamu yang sudah mencapai 24 tahun, tentunya kamu harus menyadari bahwa hidup sehat merupakan investasi yang benar-benar nyata. Percuma banyak uang jika kamu sering sakit-sakitan, sebanyak uang yang kamu dapatkan pasti juga akan habis untuk biaya pengobatan dan tentunya kamu tidak akan bisa hidup dengan nyaman.Selain menghindari makanan tak sehat, biasakanlah untuk rutin berolahraga seperti berlari, bersepedan dan masih banyak lagi. Dengan berolahraga, selain tubuhmu menjadi sehat, otakmu juga bisa menjadi lebih rifres.Berhentilah Membuang-buang WaktuDi usiamu yang ke 24, sudah bukan waktunya lagi untuk membuang-buang waktu dengan banyak nongkrong bersama teman-teman, berinternet, dan berbagai aktifitas yang membuat waktu berhargamu terbuang dengan sia-sia. Dari pada kamu banyak menghabiskan waktu berhargamu, belajar atau fokuslah pada tujuan hidupmu yang sebenarnya agar kelak kehidupanmu bisa memiliki arti.Berhentilah Untuk Selalu Mengatakan YaIni merupakan poin lanjutan di atas dan merupakan hal penting untuk mengetahui batasan pada dirimu. Karenakita adalah makhluk sosial, tetunya kita akan mendapatkan banyak ujian dalam kehidupan. Kebanyakan kita tentunya ingin menjadi pribadi yang menyenangkan dan bisa berguna bagi orang lain. Karena kita tidak ingin dibenci,dalam bebeberapa situasi kita akan selalu menghiyakan keinginan orang lain.Ini memang berat, namun di usiamu yang sudah mencapai 24 tahun kamu harus bisa mengatakan tidak jika hal tersebut tidak sesuai dengan keinginan dan kondisimu. Terkadang kita memang memiliki sesuatu hal yang tidak bisa dilakukan karena kita memiliki prioritas yang lebih penting yang harus segera diselesaikan bukan?Berhentilah Untuk Menghambur-hamburkan UangKamu memiliki hak sepenuhnya atas uang yang kamu miliki saat ini. Namun jika terus menghambur-hamburkan uangmu dan tidak pernah berkeinginan untuk belajar mengolah keuanganmu dengan baik, bukan tidak mungkin kelak kamu akan selalu memiliki masalah dengan keuangan. Di usia 24 tahun, kamu sudah seharusnya mengetahui seluk-beluk situasi keuanganmu. Kamu harus bisa bertanggung jawab atas rekening tabunganmu, dan jika kamu sudah memiliki program untuk masa pensiunmu, ini merupakan langkah yang baik.Berhentilah Mengingat Kesalahan Di Masa LaluSaat ini, sudah bukan saatnya untuk terus memikirkan kesalahan di masa lalu hingga membuatmu selalu ragu menggapai masa depanmu yang lebih baik. Yang terbaik, belajarlah dari kesalahan itu. Jangan terus mengulangi kesalahan tersebut berulang kali, dan hiduplah di saat ini dengan merancang masa depanmu yang lebih baik dari sebelumnya.Berhentilah Untuk Membandingkan Diri Dengan Orang LainTahukah kamu bahwa orang-orang yang sukses, mereka memahami bahwa mereka tidak harus membandingkan diri dengan orang lain karena hal itu tidak memiliki keuntungan sama sekali. Dari pada membandingkan diri, mereka lebih memilih untuk mencari kelemahan pada diri sendiri dan terus berusaha untuk memperbaikinya. Di saat mereka terus berkembang, mereka juga mampu mengagumi orang-orang lain yang melakukan hal-hal yang tidak bisa mereka lakukan.Jadi di usiamu yang sudah mencapai 24 tahun kamu harus memahami bahwa membandingkan diri dengan orang lain itu adalah kontraproduktif dan hanya akan membahayakan dirimu sendiri.

25 Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Memasuki Usia 25 Tahun7,890 sharesNendra Rengganis|Agu 7, 2014|FollowBagikandi TwitterBagikandi Facebook(7.8K)Usia 25 tahun sering diasosiasikan sebagai penanda kedewasaan seseorang. Seperempat abad menjalani hidup di duniadiharapkan bisa membuat seseorang cukup bijak menghadapi berbagai dinamika kehidupan di depan mata. Di usia ini pula banyak orang merasa hidup mereka“benar-benar dimulai”.Jika memang usia 25 benar-benar krusial, hal apa sih yang perlu kamu tahu sebelum memasukinya? Bisakah kamu mempersiapkan momentum seperempat abad kehidupanmu mulai sekarang?1.Usia 25 Tahun Tidak Serta-Merta MengubahmuJadi Orang DewasaMenjadi 25 tidak mengubah kepribadianmu viajungkookie-taetae.tumblr.comBeberapa tahun lalu kamuberpikir akan benar-benar bertansformasijadi orang dewasa di usiamu yang ke-25. Tapi ternyata kedewasaan tidak selalu berbanding lurus dengan umur. Di umur 25 kamu masih akan tetap sama seperti dirimu yang dulu. Bahkan terkadang bisa lebih kekanakan.Di usia yang ke-25 kamu akan keheranan dan melihat apa yang sudah kamu lakukan selama ini. Rasanya sulit untuk percaya bahwa kamu yang masih sering berkelakuan seperti anak kecil ini sudah berumur 25tahun.“Kok gue gak ngerasa tua dan dewasa ya?”, adalah pertanyaan yang sering muncul di otakmu.2. Kedewasaan Itu Tentang Cara Memandang HidupSemuanya terletak di perspektif viawww.evanbleker.comSaat masih remaja, kamu berpikir orang dewasa pasti punya pemikiran dan perilaku yang bijak. Mereka yang masih suka nongkrong dan ketawa ngakak bareng teman di usia 25-an tidak layak dijadikan panutan. Kamu pernah ingin jadi orang dewasa yang selalu tampak serius dan anggun.Saat sudah memasuki usia 25, barulah kamu akan sadar:Kedewasaan bukan hanya soal berapa lama kamu hidup, bukan pula tentang fasihnya mulutmu mengeluarkan kata-kata bijak.Dewasa juga tidak selalu setara denganperilaku yang serius dan anggun.Kamu bisa tetap jadi pribadi yang kacau, kocak dan suka berkumpul bersama teman. Karena kedewasaan sebenarnya adalah soal pola pikir.Tidak ada yang salah dengan tetap menjadi orang yang suka baca komik, pakai baju warna-warni atau makan jajanananak kecil. Dewasa atau tidak ditentukan oleh apa yang ada di otakmu. Bukan dinilai dari kegemaran atau pakaian yang kamu kenakan.3. Beberapa Orang Memang BisaSettleDalam Kehidupan Cinta DiUsia 25 TahunBeberapa orang memang menikah di usia 25 viathegrandnarrative.comUsia 25 dianggap sebagaiusia paling ideal untuk menikah bagi kebanyakanorang Indonesia. Kamu akan melihat beberapa kawan dan sahabat yang selama ini tumbuh bersama memasuki babak baru kehidupan mereka. Bukan tidak mungkin kamu juga bisa jadi salah satunya ketika memutuskan menikah di usia 25-an.Tidak bisa dipungkiri, usia25 memang jadi titik yang penting bagi kehidupan cinta banyak orang. Kebanyakan anak muda sudah mulai bekerja dan ingin membawa komitmen cinta yang dijalani kearah yang lebih serius. Jangan kaget jika kehidupan cintamu juga jadi lebih jelas mau dibawa kemana diumur yang satu ini.3. Tapi Jika Itu Tidak Terjadi Padamu, Dunia Tidak Berakhir Kok!Masih sendiri dan cuma bisa bersandar ke bahu boneka? Chill! viaitasyapendekland.blogspot.comSaat kehidupan cintamu belum juga menunjukkan tanda-tanda menuju kearah yang lebih serius di usia 25, ternyata hidup tidak berakhir kok. Kamu akan tetap baik-baik saja dengan atau tanpa pasangan. Di usia ini kamu akan sadar kalau kualitasmu tidak ditentukan oleh siapa yang ada disisimu. Hanyadirimu sendirilah yang bisa membuat hidupmu bermakna.Ternyata kamu akan tetapbaik-baik saja ketika undangan pernikahan mulai berdatangan. Melihat teman-temanmu menikah lebih dulu ternyata tidak membuatmu merasa kalah saing. Kamu akan bisa menerima bahwa setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing.Mereka barangkali memang ditakdirkansettledi kehidupan cinta lebih dulu. Bagimu akan ada sisi kehidupan lain yang jalannya dilancarkan. Santaiaja!4. Kondangan Akan Jadi Agenda Rutin, Dan Lebih Baik Kamu Bersiap DiriMengahdiri acara pernikahan akan jadi kegiatan rutin viawww.dwibcc.comMenghadiri acara pernikahan teman dan rekan kerja akan jadi agenda rutin yang menyapamu setiap akhir pekan. Dan sampai kamu tua nanti, agenda yang satu ini tidak akan pernah hilang.Di usia belasan dan awal 20-an kamu akan malas menghadiri acara resmi macam ini. Tapi di usia 25kamu akan sadar kalau tidak hadir berarti tidak menghormati orang yang mengundangmu. Kamu harus meluangkan waktu untuk sekedarsetor mukadi acar-acara pernikahan.Ada baiknya kamu mulai menyisihkan anggaran untuk membeli kado dan memberi sumbangan. Oh iya, jangan lupa juga siapkan pakaian formal yang cukupmumpuniuntuk dibawa ke kondangan. Gak punya partner kondangan itu tidak sememalukan tampil tidak pantas di acara resmi yang dihadiri semua kolegamu, loh!5. Tidak Semua PerkataanDan Pendapat Orang Lain Layak Kamu PertimbangkanPengen rambut biru? Sah-sah aja kok! vianymag.comDi masa-masa sekolah dan kuliah citra dirimu seakan ditentukan oleh pendapat orang-orang di sekitarmu. Kamu ingin tumbuh jadi pribadi yang disukai semua orang. Kritik dan pendapat orang lain akan jadi hal yang benar-benar kamu masukkan ke dalam hati.Di usia 25 tahun kamu akan sadar bahwa ada kalanya kamu harus mengabaikan suara diluarsana dan fokus pada hidupmu sendiri. Kamulahyang menjalani hidupmu, maka kamu juga yang paling tahu apa yang harus dilakukan. Kamu tidak lagi membuang waktu untuk memikirkan semua perkataan orang.Hanya yang benar-benar relevan dan rasional saja yang layak jadi acuan. Kamu ingin rambut biru tapi takut diejekin sama teman kantor? Cuekin aja, hidup-hidupmu ini kok!6. Tidak Semua Rencanamu Bisa TercapaiDi Umur 25, Dan Itu NormalTidak semua rencanamu bisa tercapai viawww.youtube.comBarangkali kamu sudah punya gambaran tentang hal-hal apa saja yang akan kamu capai di usia 25. Sudah menikah, punyapekerjaan yang gajinya besar, sudah punya rumah sendiri — di usia 25 ada beberapa orang yang beruntung bisa mewujudkannya, ada pulayang masih berjuang untuk mencapainya.Jika kamu belum mencapai target hidupmu di usia 25, jangan kecewa dulu. Tidak semua hal bisa berjalan sesuai rencanamu. Tapi bukan berarti hal yang tercapai diluar target tidak akan membawa kebaikan bagi hidupmu. Terkadang hidup tidak bisa diatur seketat jadwal pelajaran. Kamu hanya harus menjalaninya sebaik mungkin.7. Orang Tuamu Juga Manusia Biasa yang Butuh BantuanSesempurna apapun orang tuamu, mereka tetap manusia biasa viawww.presidenri.go.idOrang tuamu bukanlah malaikat yang bisa selalu menunjukkan contoh yangbaik. Di usia 25 akan ada beberapa momen dimana kamu melihat mereka jatuh di titik terendah dalam hidup. Kali ini giliranmu mengulurkan tangan dan membantu mereka. Bukankah mereka yang selalu ada dititik terendah hidupmu selama ini?Di usia yang makin dewasa kamu akan memahami bahwa orang tuamu juga butuh tempat berbagi. Kamu tidak lagi bisa menggantungkan diripada mereka, justru kamulah yang harus meluangkan waktu untuk banyak memberi.8. Kamu Akan Sadar Kalau Orang Tuamu TidakAkan Hidup SelamanyaSuatu hari orang tuamu harus pergi dari dunia ini viawww.ronamasa.comSemasa remaja kamu sering bertengkar dan tidak setuju dengan pendapat mereka. Tapi di usiamu yang ke 25 matamu akan terbuka, merekalah yang benar-benar menyayangimu. Dan dua orang yang mencintaimu dengan sepenuh hati ini tidak akan selamanya ada di dunia.Hubunganmu dan merekaakan mulai bergeser. Kamu akan meluangkan waktu untuk menelepon dan mengunjungi mereka.Kesehatan dan kebahagiaan orang tua juga jadi prioritas perhatianmu. Kanu akan sadar bahwa mereka adalah bagian penting hidupmu yang harus dijaga selagi masih ada.9. Jangan Pernah Membandingkan Kebahagiaanmu Dengan Kebahagiaan Orang LainHidupmu berbeda dengan oranglain viawww.pinterest.comBarangkali kamu akan merasa iri ketika temanmu mendapat beasiswa ke luar negeri. Atau ketika ada kawan yang menikah dan mendapatkan pekerjaan idamannya. Iri itu wajar, tapi jangan pernah membandingkan kebahagiaanmu dengan mereka.Menilai kesuksesanmu berdasarkan pencapaian dan standar orang lain hanya akan membuatmu lelah dan jadi makhluk yang tidak bersyukur. Kamu dan temanmu punya jalan hidup yang berbeda. Kebahagiaan dan pencapaian kalian tidak layak ditandingkan. Lagipula ini hidup kan, bukan pertandingan sabung ayam?10. Kesuksesan Bukan Hanya Soal UangKeluarga yang hangat juga bentuk kesuksesan viathesoulofseoul.netAkan ada masa kamu sangat getol bekerja demi mengumpulkan pundi-pundi kekayaan. Tapi jangan lupa, kelak kamu akan menyadari kalau kesuksesan itu bukan hanya soal uang. Jangan sampai menyesal karena hanya mengejar materi semasa muda hingga kehilangan sisi hidup lainnya.Sejak usia 25-an kamu perlu tahu kalau sukses bukan hanya soal berapa banyak uang yang kamu hasilkan. Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan sahabat, bisa memberikan sesuatuke masyarakat dan jadi pribadi yang bermanfaat akan membuatmu jauh lebih merasa tercukupi.Punya uang memang penting. Tapi hidupmu tidak layak dihabiskan hanya demi kegiatan mengumpulkan materi.11. Tapi, Tidak Bisa Mengatur Uang Akan JadiMasalahTidak bisa mengatur uang bisa jadi masalah viawww.huffingtonpost.comKesuksesan bukan hanya soal uang. Tapi tidak bisa mengatur uang bisa membuatmu hancur. Di usiamu yang sudah 25 tahun saatnya kamu mulai memperhatikan pemasukan dan pengeluaranmu. Atur gajimu sedemikian rupa agar kamu tetap memiliki uang simpanan untuk kebutuhan mendadak.Mulai mengambil asuransi untuk proteksi diri juga penting, biar kamu tidak kehabisan uang untuk urusan kecelakaan dan kesehatan. Kalau ingin tahu lebih lengkap tentang tips finansial untuk anak umur 20-an kamu bisa baca diartikelHipweeini.12. Sebaik-Baik PekerjaanAdalah Pekerjaan yang Bisa Kamu Lakukan Dengan HatiDoris, 25 tahun. Fotografer makanan asal Korea Selatan yang sangat mencintai pekerjaannya viadoreese.tumblr.comDi usia 25 kamu akan menghabiskan banyak waktumu untuk bekerja. Di titik ini pula kamu akan sadar bahwa ada beberapa pekerjaan yang memang jadi panggilan hidupmu. Dan lebih baik kamu mengejar pekerjaanitu sebelum kehabisan waktu.Kamu akan tahu bahwa bekerja itu bukan hanya soal gaji, tapi juga tentanghati. Hidup terlalu singkat untuk bertahan pada pekerjaan yang memberimu banyak uang tapi membuat hidupmu kering pengalaman.13. TidakSemua Masalah Layak Kamu Bagi Ke Orang LainKamu akan belajar menyimpan masalah sendiri viaplus.google.comSaat masih umur belasan dan awal dua puluhan rasanya mudah untuk membagi masalah ke orang lain. Baik lewat curhat langsung maupun via sosial media. Seakan dengan membagi masalah, bebanmu bisa lebih ringan.Di umurmu yang makin dewasa kamu akan sadar bahwa tidak semua masalah layak dibagikan ke orang lain. Kamu perlu makin selektif memilih halapa yang bisa kamu ceritakan ke orang lain dan hal apa yang bisa kamu selesaikan sendiri. Lagipula semua orang sudah punya masalah mereka sendiri kan? Tidaksepantasnya kamu menambah beban merekadengan masalahmu.14. Kamu Tidak Bisa Mempertahankan Semua Temanmu SelamanyaTeman akan terus datang dan pergi viagames.usvsth3m.comSeiring usia yang makin bertambah kamu akan menyadari bahwa lingkaran pertemananmu ternyata semakin kecil. Kamu akan kehilangan kontak dengan beberapa teman, tidak lagi mengetahui perkembangan kehidupanmereka lalu berhenti berkomunikasi sama sekali.Walau pastinya tidak menyenangkan saat harus kehilangan teman, tapi proses ini adalah siklus normal yang pasti dilewati. Hidup akan mempertemukanmu dengan orang-orang baru yang lebih sejalan. Pergi dan datangnya teman adalah hal yang biasa. Mereka yang tetap bertahan setelah sekian lama adalah teman sejati yang memang layak kamujaga.15. Proses Mencari Dan Mengembangkan Diri Tidak Akan Pernah SelesaiProses mencari jati diri tidak akan selesai viawww.mydress.comDulu kamu mengira sudahakan selesai dengan dirimu sendiri di usia 25. Pokoknya kamu sudah jadi manusia dewasa, deh. Tapi kenyataannya tidak sesederhana itu. Justru di usia 25 kamu akan makin merasa tertantang untuk menemukan hal yang kamu suka dan mengembangkan diri. Tidak jarang kamu akan ikut kelas tambahan dan makin menggiati hobi di usia ini.Di usiamu yang sudah 25 tahun kamu sadar bahwa proses mencari dan mengembangkan diri adalah sebuah proses yang tidak akan pernah ada ujungnya. Sampai kapanpun kamu masih akan terus haus ingin mengembangkan diri. Keinginan ini justru harus terus kamu jaga, agar kamu bisa terus berkembang ke arah yanglebih baik.16. Kamu Tidak Sepantasnya Membuat Komitmen Besar Dalam Hidup Hanya Untuk Menyenangkan Orang LainMenikah hanya untuk menyenangkan orang tuamu? Hmmm…… viawww.ricoademandana.comDi usia 25 kamu akan dihadapkan pada berbagai tuntutan sosial. Gak percaya nih ya beberapa contohnya:*.Kapan menikah?*.Kapan punya anak*.Kapan lanjut S2*.Kok belum dapat kerjaan mapan?*.Kapan pakai jilbab*.Ayo dong, mulai berinvestasi!Terkadang telingamu jengah mendengar banyaknya masukan yangdatang. Akhirnya kamu melakukannya hanya untuk membuat orang-orang disekitarmu diam.Hidupmu terlalu berharga untuk disia-siakan demi standar hidup yang diyakini orang lain. Kamu tidak perlu mengambil berbagai komitmen besar yang secara pribadi kamurasa belum perlu untuk dilakukan. Hidup dan kebahagiaanmu ada di tanganmu sendiri. Janganbiarkan orang lain menetapkan standar untukmu.17. Butuh Lebih Dari Sekedar Cinta Untuk Membuat Hubungan BerhasilButuh lebih dari sekedar cinta viasuara.comDi usia ini kamu akan sadar bahwa cinta saja tidak cukup untuk membuat sebuah hubungan berhasil. Ada faktor-faktor lain yang lebih krusial dari perasaan. Hal-hal teknis seperti pekerjaan, jarak penghasilan hingga gaya hidup ternyata menentukan bertahan atau tidaknya sebuah hubungan cinta.Kamu tidak lagi jadi orangyang bertahan pada hubungan yang sudah jelas tidak bisa dibawa kemanapun hanya karenasudah terlalu cinta. Di usia 25 kamu akan lebih rasional, dengan gagah berani melepaskan dia yang tidak bisa diajak membangun masa depan bersama.18. Hal Terberat Dalam Hidup Adalah Tidak Melupakan, Tapi Melepaskan Dengan IkhlasBelajarlah untuk melepaskan viaquotego.bizPerpisahan yang kamu hadapi di usia 25 akan berbeda dengan yang sudah-sudah. Kali ini perpisahan akan menyisakan bekas yang lebih dalam. Kamu memang akan lebih mudah memutuskan berpisah saat hubungan yang dijalani sudah tidak lagi rasional, tapi bukan berarti kamu juga bisa dengan mudah melupakan dan melepaskan mereka.Di usia 25 kamu perlu belajar bahwa hal terberatdalam hidup adalah melepaskan dengan ikhlas. Kamu tidak akan pernah lupa pada mantan pasanganmu. Dia sudah memberi warna dan punya andil dalam membentuk dirimu. Satu-satunya jalan agar kamu bisa melanjutkan hidup adalah melepaskannya dengan ikhlas. Dan ini sungguh tidak mudah.19. Terus-Terusan Mengikuti Hati Tidak AkanMembawamu KemanapunQuote ini tidak lagi relevan viawww.qtations.comBukan berarti kamu tidak boleh mempercayai insting, tapi kamu mulai harus menggunakan otak dan rasiomu untuk memutuskan segala sesuatu. Kamu bukan lagiremaja yang bisa berlindung di ketiak orang tua setiap ada masalah. Sekarang kamu punya kewajiban dan tanggung jawab pada hidupmu sendiri.Kamu perlu bisa menarik garis tegas antara suara hati dan emosi. Mengikuti kata hati memang akan membawa banyak kebaikan bagi hidupmu. Tapi saat suara yang kamu ikuti adalah emosi, maka penyesalanlah yangakan menunggumu di ujung perjalanan.20. Hidup Terlalu Singkat Jika Tidak Kamu Manfaatkan Untuk Melihat DuniaLangkahkan kakimu untuk melihat dunia viathoughtcatalog.comSebentar lagi kamu tidak akan lagi punya kebebasan khas anak muda usia 20-an. Akan ada kewajiban dan manusia lain yang menggantungkan hidup mereka padamu. Inilah saatnya kamu memuaskan hasratmu untuk melihat dunia, merasakan pengalaman yang hanya bisa kamu jajal langsung tanpa perantara.Sisihkan uang dan waktumu. Angkat ransel, keluarlah dari kota atau negaramu. Dari perjalanan kamu akan belajar bahwa ada hal-hal lain diluar rutinitas yang selama ini kamu jalani yang mampu membuatmu kembali merasa tertantang. Dengan melihat dunia kamu akan jadi pribadi yang terus haus untuk berkembang.21. Terkadang Kamu Perlu Jadi Orang yang Spontan Dan Mementingkan Dirimu SendiriSpontanitas tetap perlu viaprinceon.blogspot.comSesekali belanja barang mahal setelah menyelesaikan proyek yang menyita waktu dan pikiran itu sah-sah saja. Secara spontan beli tiket ke Medan dan jalan-jalan seharian juga boleh kalau kamu kesepian di akhir pekan. Tetap isi hidupmu dengan spontanitas yang membuat hari-harimu lebih berwarna. Jangan cuma terpaku pada jadwal danto-do lists.Kamu juga perlu jadi egois dan membahagiakan dirimu sendiri. Jadi dewasa bukan berarti lupa caranya bersenang-senang kan?22. Jaga Siklus Hidup DanKesehatanmuJaga kesehatanmu viaeatmovedreamrepeat.blogspot.comUcapkan selamat tinggal pada kemampuan begadang 2 hari 2 malam yang sempat kamu miliki semasa kuliah. Kini badanmu tidak lagi sehandal dulu. Kamu butuh waktu istirahat yang memadai agar bisa segar keesokan harinya. Tidak ada lagi malam-malam tanpa tidur karena lembur tugas atau sekedar nonton bola.Di usiamu yang sudah 25 kamu harus mulai memperhatikan kesehatan dan siklus hidupmu. Perbanyak makan-makanan sehat. Berolahragalah secara rutin. 20 tahun kedepan kamu akan bersyukr sudah menjaga tubuhmu dengan baik sejak masih berumur 25 tahun.u23. Kamu Perlu Belajar Untuk Jadi Orang yang Lebih Tenang Dalam Menghadapi MasalahKamu harus lebih tenang dalam menghadapi masalah viasecretliveschi.comMasalah hidup tidak akan pernah berkurang. Ia akantetap rutin menyambangimu saban hari. Bahkan kini kadar stres-mu akan bertambah.Jalanan macet, kerjaan banyak, duit kurang. Duh, pusing!Tapi mengikuti emosi dan marah-marah juga tidak akan menyelesaikan masalah. Kamu perlu jadi orang yang bisa menghadapi masalah dengan kepala dingin. Rasionalitas dan pengendalian emosi yang baik adalah kunci hidup tenang dalam segala situasi.24. Sesuatu Tidak Akan Pernah Berubah Kalau Kamu Tidak Mengambil Langkah Untuk MengubahnyaJangan pernah menyesal di kemudian hari viaonlyfromscratch.blogspot.comKamu sebel banget sama bos-mu yang cerewet? Atau kesel sama tetanggakos yang selalu ribut dari pagi sampai pagi lagi? Semua hal-hal menyebalkan itu tidak akan pernah berubah jadi lebih baik kalau kamu tidak mengambil aksi untuk mengubah keadaan.Mengeluh tidak pernah jadi solusi. Kini kamu harus sadar kalau semua perubahan harus dimulai. Dan tanganmulah yang punya kuasa untuk mengawalinya. Kalau kamu nggak suka dan jengah sama sesuatu, lakukan sesuatu untuk mengubahnya!25. Menjadi Manusia Berumur 25 Tahun Ternyata Tidak Semenakutkan yang Kamu KiraTernyata menjadi 25 tidak semenakutkan bayanganmu. You are awesome! viawww.pinterest.comSuatu hari, ketika jam dinding menunjukkan tepat jam 12 malam dan hari berganti ke tanggal kelahiranmu– kamu akan menyadari bahwa kamu sudah 25 tahun dan tetap merasa sama. Kamu tidakberubah jadi manusia dewasa yang membosankan. Selera humor dan hobimu tetap bertahan.Kini kamu hanya jadi manusia yang lebih bijak mempertimbangkan semua aspek dalam kehidupan. Memasuki umur 25 tahun ternyata tidak semenakutkan apa yang kamu bayangkan. Toh hidup akan terus berjalan dan kamu hanya harus memberikan semuakemampuan terbaikmu agar bisa mencapai keberhasilan.Apakah kamu sepakat kalau kamu perlu tahu hal ini sebelum kamu memasuki usia 25 tahun? Selamat menyambut dan mempersiapkan usia 25-mu! Semoga hidupmu selalu dikelilingi kebaikan.Nendra Rengganis

ia 25 adalah tahap penting dalam hidup seseorang. Bukan hanya karena di usia ini bombardir pertanyaankapan nikahdanpacarnya manasudah dimulai. Di tahap ini, kamu juga seharusnya mulai memikirkan proyeksi untuk masa depan. Lulus kuliah pastinya sudah. Barangkali kamu juga sudah bekerja.Di usia 25, kamu akan punya banyak hal untuk dipikirkan dan dikerjakan. Ini adalah usia-usia sibuk dalam masa pencarian jati diri, pengembangan diri, perkerjaan,dan pastinya kehidupan percintaan.Nah, biar tidak semakin pusing, saat usiamu sudah 25, hal-hal di bawah ini sebaiknya jangan lagi kamu lakukan.1. Sudah dewasa, bukan waktunya untuk kencan dengan sembarangan orang.Pilih yang benar-benar layak dipertimbangkanmulai mencari pasangan yang sebenarnya viaweheartit.comKetika usiamu sudah dua puluh lima, sudah saatnya kamu berhenti untuk menjalin hubungan dengan orang yang seadanya. Saat ini orientasi hidupmu seharusnya sudah jauh ke depan. Bukan lagi saatnya untuk menjalin hubungan hanya karena biar nggak kesepian. Meski tak terlalu cinta, tak apa-apa. Yang penting bisa diajak jalan saat malam minggu tiba. Dari situ toh bukan mustahil kamu jadi benar-benar cinta.Sekarang sudah saatnya kamu mencari sosok yang benar-benar potensial untuk dijadikan pendamping di masa depan. Kalau memang belum ada, tidak perlu memaksa. Dicari dan ditunggu, nanti juga akan bertemu.2. Mendengarkan komentar-komentar orang hanya membuat hidupmu berat. Mulai sekarang, fokuslah pada tujuanmu sajajangan keseringan dengar kata orang viatinybuddha.comPerihal omongan orang memang sulit. Didengarkan membuat hati dan telinga sakit, tapi diabaikan sepenuhnya juga tidak bisa. Tapi mulai usiamu dua puluh lima, berhentilah mendengarkan omongan orang yang tidak penting.Fokuslah pada hidupmu, dan jika memang apa yang kamu lakukan itu penting dan baik buatmu, tak usah mendengarkan komentar yang tidak perlu. Toh, mereka juga tak tahu apa tujuan hidupmu, atau apa yang sudah kamu lalui untuk mencapai titik ini.Bukan berarti kamu jadi pribadi yang anti-kritik. Jika memang penting dan membangun, boleh kamu mendengarkan kritik dan saran orang. Tapi jika hanya nyinyirdan komentar negatif, tinggalkan saja.3. Menghabiskan banyak waktu di media sosial. Ayolah, kehidupan nyata lebih layak untuk dijalaniterlalu asyik di dunia maya viawww.tumblr.comSaat kamu masih remaja, berapa banyak waktu yang kamu habiskan di dunia maya?Ngetwit, ngepath,danupdateapa aja di media sosial. Jam pulang, sambil makan, sebelum tidur, bangun tidur, di WC, di jalan, di manapun, kamu selalu berinteraksi dengan dunia maya.Kalau usiamu sudah dua puluh lima, sudah, berhenti. Jangan habiskan seluruh waktumu dari satutimelineketimelineyang lain. Daripada menghabiskan waktu di media sosial, lebih baik kamu berikan waktumu untuk mengurusi hidupmu di dunia nyata yang lebih layak untuk diperjuangkan. Kurangi waktu untuk bercengkrama dengandunia maya, dan fokuslah untuk mengejar mimpimu di dunia nyata.4. Menyesali kelahiranmu di dunia dan memprotes segalanya. Hidupmu sudah cukup lama, lebih baik mulai dihargai setiap detiknyatak usah menyesali takdir viaanissasadventures.wordpress.comMemang betul bahwa kita tidak pernah meminta untuk dilahirkan kedunia. Memang betul bahwa kita, tiba-tiba terlahir di dunia, dan memikul banyak beban dan tanggung jawab di pundak. Kamu harus melakukan ini dan itu, dengan hasil yang terkadang justru membuatmu pilu.Tapi mulai saat ini, berhentilah mengeluh. Apalagi menyalahkan kedua orang tua yang membawamu ke dunia. Daripada terus-terusan menyesali kehidupanmu dan mengeluhkan segala hal, ada baiknya di usiamu yang sudah dua puluh lima, kamu mencoba untuk memberi makna yang lebih dalam untuk hidupmu yang hanya sementara.5. Bersikap terlalu baik dan terlalu ramah kepada semuaorang. Mulai saat ini, kenali siapa yang layak, serta siapayang tidak perlu kamu beri hatijangan terlalu baik viafavim.comBersikap baik kepada orang, itu harus. Bersikap terlalu baik kepada semua orang, itu jangan. Sifat yang terlalu baik dan terlalu ramahmu itu,selain bisa disalahartikan, juga bisamemancing orang untuk berbuat jahat kepadamu. Kebiasaanmu yang tidak tegaan, dan selalu memikirkan orang lain sampai mengorbankan dirimu sendiri, bisa membuatmu menjadi orang yang mudah dimanfaatkan.Di dunia ini, ada orang-orang yang layak kamu berikan perhatian, dan ada juga orang yang sebaiknya kamu hindari atau abaikan saja. Mulai saat ini, pilih dan pilahlah orang-orang yang benar-benar berharga dan layak untuk kamu perlakukan dengan sangat baik, bukan orang yang hanya mengandalkan kebaikanmu lalu pergi setelah kebutuhannya terpenuhi.6. Mencari teman sebanyak-banyaknya. Usiamu sudah segitu, lebih membutuhkan sedikit teman tapi berkualitasteman tak perlu banyak viatheodysseyonline.comJika kamu pernah bertanya-tanya, mengapa semakin banyak usiamu, kemampuanmu untuk bersosialisasi semakin menurun. Hasratmu untuk menjalin pertemanan dengan orang lain berkurang drastis dari saat kamu masih sekolah atau kuliah. Pernah?Tak apa-apa kalau pernah.Di usia-usia seperti ini, kamu bahkan tidak membutuhkan banyakteman. Sedikit teman tapi berkualitas jauh lebih berharga daripada banyak teman tapi sering menghilang dan tidak paham keadaan. Teman-temanmu yang sudah membuktikan kualitasnya ini,layak untuk kamu pertahankan. Tidak perlu menjadi teman semua orang, karena kamu juga tidak membutuhkan semua orang untuk memahamimu.7. Bekerja tanpa bayaran. Lakukan itu saat masih mahasiswa untuk mencari pengalaman. Sekarang saatnya kamu mencari penghasilanbekerja tanpa bayaran viawww.chinaz.comMenjadivolunteeratau sukarelawan harus sering-sering kamu lakukan saat masih kuliah. Tak berbayar tak apa-apa. Toh yangpenting pengalaman dan maknanya. Selain itu, banyak pengalaman akan memperindah CVmu dan berguna untuk masa depanmu nanti.Tapi jika usiamu sudah dua puluh lima, sudah saatnya kamu untuk mulai menata keuangan. Kamu realistis saja, bahwa kehidupan masa depan tidak ada yang gratis, dan untuk itu kamu butuh penghasilan untuk dapat hidup mandiri. Bekerja tanpa bayaran jelas sudah bukan saatnya. Kini yang harus kamu lakukan, justru mencari pekerjaan yang bisa memberimu penghasilan dan pengembangan diri sekaligus.8. Percaya cinta sejati dan belahan jiwa. Meski sudah diciptakan berpasangan, belahan jiwamu harus kamu temukan sendiripercaya cinta sejati viawww.stylegerms.comJiwa mudamu yang melankolis dansangat optimis, mempercayai begitu saja bahwa cinta sejati itu ada di dunia. Kamu hanya perlu menunggu, lalu pangeran berkudamu akan datang membawasebuah kehidupan baru. Tak akan ada permasalahan yang berarti, karena kamu dan dia adalah belahan jiwa, jadi tak ada yang bisa memisahkan selain kematian. Tapi itu semua mungkin hanya ada di film-film Walt Disney.Berhenti memikirkan itu. Jika belahan jiwa memang ada, kamu perlu mencarinya. Meski hubunganyang hanya terpisah kematian memang ada, banyak perjuangan yang harus dilakukan, tidak bisa mengandalkan cinta sejati saja.Dalam hidup, kamu akan mengalami beberapa tahapan. Masing-masing tahapan idealnya selalu mengalami perkembangan dari tahap sebelumnya. Seperti masa alay di SMP dulu yang kini sudah kamu tinggalkan, ada juga hal-hal yang harusnya tidak lagi kamu lakukan kalau usiamu sudah dua puluh lima. Karena saat angka dua puluh lima tiba, kamu berada ditahap yang nanggung. Pengalamanmu memang belum banyak, tapi sudah bukan saatnya untuk coba-coba seperti saat masihremaja.Well guys,hidup akan lebih serius saat usiamu sudah dua puluh lima. Setuju tidak?

Apakah prinsip hidup yang kamu punyai saat ini? Apa prinsip hidup itu sudah cukup memandumu dalam saat-saat yang paling sulit? Atau kamu masih berusaha menemukan prinsip hidup yang paling tepat untukmu sendiri?Nah, kali iniHipweemencoba merangkum tulisan Ralph Waldo Emerson, pengarang dan filsuf Amerika. Esai ini berjudulSelf-Reliance,dan di negeri asalnya sana kerap dijadikan bacaan wajib bagi remaja SMA dan anak kuliah. Dari sini kita bisa belajar banyak soal prinsip hidup, utamanya yang percaya pada kekuatan diri sendiri. Prinsip-prinsip apa sajakah itu?1. Seberapa besar kebahagiaan yang kamu rasai akan tergantung pada seberapa besar cintamu pada diri sendiri.mulai dengan mencintai diri sendiri viac1.staticflickr.comBanyak orang sedang mencari kebahagiaan mereka. Tak hanya itu,masih banyak yang juga sibuk menemukan apa definisi bahagia buat diri mereka sendiri. Apa bahagia itu berarti punya banyak uang? Ketemu sama pasangan hidup yang dianggap tepat? Atau, bisa traveling keliling dunia?Well, definisi bahagia setiap orang itu beda-beda. Yang pasti, kebahagiaan bisa diraih ketika kita sudah bisa mencintai diri kita sendiri, apa adanya.2. Bagi manusia, intuisi adalah amunisi ketika hidup sedang di luar kendali.dengarkan kata hati via37.media.tumblr.comKadang, apa yang kita lakukan atau keputusan yang kita masih banyak terpengaruh omongan orang lain. Padahal, setiap manusia yang lahir ke dunia ini dibekali dengan intuisi yang bisa jadi pegangan dan tuntunan hidupnya.Percayalah bahwa hal yang baik menurut hati kecil kita akan membawa kebaikan bagi banyak orang.3. Sampaikanlah apa yang menurutmu benar, meski halitu tak sesuai dengan pendapat kebanyakan orang.berani bicara viac1.staticflickr.comOrang-orang hebat seperti Plato, Nabi Musa, dan John Milton bisa sukses karena mereka tak membiarkan diri terintimidasi oleh cara pikir tradisional. Mereka beranimenyampaikan apa yang mereka pikirkan, sekalipun itu nggak sesuaidengan pemikiran masyarakat padaumumnya.4. Semakin kamu merasa tak sempurna, semakin kamu harus menempa kepercayaan diri yang kamu punya.kuncinya, percaya diri! via3.bp.blogspot.comKepercayaan diri rendah itu bukan masalah mereka yang pemalu aja, lho! Orang-orang genius bahkan punya masalah sama yang satu ini. Malah, orang yang genius biasanyabisa lebih dulu menyadari kalau apayang akan mereka ungkapkan itu akan sulit diterima orang lain pada umumnya.Nah, hal ini yang kadang bikin seseorang akhirnya berhenti dan mengurungkan niat buatspeak up! Padahal seperti yang dijabarkan, kuncinya adalah percaya pada diri kita sendiri.5. Iri bukanlah rasa yang manusiawi. Tanpa perlu merasakannya, nikmatilah jalan hidupmu sendiri.jangan punya rasa iri viawww.walthampton.comSiapa bilang sifat iri itu manusiawi? Anggapan ini yang kadang bikin kita maklum, kalau punya rasa iri ke orang lain itu nggak apa-apa. Apalagi, ditambah embel-embel ‘nggak apa-apa iri, asal positif’.Menurut Emerson, prinsip ini justru salah. Jalani hidupmu sendiri, nggak usah peduli sama ‘rumput tetangga yang selalu lebih hijau’.6. Setiap manusia lahir dengan keunikannya sendiri.Meniru orang lain sama halnya seperti bunuh diri.meniru orang lain = bunuh diri viacdn29.elitedaily.comYup, serem nggak tuh? Setiap manusia itu terlahir unik dan beda. Jadi, ketika kita masih punya niat meniru orang lain itu sama aja kayak bunuh diri. Apapun karyamu, usahakan kalau itu otentik dan nggak meniru siapa-siapa. Pilih mana, punya karya bagus tapi nyontek atau jelek tapi dari hasil kerja keras kita sendiri?7. Salah satu tanda bahwa kamu pintar adalah ketika kamu tak merasa lebih pintar dari orang lain.jangan merasa pintar viastatic.wix.comYa ampun, hari gini masih ada yangMERASA pintar atau bahkan merasa lebih pintar dari orang lain? Kita mungkin benar-benar pintar ketika orang lain yang menilai dan bukan diri kita sendiri. Ingat, di atas langit masih ada langit, dan akan seperti itu seterusnya.8. Pergi traveling atau menjelajah belahan bumi lain bisa bikin hidupmu lebihbaik, atau malah sebaliknya.traveling, baik atau buruk? viamoon.comPercaya kalau pergi traveling itu bisa bikin kita bahagia? Jawabannya, mungkin iya, namun mungkin saja tidak! Kebahagiaan bukan soal tempat, intinya ada di dalam diri kita sendiri. Kita bisa memilih, pergi ke Bali dan bersenang-senang di sana atau pergi ke Bali dan menghabiskan waktu di sana buat mengingat kesedihan di masa lalu.Yang paling menarik adalah ketika kita diam di rumah tapi pikiran kita bisa traveling ke tempat-tempat yang kita inginkan dengan bahagia.9. Yang paling buruk bukanlah mencoba lalu gagal, namun ketika kamu tak tahu kemampuanmu karena takut menjajal.bisa karena mencoba viad2tq98mqfjyz2l.cloudfront.netKita mungkin termasuk orang yang suka berteori tapi prakteknya nol besar. Nggak jarang, kita justru menghabiskan waktu buat berpikir, tapi nggak sedikitpun melangkah. Ketika punya keinginan membuat sesuatu, jangan banyak mikir tapi segera lakukan.Kalau kemudian bisa berhasil, itu bagus. Tapi, kalau ternyata gagal, setidaknya kita pernah mencoba.10. Berhenti mengeluh saat orang lain tak memahamimu. Toh, tokoh-tokoh besar di dunia ini pun mengalami hal itu.‘kenapa sih nggak ada yang ngertiinaku?’ viayy2.staticflickr.comStop bilang “Kenapa sih nggak ada yang ngertiin aku?” mulai sekarang ya,guys! Kenapa? Karena Socrates, Pythagoras, Copernicus, Galileo, sampai Isaac Newton itu orang-orang yang dulunya nggak pernah bisa dimengerti lingkungan dan masyarakat sekitar mereka.Setiap orang itu punya pola pikir unik. Ketika nggak ada orang yang bisa mengerti kamu, berarti kamu keren!Well, percaya pada diri sendiri itu adalah prinsip hidup. Nasib baik itu memang benar-benar ada, tapi bukan sengaja disiapkan untukmu, lalu kamu tinggal ambil. Kebaikan dan keberuntungan akan datang ketika kamu sudah berjuang keras mendapatkannya.Dengan kata lain, kamu akan bisa melewati betapa sulitnya hidup jika kamu mempertahankan prinsip-prinsip yang datang darihati dan pemikiranmu sendiri.

Memasuki gerbang usia 25 tahun, bukan lagi perkara senang dan bagaimana merayakan. Malah berada di usia seperempat abad ini,begitu banyak daftar tuntutan yang harus segera dituntaskan. Tak hanya dari orangtua atau orang terdekat lainnya, melainkan dari diri sendiri juga. Mencoba menelaah lagi arti mimpi, dan apakah semua itu benar-benar mampu terealisasi di usia ini.Bagi kami yang menjalaninya usia 25 tahun memang sama sekali bukan hal gampang.“Diii, kamu besok ulang tahunkan?Asyik traktiran.”“Iya, umur 25.”“Ngapain sedih?”“25 tahun Ndin, dan aku belum apa-apa. Siapa nggak sedih? Thesis belum kelar, habis ini mau kerja apa juga nggak jelas, nikah juga sama siapa, aaaarrrggghhhhh…”Lalu, inilah yang sedang kami lakukan untuk menentukan arah hidup memasuki gerbang usia 25…Di usia 25 kami dituntut untuk sudah mandiri secara finansial.Padahal memutuskan mau kerja atauusaha saja kami belum pahammau kemana setelah ini? viawww.zeistablog.comMemasuki usia 25, sebuah kesadaran tiba-tiba menghampiri kami. Ya, hingga akhirnya kami sampai pada kesimpulan bahwa hidup ternyata tidak semulus bayangan masa muda dulu. Tak jarang, di usia 25 ini kami baru saja akan diwisuda. Entah baru lulus di jenjang pertama atau bahkan kedua. Tibalah kami menentukan arah hidup ini mau dibawa kemana.Setelah terseok-seok menyelesaikan studi, kami seolah tak boleh beristirahat untuk sejenaksaja. Jujur, beberapa dari kami masih tak tahu mau bekerja atau malah membuka usaha.Kami ingin jadi anak yang bisa membahagiakan kedua orang tua. Tentu saja, dengan membuktikan jika ilmu dari segala bangku sekolah selama ini tak sia-sia. Kamijanji untuk berupaya sekuat tenaga demi menjadi versi baik dari seorang manusia. Tapi Ayah Bunda, di titik ini kami baru sadar, bahwa pendidikan tinggi sekalipun tak mampu menyelamatkan kehidupan kami setelahnya. Semuabergantung usaha.Setelah tahu mau bekerja atau malah usaha, kami bingung ingin berkecimpung di bidang apa. Pertanyaannya,passionterbesar kami itu apa?mendadak kita pun tak tahu apa artipassion sesungguhnya viaidealistcareers.org“Ciyeee sebentar lagi wisuda, pengen kerja apa nih habis ini?”“Pengennya yang sesuaipassion. Tapi aku bingungpassionku sebenarnya apa.”“Lhah? Bukannya kamu suka ngedesain baju-baju gitu, jadi asisten desainer aja.”“Aku kan juga suka masak Ndin, aku mau les-les masak gitu habis ini. Tapi aku juga suka nulis, duh bingung.”Passion,satu kata yang mampu memunculkan beragam bayangan di pikiran manusia. Wajarnya seseorang ingin sekali menemukanpassionnya sebelum mencapai usia 25. Akhirnya demi mengetahuithe so called passionitu, kami rela menggali hobi, ikut beragam komunitas, sampai bergaul dengan beragam kawan. Demi mengetahui sejatinya hal apa sih yang bisa menghadirkan hasrat dalam diri kami. Tapi, tak sedikit dari kami yang malah semakin bingung pasca melakoni segala aktivitas itu.Hingga akhirnya kami mencoba melamar kerja yang berhubungan dengan hal-hal yang kami sukai. Siapa yang menerima lebih dulu, itulah yang akan kami jadikan batu loncatan. Pun begitu bagi kami yang lebih memilih membuka usaha. Berganti-ganti usaha sudah sering kami jalani, hingga orang-orang semakin meremehkan. Apa salah di usia segini masih mencari jati diri? Betapa beruntungnya kamu yang di usia 25 sudah bekerja sesuai hati, atau punya usaha yang dengan riang kamu ‘garap’ setiap hari.Katanya disuruh mandiri, tapi orang tua terus saja mencampuri arah hidup kami. Apa iya kami harus kompromi?ketika orang tua terus saja mencampuri viagynecomastia-specialist.comApa benar segala hal pasti bisa dikompromikan dan ada jalan tengahnya? Pasca lulus SMA beberapa tahun lalu misalnya, kami ingin mengambil jurusan X saat kuliah, orang tua merajuk ingin kami mengambil jurusan Y, kami pun mengalah. Pasca lulus S1, kami ingin bekerja dulu barang sebentar, orang tua kembali menuntut ingin kami sekolah lagi kejenjang selanjutnya. Kami pun menurut.Lalu setelah ini, kami akan menjadi apa, apakah ditentukan juga oleh orangtua? Tak bolehkah kami sekaliini saja menentukan arah hidup yang kami kehendaki. Katanya mendesak kami untuk menjadi dewasa, bukankah sudah selayaknya arah hidup kami sendiri yang memutuskannya. Pasca S2, mereka meminta kami menjadi dosen misalnya, padahal kami sama sekali tak berminat pada dunia pendidikan formal. Ah, bolehkah sekali ini saja, kalian menyerahkan keputusan di tangan kami?Kehilangan kawan yang memang tak sejalan bukan lagi hal berat yang kami rasa. Pertemanan berubah, dan ini biasatak masalah hanya berdua, yang penting sejiwaa~ viawww.saidaonline.comTerlepas dari urusan pendidikan, pekerjaan, danpassion, ada satu hal lain yang baru kami sadari. Jika dulu kami bangga memiliki kawan banyak yang tersebar dimana-mana, kini yang terjadi malah sebaliknya. Di tahap ini, beberapa dari kami malah sengaja menarik diri dari lingkaran pertemanan. Karena ada pikiran atau visi misi yang tak sejalan. Untuk apa berteman dengan orang yang tak pernah memberi dukungan, malah sibuk mencemooh gara-gara dipandang belum ada pencapaian.Memahami lingkaran pertemanan makin menyempit dari hari ke hari, kami pun rela sepenuh hati. Kesepian memang hadir sebagai hal baru yang menyapa, sejak itu pula kami sadar siapa sesungguhnya yang pantas dihargai sebagai kawan sejati. Bagaimanapun, tak ada yang abadi,dan manusia akan “pulang” sendiri. Jadi, apa yang salah dengan sendiridan apa yang kudu ditakutkan?“Kamu kok pilih-pilih kerjaan sih Dil, mau nganggur sampai kapan?”Teman model begini apa layak dipertahankan??Sampai di usia ini menikah bukan cuma soal harus menikah karena sudah umurnya. Tapi karena merasa “klik” dan memang ingin berhentikarena menikah bukan hal mudah vialisasflordecor.comUsia tak lagi jadi patokan kami melangsungkan pernikahan. Walau ada desakan disana-sini, kami tak mau ambil pusing lagi. Kami pun sudah mulai memahami arti cinta dan jodoh seperti apa yang layak menua bersama. Berhubungan lebih dari lima tahun bersama pasangan sekarang juga bukan jaminan bahwa dialah yang akan duduk mendampingi di pelaminan.Kami berjanji pada diri sendiri, tak akan menikah hanya karena sudah malas mencari dan takut menyakiti pasangan saat ini. Lebih dari itu, kami akan menikah, hanya karena merasa sudah waktunya berhenti. Tak peduli usia sudah lebih dari 25. Tak dosa juga kan jika angan, harapan, dan cita-cita saat remaja sedikit meleset beberapa tahun saja? Sebab, di usia ini pikiran kami juga berkembang. Tak lagi sepakat bahwa 25 artinya karus sudah menikah, justru 25 adalah saat yang tepat untuk melangkah.Jujur saja. Di usia seperempat abad ini, ada ketakutan kalau tak bisa sukses seperti orang kebanyakan. Gagal membuat bangga orangtua yang telah menyekolahkankalau nggak sukses gimanaaah via233livenews.files.wordpress.comMelihat sekeliling, kami merasa sudah cukup banyak rekan sejawat yang nampak sudah mapan dengan hidupnya. Hal seperti ini takpelak membuat siksaan batin tersendiri bagi kami. Akankah kami sesukses mereka dalam hidup nantinya? Kami harus menunggu berapa lama? Apakah kenyamanan hidup juga bisa kami rasakan? Haruskah kami mengikuti apa yang mereka lakukan agar bisa mendapatkan pencapaian yang sepadan? Walau sejatinya bahagia tak pernah mampir pada pekerjaan?Ahhh, di mata kami seringkali berkelebat bayangan orang tua yang sangat ingin melihat kami jadi pribadi yang sukses. Kami pun tak kan sampai hati mengecewakan. Terbayang betapa banyak pengorbanan yang telah mereka berikan, betapa ingin kami membalasnya dengan keberhasilan. Tapi, jujur saja, kami mulai goyah dan tak yakin pada kemampuan diri.Entah pesimis atau apa, yang jelas kami sadar bahwa rencana dan peta hidup yang sudah dibuat dengan rapi di masa remaja belum tentu sepenuhnya bisa diwujudkan.Impian yang digadang-gadang mampu teraih pun belum tentu bisatergenggam tangan. Bagaimana kalau kami terus berkutat dengan kegagalan?Ya, inilah sebagian hal yang mampu kami ungapkan terkait apa yang kami rasa di usia 25. Kala kami belum merasa bertindak apa-apa, apa kalian juga sama? Semangat menentukan arah hidup ya, kita#25tahun #arahhidup #kehidupan #refleksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar