Rabu, 04 Mei 2016

It was not your fault.

kita harus menerimanya, dan berpikir bahwa itu bukan salah kita.
tapi setelah menyalahkan diri sendiri itu hilang, yang disalahkan berikutnya adalah orang lain.

Hirup lain urang nu ngatur.

bertanggung jawab berarti menerima situasi yang kita hadapi, tanpa menyalahkan, tanpa amarah, namun berfokus bagaimana kita bisa maju. kita tak bisa mengubah masa lalu.kemarahan dan rasa bersalah hanya sekedar mengacak-acak masa lalu. hal ini jelas sekali diketahui banyak orang, namun kadang kita perlu mendengarkan ajaran ini begitu seringnya, berulang-ulang. agar tidak perlu merasa marah atau bersalah lagi selama-lamanya.jika kita bisa menyadari hal ini bisa terjadi – mungkin terjadi , begitu bebas rasanya bahwasannya kita tak perlu mengikuti jalan kebencian, amarah dan rasa bersalah.maafkanlah semua itu, tapi tolong jangan mengelirukan pemaafan dengan persetujuan. jangan pernah menyamakan pemaafan sama dengan merestui perbuatan jahat. anda bisa tidak setuju dan mengecam sesuatu dengan sangat keras, namun pemaafan berarti bahwa saya tidak ingin orang itu melukai siapa pun lagi, bahwa hukuman bukanlah cara saya berperilaku.apa yang saya inginkan adalah belajar dari perbuatan keliru yang mereka lakukan, memastikan hal itu tidak terjadi lagi, dan berharap si pelaku bisa menjalano kehidupanyang lebih baik kelak.jadi pemaafan tidak ada hubungannya dengan amarah dan niat buruk, tidak ada hubungannya dengan hukuman dan penghakiman. itu adalah sikap indah yang berarti kita bisa mulai melangkah maju kembali, sebab sering kali kita memiliki amarah, kita ingin balas dendam, dan kita berpikir keadilan itu adalah : “ merekai melukai saya dan saya harus melukai mereka. “ jika kita pikir keadilan adalah seperti itu, artinya kita terperangkap masa lalu.banyak orang terperangkap dalam masa lalu karena mereka mencari keadilan dan hukuman. mereka tidak bisa memahami sikap tiada hukuman, tiada amarah. mereka masih terjebak dalam masa lalu dan tak bisa melangkah maju dalam hidup mereka untuk hidup ada kekinian, mengatasi duka dan sukamereka.

cara mengatasi rasa menyalahkan diri sendiri dan amarah .HILANGKAN AMARAH AGAR HIDUP MENJADI LEBIH INDAH :)

Pernahkah dalam hidup kita merasa apa yang dilakukan itu selalu serba salah? seakan-akan tidak pernah ada yang benar, selalu salah, dan dengan pandangan negatif, kita menganggap bahwa orang lain selalu beropini bahwa kita itu orang yang gagal ?Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan Mengakui Kesalahan. Kalau mengakui kesalahan adalah karena kita jujur, dan kita bersifat ksatria mengakui bahwa kita salah dan kita akan mencari jalan keluar untuk kesalahan yang kita buat.Menyalahkan diri (self blame) adalah kecenderungan seseorang untuk secara berlebihan menyalahkan diri sendiri, terutama bila mengalami kegagalan. Mungkin Anda sering menemui orang sepertiini. Apapun kejadiannya, selalu diri sendiri disalahkan. Ada teman sedih, menyalahkan diri sendiri tidak mampu menyenangkan hati sang teman. Suami gagal dalam usahanya, menyalahkan diri sendiri tidak cukup banyak membantunya. Ulas Jakoep Ezra di Smart Character (7/9).Sedangkan Menyalahkan diri sendiri karena suatu kegagalan adalah hal yang bermakna kurang baik, menyalahkan diri sendiri cenderung mengganggap diri ini kurang mampu, kurang cakap, atau merasa diri bersalah.Sifat menyalahkan diri sendiri, membuat kita tenggalam dalam ketidak percayaan diri, dan membuat kita cenderung pesimistis atas kemampuan yang kita miliki, hal ini tidak baik untuk kemajuan kita dan perkembangan diri. Karena bila kita gagal, atau salah, seharusnyamencari tahu faktor kegagalan yang membuat kita gagal, bila memang faktor ketidak mampuan diri sendiri, seharusnya halini menjadi factor semangat  untuk dapat memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuan, tidak membuat kita tenggalam menyalahkan diri sendiri.“Sikap menyalahkan diri sendiri kadang membuat kita merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kitatidak punya,” Tambah Harmoni.Manusia adalah makhluk yang unik diciptakan dengan segala macam kemampuan mari Yakinlah, anda mempunyaikelebihan pada suatu bidang, cari dan temukan keunggulan anda maka anda akan menjadi sukses, "Jangan pernah menyalahkan diri sendiri, karena kesalahan disebabkan banyak factor, cari, temukan dan perbaiki kesalahan maka akan jadi pengalaman yang berharga" Tutup Jakoep. (Rifqi)

Koreksi dan Introspeksi Diri dari Sifat BurukAmalan Menurut Ma'rifatBahwa sifat-sifat tercela yang terdapat pada diri manusia banyak sekali, itu diakui atau tidak, adapun diantara sifat- sifat tercela yang sering muncul di dalam hati manusia itu adalah sifat sombong, kagum terhadap diri sendiri, bohong, khianat, buruk sangkah, menghina, memfitnah, menertawakan, dengki, marah, bersikap keras, riya' dan lalai bahkan masih banyak lagi yang lainnya. Oleh karenanya, kewajiban bagi manusia itu sendiri untuk mengoreksi dirinya, agar jangan sampai sifat-sifat jahat tersebut bersarang di dalam hatinya, dan hendaklah berusaha dengan sekuat-kuatnya untuk menghilangkan sifat-sifat tercela tersebut. Di dalam hal bergaul dengan manusia terkadang bisa menjengkelkan dan juga terkadang menyenangkan, oleh karenanya di dalam bergaul hendaklah kita pandai-pandai untuk mengoreksi diri atau menghindari setiap perbuatan yang dapat mengakibatkan sifat tercela. Tobat kepada Allah SWT. itu erat sekali kaitannya dengan mengoreksi diri sendiri, sebab bagaimanapun baiknya seseorang pasti pernah melakukan suatu perbuatan yang salah, sedikit atau pun banyak, disengaja ataupun tidak, dan seketika itu jika ia telah ingat maka hendaklah ia segera bertaubat kepada Allah SWT. dan tidak mengulanginya lagi. Terkadang memanglah tidak sama, apa yang kita kehendaki itu tidak dikehendaki oleh orang lain, dan apa yang dikehendaki oleh orang lain itu tidak sama dengan yang kita kehendaki, dan terkadang orang sering mengoreksi diri kita, mencela kita, serta mengungkit-ungkit akan kesalahan-kesalahan kita mungkin telah membuat diri kita menjadi jengkel dan marah Di dalam menghadapi hal yang demikian itu ... hamba Allah SWT. yang sholeh dan mukhlis tidaklah akan menyalahkan kepada orang lain. Dan hendaklah ia kembalikan segala-galanya itu kepada Allah SWT. sebagai Pemelihara alam semesta, Maha Adil, Maha Kuasa dan Maha Mengetahui segalanya dengan apa yang tidak diketahui olehmanusia. Di dalam pergaulan sangatlah diperlukan suatu jiwa ... asalkan tidak angkuh, tabah tetapi tidak menyalahkan, tegar dan selalu waspada. Agar mengetahui akan kelemahan pada diri sendiri dan dengan berusaha untuk memperbaiki serta menambah .... perbuatan baik, maka mengoreksi diri itu sangat penting dari kita. Sudah menjadi kebiasaan dari manusia, lupa mengontrol pada diri sendiri, namun kesalahan atau cela orang lain yang telah menjadi bahan pembicaraan setiap hari, sebagai mana pepatah mengatakan bahwa"Gajah di pelupuk mata tak kelihatan, semut di seberang lautan nampak di mata". Lebih baik menyakiti diri sendiri, sebab mengoreksi lebih baik daripada dikoreksi oleh orang lain sebab itu akan lebih menyakitkan lagi bahkan lebih pedih rasanya. Untuk itu obat yang paling mujarab di dalam pergaulan itu adalah berusaha untuk memperbaiki diri serta menghidupkan kembali perasaan dan sikap beragama dalamdiri kita Dan dengan bertawakkal kepada Allah SWT. maka rasa sakit dan pedih itu dapatlah disembuhkan dengan sendiirinya kemudian dapat dipulihkan dengan ridlo untuk menerima semua yang datang dari Allah SWT.. Sebagaimana telah disebutkan di dalam surat Luqman ayal 17, yang berbunyi : Artinya: " .... Hendaklah kalian bersabar atas apa yang telah menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang sangat hebat". Terhadap hamba yang ahli di dalam beribadah. Allah SWT. tidak membiarkan perbuatan orang-orang dzalim menekan kepada mereka (hamba Allah SWT.), hanya saja Allah SW'T, ingin mengetahui berapa besar kesabaran dan ketabahan yang telah dimiliki oleh hamba-hamba-Nya. Apalagi suatu kesalahanatau kepedihan itu telah datang dari diri hamba itu sendiri. Semua penderitaan yang dialami oleh manusia itu bukan karena Allah benci kepada hamba-Nya, melainkanAllah SWT. ingin agar hamba-hamba-Nya itu mengetahui akan kelemahan dirinya sendiri dan mengetahui akan keagungan serta kehebatan Allah SWT.. Dalam firman Allah SWT. memberikan suatu pengharapan, tertera di dalam surat Al-Baqarah ayat 177, yang artinya adalah sebagai berikut : "Orang-orang yang sabar menghadapi kesempitan, kesedihan dan pada waktu perang. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa". Allah SWT. ingin agar hamba-hamba-Nya yang sholeh tertempa jiwanya, maka Allah SWT. menganugerahkan hidup serta kelengkapan yang sangat dibutuhkan oleh manusia, sehingga imannya tidak menjadi luntur berhadapan dengan masalah- masalah dunia yang sangat menyulitkan bagi mereka. Dalam hal ini Syekh Athaillah telah mengungkapkan pendapatnya yang berbunyi : "Allah SWT. memang sengaja mendatangkan ganggu, untukmu dari manusia, agar kamu tidak merasa tentera karena gangguan itu. Allah SWT. memang menghendaki agar kamu gelisah, agar kamu selalu ingat kepada Alla karena kegelisahan itu". Di dunia ini banyak yang menyakitkan manusia, dan semi peristiwa yang menimpa kepada manusia itu Allah SWT. telah mengetahui, di antara peristiwa itu adalah ada fitnah, kekejaman, musibah, kebakaran, sakit dan lain sebagainya yang telah menyedihkan kepada manusia serta juga ada caci maki dan kebencian. Maka dengan gangguan tersebut manusia disibukkan apalagi kalau manusia sangat terikat dengan manusia yan lainnya, dan mereka telah menjadikan bahwa manusia itu tempat harapan dan tumpuhannya, dan mereka itu lebih bahaya bersandar kepada manusia daripada bersandar kepada Alla SWT.. Kadang-kadang manusia tidak sadar bahwa dekatnya dengan manusia lain malah menganggu perilakunya sendiri manusia itu bisa ikhlas dan jujur, juga bisa munafik dan membawa fitnah, jika engkau tidak terjaga oleh pertolongan Allah dan ibadahmu, maka sudah pasti engkauakan terjerumus ke dalam godaan dan fitnah manusia. "Larimu dari kebaikan manusia, melebihi larimu menghadapi keburukan mereka", (itulah menurut pendapat Syekh Ab Hasan Asy- Syadzili). Kebaikan-kebaikan orang itu langsung membahayakan hatimu sedangkan keburukan orang hanya mampu membahayakan jasmanimu.Sesungguhnya apabila ada musuh yang mendekatkan dirimu kepada Allah SWT., lebi baik daripada sahabat yang memutuskan dirimu dari Allah SWT.". Perlu diingat, bahwa bahaya yang menimpa jasmanimu itu lebih baik dan ringan daripada bahaya yang menimpa hatimu Dan adapun berterima kasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita itu lebih utama disertai dengan pemberian yang seimbang, maka apabila belum sanggup untuk berbuat demikian, berdo'alah kebaikan atas mereka. Dan masih banyak lagi jalan yang harus kita tempuh untuk mengoreksipada diri kita sendiri,, agar kita mengetahui atas semua kesalahan yang pernah kita lakukan, untuk itulah kita harus mempunyai ilmu. Oleh karena itu tanpa ilmu kita tidak dapat mengetahui celah kita sendiri, untuk itu kita harus lebih pandai-pandai di dalam menitih ilmu serta menitih hati, dari segi mana hati kita itu terkena penyakit, dan bila sudah terserang maka segeralah kita mencari obatnya, dan jangan sampaikita hanya menuruti hawa nafsu. Sebab yang mengajak manusia untuk melakukan suatu perbuatan maksiat itu adalah bahwa nafsu, sebagaimana sesuai dengan firman Allah SWT. yang berbunyi sebagai berikut :Artinya : "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaranTuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya" (QS. An-Naziat: 40 - 41).

Solusi Percaya DiriSolusi simpel untuk membangun rasa percaya diri, meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupCiri-ciri Orang yang Merasa Rendah DiriRasa rendah diri adalah perasaan yang umum dialami semua orang. Di waktu-waktu tertentu, kamu mungkin pernah merasa rendah diri terhadap seorang teman, kerabat, atau anggota keluarga. Bagi dirimu itu, mungkin hanyalah masalah kecil yang mudah untuk diatasi. Tapi bagi sebagian orang, ini bisa jadi masalah yang besar.Rasa rendah diri adalah sebuah kondisi psychologis yang berakar dari pengalaman masa kecil dan diwujudkan dalam kehidupan dewasa jika kondisi ini tidak cepat diatasi sejak awal. Mereka yang menderita rasa rendah diri secara terus menerus merendah diri sendiri, dan sangat sensitif.Sebagian orang mungkin sudah diajarkanuntuk mengenali, menerima dan mengeliminasi keterbatasan dirinya saat beranjak dewasa, sehingga mereka tidak lagi merasa rendah diri.Tapi sebagian yang lain, akan terus menerus mengingat keterbatasan mereka, sebagai hasil dari tindakan orangtua yang terlalu otoriter atau tekanan dari teman sebaya. Keterbatasan ini mungkin dalam penampilan fisik, perbedaan budaya, respon emosional, dan keterampilan dasar tertentu.Dengan terus-menerus mengingat keterbatasan ini, maka seseorang akan mulai menunjukkan ciri-ciri dari rasa rendah diri. Mereka juga mengembangkan mekanisme pertahanan diri yang akan digunakan setiap kali merekamerasa rendah diri. Mekanisme pertahanan diri inilah yang kemudian menjadi ciri-ciri dari rasa rendah diri.Berikut ini ciri-ciri dari rasa rendah diri dancara mengatasinya:Ciri-ciri Orang yang Rendah DiriKamu mungkin akan melihat tanda-tanda dari rasa rendah diri ini saat berhadapan dengan dengan orang yang mengidapnya:*.Menarik diri kehidupan sosial.Merekayang merasa rendah diri mungkin akan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Mereka mungkin menganggap dirinya tidak berharga dibanding orang lain yang mereka anggap lebih baik dalam setiap aspek.*.Bersikap Kasar.Orang yang rendah diri, akan sering berbicara lantang, bahkan sampai bersikap kasar. Ini berasal dari keinginan untuk membuktikan pada dirinya dan orang lain bahwa dia juga mampu untuk melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang lain.*.Menyalahkan Dunia.Orang yang merasa rendah diri akan selalu menyalahkan faktor ekternal, misalnya nasib sial, perusahaannya, atau lingkungannya secara umum, setiap kali dia mengalami kegagalan yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Dia tidak mampu untuk menerima bahwa kegagalannya mungkin terjadi karena kesalahannya sendiri. Karena itulah, dia menuntut bahwa seluruh dunia harus bertanggung jawab atas penderitaan dan kegagalannya.*.Mencela.Salah satu ciri paling umum dari orang yang menderita rasa rendah diri ini adalah sikap yang suka mencela. Sebagai contoh, dia mungkin tidak mampu untuk melakukan suatu pekerjaan dengan benar, dan jika temannya bisa melakukannya dengan baik, maka dia aka mengaitkan kesuksesan temannya itu dengan faktor luar, misalnya bantuan dari orang lain, ataukeberuntungan. Dia tidak pernah mengaitkan kesuksesan temannya itudengan kemampuan yang dimiliki oleh temannya. Cara ini digunakannya sebagai jalan untuk menolak kebenaran atau fakta bahwa sebenarnya temannya tersebut memang lebih ahli dibanding dirinya.*.Tidak Sportif.Orang yang rendah diri menolak untuk berpartisipasi dalam semua jenis kompetisi, dimana kemampuan mereka akan diuji melawan orang lain. Meski jika mereka melakukannya, sikapnya yangsuka mencela sepertinya akan muncul. Meski begitu, dia sangat menikmati kemenangan, walau itu mungkin bukan atas usahanya sendiri.*.Sangat Sensitif.Orang yang punya rasa rendah diri sangat sensitif terhadap pujian dan kritikan. Jika dipuji, dia akan mempertanyakan ketulusan dari orang yang memuji, dan jika dikritik, dia akan segera mempertahankan diri. Dia tidak bisa merespon humor ringan dengan baik.Selain itu, meski jika kamu tidak sengaja melontarkan komentar, dia mungkin akan menanggapinya dengan serius.*.Memancing Pujian.Orang yang rendah diri itu sangat suka memancing pujian dari orang lain. Akan tetapi, terkadang, meski ingin sekali di puji, dia mungkin tidak mau menerimanya dan percaya bahwa orang yang memuji tersebut hanyalahkarena dipancing.*.Takut Membuat Kesalahan.Orang yang rendah diri juga takut untuk mencoba sesuatu yang baru, karena jauh di dalam hatinya dia sangat takutmembuat kesalahan sehingga akan terus menerus teringat dengan kesalahannya tersebut.Meski ciri-ciri ini sepertinya jelas, sebagian diantaranya mungkin tidak terlalu jelas terlihat. Jika kamu merasa curiga terhadap seseorang yang mempunyai ciri-ciri seperti ini, maka sudah waktunya untuk menggali lebih dalam dan mengetahui akar permasalahannya, sehingga ciri-ciri itu bisa di eliminasi.Cara Mengatasi Rasa Rendah DiriUntuk mengatasi kondisi psychologis ini memang tidaklah mudah. Sebab akar daripermasalah ini terletak di masa lalu, dalam sebuah kejadian atau serangkaian kejadian dan situasi yang telah meninggalkan luka yang sangat mendalam pada pikirannya.Rasa rendah diri ini kemudian menjadi sejenis mekanisme pertahanan diri terhadap semua jenis masalah dan situasi. Bagi orang yang mengalami gejala rasa rendah diri ini, dia bahkan mungkin akan merasa sangat sulit dan sakit untuk bisa menerima fakta bahwa dirinya punya gejala ini.Rasa rendah diri tidak bisa diatasi dalam waktu sekejap. Butuh waktu yang cukup bagi seseorang untuk bisa mendapatkan kembali rasapercaya diridan citra dirinya,serta mampu untuk memandang dunia dengan cara yang berbeda.Akan tetapi, prosesnya harus segera dimulai, dan berikut ini beberapa langkah yang mungkin bisa diambil:*.Berpikir Positif.Tidak semudah kederangannya memang. Bagi orang yang merasa rendah diri, menjadi positif itu sama beratnya seperti mendaki gunung Everest. Seseorang yang dikondisikan untuk berpikir negatif mengenai dirinya akan merasa bahwa berpikir positif itu cumaomong kosong.Jika dia percaya bahwa dunia cuma ingin memanfaatkannya, maka dia bahkan tidak akan membiarkan efek dari berpikir positif untuk menampakkan dirinya. Akan tetapi, seperti dosis suntikan yang diberikan secara teratur untuk orang yang sakit, begitu juga dengan dosis reguler dari berpikir positif bagi orang merasa rendah diri. Dengan membaca buku-buku mengenai berpikir positif, atau bergaul dengan orang-orang yang positif sebagai langkah untuk menuju peningkatan diri setiap hari, sedikit demi sedikit akan memberikanperubahan. Selain itu, mencari hal-hal positif dari setiap situasi itu juga penting. Jangan terburu-buru, lakukansecara perlahan dan biarkan arus positif mengalir sedikit demi sedikit.*.Membandingkan antara yang Baik dengan yang Buruk.Cara lain untuk mengatasi rasa rendah diri adalah dengan mengimbangi sifat-sifat yang buruk dengan sifat-sifat yang baik. Evaluasi diri, dan membanding diri dengan diri sendiri itu jauh lebih baik dari pada membandingkan diri dengan orang lain. Beri dorongan pada orang yang rendah diri untuk mendata semua sifat ini, sehingga itu bisa mengingatkannya bahwa dirinya tidak seburuk yang dia kira.*.Merima.Pengentasan rasa rendah diri dimulai dengan cara menerima diri dan situasi yang dihadapi, apa adanya. Akan tetapi, dengan menerima bahwa dirinya merasa rendah diri, tidak berarti bahwa perasaan itu dibiarkan terus berlanjut.Ciri dari menerima dimulai dengan perubahan dan perbaikan, yang sedikit demi sedikit akan menghilangkan penyebab masalah. Selain itu, dia juga harus bisa menerima kenyataan bahwa dirinya unik. Sekali lagi, ini mungkin akan membutuhkan waktu, tapi itu akan tertanam di dalam pikiran dan memberikan perubahan yang positif.*.Menghindar.Termasuk menghindari semua orang yang bisa memancing perasaan rendah diri. Ini tidak berarti menghindari mereka yang dianggap sebagai ancaman, melainkan mereka yang terus-menerus bertujuan untuk meruntuhkan rasa percaya diri, atau punya kecenderungan untuk selalu melakukan itu. Ini harus terus dilakukan setidaknya sampai dia punya rasa percaya diri yang cukup dan mampu untuk menghadapi orang-orang tersebut.Dalam kasus yang lebih serius, seseorang yang punya rasa rendah diri itu mungkin perlu untuk menjalani theraphy.Memang benar, cara-cara untuk mengatasi rasa rendah diri ini lebih mudah untuk dikatakan dari pada dilakukan. Inilah mengapa tulisan ini dibuat untuk orang yang mengenal mereka yang punya rasa rendah diri. Orang yang merasa rendah diri itu sendiri,mungkin akan sangat sulit untuk menerima dan menghadapi kenyataan ini.Sementara itu kamu, sebagai orang yang peduli, bisa sedikit demi sedikit memberikan perubahan pada orang yang mengalami rasa rendah diri, tanpa harus mengatakannya dengan jelas. Cinta dan dukungan sangat essensial saat mencoba untuk mengatasi kondisi psychologis ini, dan begitu metode ini berhasil diterapkan, itu akan tertanam untuk selamanya.

Cara Menilai Diri Sendiri2:34 AM |Filed under:cara mengetahui,Cara menilai|Posted by: Aha diKonsep Diri = Menilai Diri SendiriMasalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan hampir semua, sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri.Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain - dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif.Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri. Artikel berikut akan mengulas tentang konsep diri, apa dan bagaimana konsep diri berpengaruh terhadap munculnya problem yang dialami manusia sehari-hari.Apa Itu Konsep Diri?Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup.Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif,akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan.Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.Proses Pembentukan Konsep DiriKonsep diri terbentuk melalui proses belajarsejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk.Sikap atau respon orang tua dan lingkunganakan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsepdiri yang negatif.Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb - dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya.Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yangmudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat.Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa"bodoh", namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.Faktor yang Mempengaruhi KonsepDiriPola asuh orangtuaPola asuh orang tua seperti sudah diuraikandi atas turut menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak, akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai; dan semua ituakibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak sayang.KegagalanKegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.DepresiOrang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secaranegatif. Misalnya, tidak diundang ke sebuah pesta, maka berpikir bahwa karena saya"miskin" maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah dirinya mampu survive menjalani kehidupanselanjutnya. Orang yang depresi akan menjadi super sensitif dan cenderung mudah tersinggung atau "termakan" ucapanorang.Kritik internalTerkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.Merubah Konsep DiriSeringkali diri kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak-tidak terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif:1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiriJangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.You can't be all things to all people, you can't do all things at once, you just do the best you could in every way2. Hargailah diri sendiriTidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif? Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita ?3. Jangan memusuhi diri sendiriPeperangan terbesar dan paling melelahkanadalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya4. Berpikir positif dan rasional"We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world " (The Buddha)Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.

Cara Mencintai Diri Sendiri
Hampir setiap orang mengerti apa artinya mencintai orang lain dan mampu mengenali perasaan-perasaan yang muncul dalam bentuk hasrat yang kuat, kekaguman, dan ketertarikan emosional kepada orang lain. Selama ini, kita sudah melewati perjalanan panjang untuk belajar dengan baik cara mencintai orang lain. Akan tetapi, bagaimana dengan kemampuan kita mencintai diri sendiri? Banyak di antara kita yang belum memahami istilah ini karena masih terasa asing bagi mereka. Kemampuan mencintai diri sendiri adalah gabungan dari penerimaan diri, penguasaan diri (berbeda dengan obsesi diri), kesadaran diri, kebaikan hati, dan rasa hormat pada diri sendiri. Mencintai diri sendiri mencakup dua hal, pemahaman dan tindakan. Agar bisa mencintai diri sendiri, pertama-tama Anda harus memahami gagasan bahwa Anda layak menghormati diri sendiri dan layak menerima kebaikan. Setelah itu, Anda harus melakukan tindakan yang menunjukkan bahwa Anda mencintai diri sendiri, mampu memperlakukan diri Anda dengan penuh kasih sayang dan kepedulian. Singkat kata, mencintai diri sendiri adalah merasa positif tentang diri sendiri dalam tindakan.

Iklan
Sunting
Metode 1 dari 4:
Memperbaiki Pandangan Anda tentang Diri Sendiri

1
Hilangkan keyakinan negatif Anda tentang diri sendiri. Banyak orang yang mengalami kesulitan untuk menghilangkan pikiran negatif tentang diri mereka sendiri. Pikiran negatif ini biasanya berasal dari orang lain yang kita hormati dan dari orang-orang yang cinta dan penerimaannya kita butuhkan.[1]

2
Jangan menuntut kesempurnaan. Ada orang-orang yang tidak bisa menerima diri sendiri karena merasa ada hal-hal yang tidak sempurna pada diri mereka.[2] Jika Anda selalu ingin menjadi orang yang sempurna dan sering merasa negatif karena menganggap ada kekurangan pada diri Anda, coba lakukan tiga cara berikut. Mulailah dengan menghentikan kebiasaan berpikir tentang kesempurnaan, fokuskan diri dengan berusaha mencapai tujuan Anda, dan tetaplah berusaha.[3]
Dengan mengalihkan fokus Anda dari hasil akhir (yang bisa dinilai dengan istilah “kesempurnaan”) kepada usaha untuk mendukung terlaksananya sebuah tugas (yang lebih sulit untuk diukur sebagai sesuatu yang “sempurna”), akan membuat Anda lebih mampu menghargai kerja keras Anda sendiri.

3
Buanglah cara pandang Anda yang negatif. Kebiasaan berfokus hanya pada hal-hal negatif dalam kehidupan adalah kebiasaan buruk. Perhatian yang terfokus secara berlebihan pada hal-hal negatif atau kejadian yang tidak menyenangkan akan membuat kejadian tersebut terasa sangat penting secara tidak proporsional.[4] Jika Anda sering mengeluh semua yang Anda alami terasa tidak menyenangkan, cobalah mencari bukti yang bertentangan dengan pendapat Anda. Sepertinya, akan sangat kecil kemungkinannya bahwa semua hal yang Anda alami benar-benar bisa dikatakan buruk.

4
Jangan pernah merendahkan diri sendiri. Merendahkan diri sendiri berarti menurunkan martabat Anda dari seorang manusia menjadi aspek tertentu yang Anda sendiri tidak suka.[5]
Pernyataan “Aku orang yang gagal” karena dipecat dari pekerjaan, tidak tepat dan tidak adil bagi Anda. Alih-alih, buatlah pernyataan yang bisa menolong diri sendiri, “Aku baru saja kehilangan pekerjaan, tetapi aku bisa memanfaatkan pengalaman ini dan segera mencari pekerjaan baru”.
Pernyataan “Aku sangat bodoh” juga tidak benar dan tidak membangun. Anda merasa bodoh mungkin karena Anda belum mengetahui suatu hal. Alih-alih, cobalah berpikir, “Aku tidak tahu cara melakukan perbaikan rumah. Sebaiknya aku ikut kursus dan belajar tentang hal ini agar aku bisa melakukannya di kemudian hari”.

5
Jangan menganggap akan terjadi hal-hal yang paling buruk. Kita biasanya mudah membuat asumsi bahwa hasil yang terburuk akan terjadi pada setiap situasi.[6] Akan tetapi, Anda bisa mencegah kebiasaan menggeneralisasi atau melebih-lebihkan yang menyertai asumsi bahwa akan terjadi hal terburuk. Caranya adalah dengan mengubah pola pikir sehingga Anda bisa berpikir realistis dan benar.

6
Perbaiki pola pikir Anda. Jika Anda sadar bahwa Anda sedang berpikir negatif tentang diri sendiri, akuilah apa yang Anda rasakan, cari tahu apa yang menyebabkan perasaan ini, dan buatlah pernyataan baru secara sadar dengan memperbaiki pola pikir Anda agar menjadi lebih positif.[7]
Contohnya, jika Anda lupa mengirimkan surel penting tentang pekerjaan, mungkin Anda akan berpikir, “Aduh bodohnya aku! Kenapa aku sampai bisa melakukan hal ini?”
Hentikan kebiasaan ini dan cobalah berpikir, “Saat ini aku merasa sangat bodoh karena lupa mengirimkan surel. Pada saat aku masih kecil, ayahku biasa mengatakan bahwa aku bodoh. Ini adalah kata-kata ayahku, bukan ucapanku sendiri yang sedang aku pikirkan”. Setelah itu, cobalah berpikir tentang diri sendiri, “Aku adalah karyawan yang baik yang sedang melakukan kesalahan sebagai manusia biasa dan lain kali aku akan mengirimkan pengingat untuk diri sendiri. Untuk saat ini, aku akan mengirimkan surel tersebut dengan meminta maaf karena terlambat”.
Iklan
Sunting
Metode 2 dari 4:
Berlatih Mencintai Diri Sendiri

1
Buatlah daftar untuk mencatat semua sifat positif Anda dan lakukan refleksi atas sifat positif ini setiap hari. Cara ini mungkin akan sulit bagi orang-orang yang terbiasa berpikir negatif tentang diri sendiri, tetapi cobalah mencari satu hal positif dari diri Anda lalu tambahkan dalam daftar ini satu kali seminggu. Setiap malam, cobalah melakukan refleksi atas semua sifat positif yang ada di dalam daftar.[8]
Buatlah daftar dengan menuliskan hal-hal positif secara spesifik. Jangan menggunakan kata sifat yang umum untuk menggambarkan diri Anda. Tulislah tindakan atau sifat-sifat yang bisa menjelaskan secara spesifik siapa diri Anda dan apa yang sudah Anda lakukan.
Sebagai contoh, alih-alih menulis "Aku baik hati", cobalah menulis "Pada saat ada teman yang sedang mengalami masalah, aku berikan bingkisan kecil yang bermanfaat untuk menunjukkan bahwa aku peduli padanya. Tindakan ini membuat aku merasa baik hati".
Pada saat Anda membaca dan melakukan refleksi, ingatlah bahwa setiap pernyataan di dalam daftar ini-meskipun rasanya tidak penting-adalah alasan bahwa Anda layak dihargai dan dicintai.

2
Berikan waktu untuk diri Anda sebagai hadiah. Jangan merasa bersalah karena Anda menghabiskan waktu untuk memikirkan dan melakukan refleksi tentang diri sendiri dan kehidupan Anda.[9] Anda harus memberikan waktu untuk diri sendiri dan mengijinkan diri Anda untuk mencintai diri sendiri. Dengan melakukan hal ini, Anda akan lebih bisa menggunakan waktu secara lebih berkualitas dengan membantu orang lain.

3
Rayakan dan berikan hadiah kepada diri sendiri. Ini adalah bagian yang sangat menyenangkan dari berlatih mencintai diri sendiri: memberikan hadiah kepada diri sendiri![10] Jika Anda meraih pencapaian penting, rayakan dengan makan malam di restoran mewah kesukaan Anda. Ingatlah semua kerja keras yang Anda lakukan setiap hari dan carilah alasan untuk memberikan hadiah yang menyenangkan kepada diri sendiri. Belilah buku atau gim video yang Anda sukai. Putarlah acara TV atau film kesukaan Anda. Pergilah berlibur sendirian atau nikmatilah relaksasi yang nyaman.

4
Siapkan rencana untuk menghadapi masalah atau sikap negatif. Berusahalah mencari tahu hal-hal apa yang mungkin akan menghalangi usaha Anda untuk mencintai diri sendiri dan tentukan cara menghadapinya.[11] Sadarilah bahwa Anda tidak bisa mengendalikan ucapan dan tindakan orang lain, tetapi Anda bisa mengendalikan respons dan reaksi Anda sendiri.
Mungkin Anda akan mendengar komentar negatif dari orang-orang tertentu, mungkin ibu Anda atau atasan Anda, yang menjerat Anda dalam situasi negatif. Jika hal ini terus terjadi, cobalah mencari tahu apa sebabnya.
Tentukan cara yang akan Anda lakukan untuk menghadapi pikiran negatif. Mungkin Anda perlu menyediakan waktu untuk bermeditasi atau berlatih pernapasan. Akuilah perasaan Anda dan ubahlah reaksi negatif menggunakan pengingat positif tentang kebaikan diri Anda.

5
Mintalah bantuan terapis. Menggali pikiran negatif dan mengenali pemicu emosi bisa membangkitkan lagi perasaan atau ingatan tentang kejadian masa lalu yang sulit Anda hadapi.[12]
Terapis berpengalaman dalam menyelesaikan masalah yang menyakitkan di masa lalu bisa membimbing Anda selama masa penyembuhan. Dengan demikian, Anda tidak perlu merasakan lagi pengalaman yang menyakitkan ini.[13]
Ruang kerja terapis bisa menjadi tempat yang paling tepat untuk belajar mengatasi pikiran negatif secara produktif dan mengenali sifat-sifat Anda yang positif.

6
Ulangi afirmasi positif setiap hari. Berusahalah mencari pikiran positif yang membuat Anda merasa lebih baik dan ulangi setiap hari. Cara ini akan terasa canggung atau aneh pada mulanya, tetapi kebiasaan ini akan menanamkan pikiran positif sehingga Anda mulai meyakininya, bahkan jika tadinya Anda tidak percaya.
Afirmasi positif yang baik agar Anda bisa mencintai diri sendiri adalah: “Aku sempurna, aku orang yang berharga, dan aku menghormati, memercayai, dan mencintai diriku sendiri”.
Jika Anda merasa tidak terbantu dengan afirmasi, cobalah menemui terapis yang bisa membantu Anda dengan berbagai cara yang lain.[14]

7
Lakukan kegiatan yang membuat Anda merasa senang. Pikirkan hal-hal yang memberikan rasa senang secara fisik, emosi, dan rohani. Lakukan apa saja agar Anda merasa senang dengan berbagai cara, mungkin dengan berolahraga, bermeditasi, dan membuat jurnal untuk mencatat hal-hal positif. Buatlah jadwal kegiatan rutin yang bisa memberikan Anda kesenangan dan jalankan dengan baik.

8
Lakukan refleksi atas efek dari latihan mencintai diri sendiri. Pada saat Anda menghabiskan waktu dengan mencintai dan menghargai diri sendiri, akan ada manfaat yang Anda rasakan dalam kehidupan Anda. Coba perhatikan apakah Anda merasa lebih berenergi atau lebih suka bertemu dengan orang lain. Anda juga akan merasa lebih bertanggung jawab atas setiap keputusan yang Anda buat dan lebih bisa mengendalikan hidup Anda.
Iklan
Sunting
Metode 3 dari 4:
Mempraktikkan Meditasi Cinta Kasih

1
Ketahuilah tentang meditasi cinta kasih. Meditasi cinta kasih adalah cara bermeditasi yang membuat Anda lebih mengasihi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, meditasi ini juga bisa menjadi sarana yang membuat Anda lebih mampu mencintai diri sendiri.[15]

2
Terapkan prinsip-prinsip dalam meditasi cinta kasih. Meditasi ini melatih kita untuk mencintai tanpa pamrih atau tanpa syarat dan membuat Anda mampu mencintai tanpa menilai (diri sendiri dan orang lain).[16]
Penilaian atas diri sendiri atau orang lain biasanya akan menimbulkan kesedihan dalam menjalin hubungan dengan orang lain atau di dalam pikiran kita sendiri. Belajar mencintai tanpa menilai berarti belajar mencintai tanpa mementingkan diri sendiri.

3
Bernapaslah dalam-dalam. Mulailah dengan menarik napas panjang perlahan-lahan dan dalam. Duduklah dengan nyaman di kursi dan biarkan dada Anda terisi penuh oleh udara sambil mengembangkan diafragma. Lalu buanglah napas perlahan-lahan sampai habis.[17]

4
Dukunglah diri Anda dengan afirmasi positif. Sambil terus bernapas dalam-dalam, mulailah mengulangi afirmasi berikut:[18]
Semoga aku bisa mencapai cita-citaku, hidup bahagia dan damai.
Semoga aku mampu mencintai orang lain dengan segenap hatiku.
Aku berharap agar diriku dan keluargaku terlindung dari bahaya.
Aku mengharapkan kehidupan yang sehat dan sejahtera untuk diriku, keluargaku, dan teman-temanku.
Semoga aku bisa mengampuni diriku sendiri dan orang lain.

5
Kenali respons negatif yang muncul atas afirmasi positif. Jika ada pikiran-pikiran negatif pada saat Anda mengucapkan afirmasi positif, coba pikirkan siapa yang memicu pikiran negatif ini. Ingatlah siapa saja yang sulit Anda cintai tanpa pamrih. Ulangi lagi afirmasi ini sambil memikirkan mereka.[19]

6
Pikirkan seseorang yang membuat Anda merasa positif. Ulangi afirmasi positif ini sambil membayangkan orang yang membuat Anda merasa positif.

7
Pikirkan seseorang yang membuat Anda merasa netral. Ulangi afirmasi positif ini sambil membayangkan orang yang membuat Anda merasa netral.

8
Biarkan kepositifan dari afirmasi ini mengisi diri Anda sepenuhnya. Ulangi lagi afirmasi ini tanpa memikirkan siapa pun. Berfokuslah hanya pada kepositifan dari afirmasi ini. Biarkan perasaan positif memenuhi diri Anda dan sebarkan perasaan positif dari dalam diri Anda ke seluruh bumi.[20]

9
Ulangi mantra cinta kasih sebagai penutup. Setelah Anda menyebarkan perasaan positif ke segala arah, ulangi mantra berikut: “Semoga semua manusia hidup senang, bahagia, dan sehat”. Ulangi afirmasi ini lima kali sampai Anda merasa kata-kata ini bergema di dalam tubuh Anda lalu sebarkan ke seluruh alam semesta.[21]
Iklan
Sunting
Metode 4 dari 4:
Memahami Arti Mencintai Diri Sendiri

1
Ketahuilah masalah yang bisa timbul karena ketidakmampuan mencintai diri sendiri. Kurangnya kemampuan mencintai diri sendiri bisa membuat Anda mengambil keputusan yang merugikan diri sendiri. Kondisi ini biasanya sama dengan kurangnya perasaan berharga yang menimbulkan sabotase diri secara sadar atau tidak sadar dan membuat seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling mendasar.
Kurangnya kemampuan mencintai diri sendiri bisa menimbulkan masalah ketergantungan akan pengakuan orang lain.[22] Orang-orang sering kali mengabaikan kebutuhan mereka sendiri hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Kurangnya kemampuan mencintai diri sendiri juga bisa mencegah pemulihan gangguan emosi. Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang-orang yang suka menyalahkan diri sendiri dan mengabaikan diri mereka mendapatkan hasil yang kurang baik dalam menjalani psikoterapi.[23]

2
Ketahuilah pentingnya pengaruh pengalaman masa kecil terhadap kemampuan Anda mencintai diri sendiri. Hubungan antara orang tua dan anak berpengaruh pada pembentukan karakter seumur hidup. Anak-anak yang kebutuhan fisik, emosi, dan mentalnya tidak terpenuhi akan mengalami masalah dengan perasaan berharga dalam dirinya seumur hidup.[24]
Pesan-pesan negatif yang diterima di masa kecil, khususnya pesan yang berulang-ulang, biasanya akan tertanam di dalam pikiran seseorang dan memengaruhi cara ia memandang dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, seorang anak yang dijuluki “bodoh” atau “membosankan” akan menganggap dirinya bodoh atau membosankan setelah ia dewasa, meskipun sudah terbukti sebaliknya (misalnya ia punya banyak teman, suka membuat orang lain tertawa, atau menjalani gaya hidup yang menyenangkan).[25]

3
Ketahuilah cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menumbuhkan perasaan berharga di dalam diri anak mereka. Orang tua bisa menerapkan beberapa nasihat berikut untuk memperbaiki harga diri anak mereka:
Dengarkan anak Anda agar untuk menumbuhkan perasaan bahwa ia adalah orang yang berharga.[26]
Orang tua sering mengabaikan anaknya yang senang berbicara dan tidak mendengarkan dengan baik apa yang ia katakan. Akan tetapi, jika Anda benar-benar mau mendengarkan anak Anda dan berinteraksi dengannya sambil menjawab pertanyaan atau menanggapi ucapannya, ia akan merasa Anda menghargai apa yang ia katakan.
Didiklah anak-anak tanpa menggunakan cara yang agresif (tidak memukul, membentak, atau mempermalukan) untuk menstabilkan perasaan berharga di dalam diri mereka.[27]
Contohnya, jika anak Anda memukul anak lain, Anda bisa menariknya ke samping dan katakan dengan tenang bahwa ia tidak boleh memukul anak lain sebab akan menyakitinya. Jika perlu, Anda bisa mengajak anak Anda beristirahat sejenak untuk menenangkan diri sebelum ia kembali bermain.
Berikan kehangatan, kasih sayang, dukungan, dan penghargaan kepada anak-anak tanpa menilai agar mereka merasa layak dicintai dan diterima.[28]
Jika anak Anda mengatakan bahwa ia merasa sedih karena hal yang terasa konyol bagi Anda (misalnya karena matahari terbenam), jangan mengabaikan perasaannya. Akuilah apa yang ia rasakan dengan mengatakan, “Ibu mengerti kamu sedih karena matahari sudah terbenam”. Lalu cobalah menjelaskan mengapa keadaan ini tidak bisa diubah dengan mengatakan, “Matahari harus terbenam setiap malam sebab bumi ini berputar dan ada orang-orang di belahan bumi yang lain yang butuh sinar matahari juga. Sekarang kita punya kesempatan untuk beristirahat agar besok pagi bisa merasa segar lagi”. Setelah itu, peluklah anak Anda dan berikan kasih sayang secara fisik agar ia merasa nyaman. Ia juga akan merasa bahwa Anda bisa berempati dengannya, meskipun Anda tidak bisa mengubah keadaan.

4
Ketahuilah efek dari komentar orang lain terhadap kemampuan mencintai diri sendiri. Anda pasti akan menghadapi kenegatifan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan mencintai diri sendiri tidak bisa dilatih dengan mengurung diri dalam kamar tanpa ada pengaruh dari komentar dan sikap negatif orang lain. Oleh sebab itu, Anda harus belajar menghadapi sikap negatif dari pasangan Anda, atasan Anda, atau bahkan orang yang Anda temui di jalan.
Anda bisa menguatkan diri dengan tidak membiarkan sikap negatif orang lain mengubah perasaan berharga di dalam diri Anda.
Iklan
Sunting
Tips
Ingatkan diri sendiri bahwa Anda layak dicintai. Banyak orang yang cenderung merasa tidak aman di dalam dirinya, padahal kenyataannya, kita semua adalah manusia biasa! Percayalah selalu pada diri sendiri dan jadilah pribadi optimistik yang percaya pada diri sendiri.

Apa Itu Mental Block dan Bagaimana Mengatasinya agar Anak Lebih Optimis?Standard08 Jan 20150 CommentsRina UlwiaTahukah Anda mengapa anak pesimis belajar?Salah satu sebabnya yaitu, mereka tidak percaya diri dengan kemampuan mereka.Tetapi, mengapa ia tidakpercaya diri? Karena, ia memiliki citra diri yang negatif, yang membuatnya yakin bahwa ia tidak mampu berprestasi. Citra diri yang negatif itu contohnya ia menganggap ia bodoh, IQ-nya rendah. Contoh lainnya, ia berpikir ia tidak berbakat.Nah, citra diri yang negatif inilah yang menghambat kemajuannya. Dengan citra itu, anak pesimis meraih prestasi yang tinggi. Dan, karenapesimis, ia pun jadi malas belajar, malas berusaha meraih prestasi. Setiap kali ia hendak belajar, terbersit dalam hatinya, “Buat apa belajar? Toh aku bodoh, IQ-ku rendah. Aku ga bakal paham pelajaran matematika.” Hasilnya, ia pun urung belajar.Karena menghambat kemajuan sanganak, sebagaimana disebutkan di atas, citra diri yang negatif disebutmental blockalias hambatan mental.Jadi, salah satu sebab anak pesimis belajar yaitu  mentalnya terhambat oleh citra diri yang negatif. Untuk memepermudah menyebutnya, sebut saja citra diri negatif denganmental block.Sekarang, apa yang menyebabkan anak memilikimental block? Untuk mengetahuinya, yuk, simak penjelasan di bawah ini.Penyebab Mental Block pada AnakMental blocktidak terjadi dengan sendirinya. Saat lahir, anak bak kertas putih. Ia belum mengenal apa-apa. Ia belum mengenal konsep bodoh dan pintar. Ia juga belum mengenal konsep berbakat dan tidakberbakat.Pada masa perkembangannya, lingkungan mulai mengenalkannya pada berbagai konsep. Ia mulai mengenal konsep baik dan buruk, bodoh dan pintar, hebat dan tidak hebat, keren dan tidak keren. Pada masa inilah mulai terbentuk citra dirinya. Citra diri itu terbentuk dari penilaian orang lain (penilaian guru, teman, tetangga, orangtua) dan lewatpengalamannya sendiri.Penilaian guru, misalnya, membuatnya berpikir bahwa ia bodoh. Sebagai contoh, saat ia belajar menulis di sekolah, sang gurumelihat dan mengoreksi tulisannya.Ketika mendapati tulisannya salah, guru lantas mengatakan, “Tulisan kamu salah. Ayo diperbaiki. Jangan jadi anak bodoh.”Dari situ, anak mulai menyimpulkan bahwa ia bodoh.Pada contoh di atas, guru tidak sengaja membuat anak merasa bodoh. Tetapi, cara guru mendidik anak tidak sengaja membuatnya merasa demikian.Contoh lain, Anda melatih anak berhitung. Tetapi, anak lambat memahami penjelasan Anda. Karenaitu, Anda berkata, “Kamu memang agak lambat memahami pelajaran.”Ucapan Anda di atas dapat membuatanak percaya bahwa dia lambat memahami sesuatu. Keyakinan ini akan semakin menjadi-jadi manakalapengalaman sang anak membuktikan bahwa ia memang lambat memahami sesuatu.Pada gilirannya, keyakinan itu membuat anak hilang kepercayaan diri. Dan, ketika keyakinan itu membuatnya hilang percaya diri, saat itulah ia menjadimental blockyang menghambat mental anak. Akihrnya, karenamental blockitu, anak sulit maju.Mental blockitu membuatnya pesimis.Apa contoh lain pembentukan citra diri yang negatif yang menjadimental block? Contoh lainnya, anak tertarik pada musik. Dia ingin mengikuti les musik. Tetapi, orangtua tidak setuju. Orangtua berkata kepada anak, “Kamu itu ga bakat musik. Jadi, kalau mau les, jangan pilih les musik. Pilih les lainnya saja.”Ucapan di atas membuat anak percaya bahwa ia tidak berbakat bermain musik. Padahal, ia berminat pada musik. Hal ini membuatnya kecewa. Ia kecewa lantaran ia ingin bermian musik, tetapi takut tidak dapat menguasai musik karena ia yakin ia bukan anak yang berbakat.Mental Block dan Budaya JudgementalDari penjelasan di atas, kita tahu bahwa penyebab anak memiliki citra diri yang negatif adalah penilaian orang lain, baik guru, orangtua, masyarakat, teman, serta pengalaman hidup yang dilaluinya.Apabila anak sering mengalami kegagalan, lama-kelamaan ia menyimpulkan bahwa ia memang ditakdirkan untuk gagal. Atau, ia yakin bahwa ia memang bodoh sehingga selalu gagal.Akan tetapi, kesimpulan itu tidak akan muncul jika budaya tidak mengajarkannya menghakimi tindakannya sendiri atau pun tindakan orang lain. Jika tidak ada budayajudgemental(budaya suka menghakimi orang lain), di mana setiap perilaku manusia dinilai sebagai perilaku yang baik, buruk, cerdas, atau bodoh, maka anak pun tidak akan menilai tindakannya sebagai tindakan bodoh.Jadi, kesalahan juga ada pada budaya kita yangjudgementalalias penuh prasangka. Dalam budaya kita, perilaku seseorang senantiasa dilabeli sebagai perilaku positif atau pun perilaku negatif. Misal, saat orang dapatmenguasai sebuahskilldengan mudah, ia dicap sebagai orang berbakat atau cerdas. Sebaliknya, saat ia susah menguasaiskillitu, ia dicap sebagai orang yang tidak berbakat, orang rata-rata.Nah, budayajudgementaljuga berpengaruh pada anak. Karena tumbuh dalam budayajudgemental, Anak pun jadijudgemental. Ia suka menghakimi. Bukan hanya orang lainyang ia hakimi. Ia juga suka menghakimi dirinya sendiri.Manakala salah menjawab soal, ia akan menghakimi dirinya sebagai anak yang bodoh. Dan, karena penilaian itu, lama-kelamaan anak hilang kepercayaan diri.Hilangnya kepercayaan diri inilah salah satu hambatan yang menghambat kemajuan anak. Hilangnya kepercayaan diri menjadimental blockyang menghambat psikis anak.Penyebab di Luar Kendali OrangtuaSebagaimana kita tahu, penyebabmental bclokpada anak adalah penilaian orangtua, penilaian guru, teman, dan masyarakat, di mana penilaian itu muncul lantaran budayakita yang penuh prasangka. Ini artinya, kesalahan bukan hanya ada pada guru, orangtua, dan teman. Budaya menjadi tertuduh utama. Ia merupakan biang penyebab anak mengidapmental block.Lantas, apakah ini artinya untuk mengatasimental blockAnda harus merubah budaya tersebut? Yup! Idealnya begitu. Tetapi, merubah budaya bukanlah hal yang mudah. Perlu perombakan tatanan sosial menyeluruh untuk melakukannya. Tentu, Anda tidak dapat melakukannya sendirian.Ini berarti, untuk saat ini, penyebabmental blockanak sungguh di luar kendali Anda. Tidak mungkin Anda marah pada sang guru. Tidak mungkin pula Anda memarahi teman-teman anak Anda. Paling mentok, Anda hanya dapat merubah budaya Anda sendiri. Artinya, Anda merubah perlilaku Anda terhadap anak Anda. Selain itu, sungguh semuanya di luar kendali Anda!Lantas, bagaimana cara mengatasimental blockjika semua di luar kendali Anda? Kabar baiknya, Anda dapat mengatasimental blockanak Anda meskipun dunia terus menerusmenilai anak Anda bodoh, ber IQ rendah, tidak berbakat, dan bla-bla bla.Nah, berikut ini beberapa cara yang dapat Anda tempuh untuk mengatasimental blockanak Anda.Mengatasi Mental Block agar Anak Lebih OptimisNah, Bunda, ini dia beberapa tips mengatasimental blockyang dapat penulis sajikan untuk Anda. Semoga,tips ini bermanfaat bagi Anda.1. Daftar prestasiLingkungan, termasuk guru dan teman seringkali berprasangka. AnakAnda tidak luput menjadi korbannya. Di sekolah, temannya berkata, “Kamu bodoh”, “Kamu serba ga bisa. Yang kamu bisa apa?”, “Dasar IQ jongkok!”misalnya.Dan, karena yang bicara adalah guru atau teman, Anda tidak dapat mengendalikan ucapan mereka.Tetapi, jangan khawatir! Anda masih dapat membuat anak Anda percaya diri dan mengabaikan ucapan-ucapan di atas. Caranya yaitu dengan mengingatkan anak akan prestasi yang pernah diraihnya.Bagaimana cara mengingatkan ia akan prestasi-prestasinya? Caranya, membuat daftar prestasi.Ajak anak Anda untuk membuat daftar prestasi.Yang perlu diperhatikan,prestasitidak hanya berupa prestasi di sekolah seperti mendapat juara 1, mendapat nilai 100, atau dipilih menjadi ketua kelas. Prestasi adalah semua pencapaian positif yang diperoleh anak.Sebagai contoh, awalnya anak biasa bangun kesiangan. Nah, jika sekarang ia bisabangun pagi, maka bangun pagi merupakan prestasi.Awalnya anak selalu menadapat nilai5, tetapi sekarang ia mendapatkan nilai 6. Nah, dari 5 ke 6 juga merupakan prestasi.Awalnya, seharian anak hanyabermaingame, tetapi sekarang ia mau membantu Anda mencuci piring. Nah, itu juga prestasi.Pokoknya, apa pun pencapaian positif anak, sekecil apa pun pencapaian itu, tetap saja prestasi. Untuk itu, ajak anak untuk mencatatnya ke dalam daftar prestasi.Dengan daftar prestasi, anak memiliki bukti yang menyanggah anggapan negatif orang lain terhadapnya.Sebagai contoh, orang lain menganggapnya bodoh. Dengan daftar prestasi, anak dapat menyanggah anggapan itu. Ia dapat berkata, “Aku ga bodoh, kok. Buktinya kemarin aku dapat nilai 5, sekarang dapat nilai 6. Kalau rajin belajar pasti nilainya semakin tinggi.”Selain itu, dengan daftar prestasi, perhatian anak teralihkan. Awalnya, ia berkonsetrasi pada kekurangannya. Sekarang, iaberfokuspada kelebihannya. Hal ini akan turut meningkatkan kepercayaan dirinya. Mengapa? Karena, yang ia ingat bukanlah kekurangannya, melainkan kelebihannya.2. Goal yang realistisAdalah kebiasaan orangtua menginginkan anaknya menjadi yang terbaik. Orangtua menetapkan harapan yang tinggi kepada anak. Itusangat lumrah!Akan tetapi, jika harapan itu tidak disesuaikan dengan kemampuan anak, maka anak tidak dapat meraihnya.Contoh, orangtua ingin anaknya jago matematika. Setiap kali ujian matematika, anak harus mendapatkan nilai 100. Padahal, anak memiliki kelemahan dalam pelajaran tersebut. Ia lebih cerdas dalam bahasa, misalnya, dibanding berhitung.Nah, harapan itu tentu saja tidak realistis, tidak sesuai dengan kemampuan sang anak.Akibatnya, Apabila anak tidak mendapat nilai 100, Anda kecewa. Kekecewaan ini akan membuat anak merasa serba salah. Ia merasa bahwa ia tidak berguna dan berhargadi mata Anda.Untuk itu, penting bagi orangtua untuk menetapkan harapan/goalyang realisitis.Apa itugoalyang realistis?Goalyangrealistis adalahgoal/harapan yang disesuaikan dengan kemampuan anak.Boleh orangtua menetapkangoalyang saaaangat tinggi kepada sang anak, asalkan orangtua memberikanbekal yang memadai sedemikian sehingga anak memiliki kemampuan yang diperlukanuntuk meraihgoalitu.Contoh, apabila orangtua ingin nilai matematikanya 100, maka orangtua perlu memberikan pendidikan tambahan, misalnya les matematika untuk anak. Dengan begitu, anak memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk mendapat nilai 100.Contoh lainnya, orangtua mengikut-sertakan anak padapelatihan yang menunjang kemampuan anak. 3. Buat mereka merasa spesialSebagaimana lumrahnya remaja, anak Anda tentu memiliki minat dan bakat tertentu. Agar anak merasa berharga, dukunglah minat dan bakatmereka.Bandingkan dua ilustrasi berikut ini, kira-kira mana yang membuat anak hilang kepercayaan diri.Ilustrasi 1:Anak merasa ia berbakat dalam bidang musik. Karena itu, ia meminta orangtua mendaftarkannya les musik. Tetapi, orangtua berkata, “Musik itu tidak ada manfaatnya. Kamu lebih baik ikut les matematika.”AtauIlustrasi 2:Anak merasa ia berbakat dalam bidang musik. Karena itu, ia meminta orangtua mendaftarkannya di les musik. Dan, orangtua menyambut keinginan sang anak. Mereka mendaftarkan anaknya les musik. Mereka bahkan melakukan apa pun agar anak dapat menguasai musik.Nah, dari dua ilustrasi di atas, mana yang membuat anak merasa tidak berharga? Tentu ilsutrasi yang pertama, bukan?Bagaimana tidak?! Pada ilustrasi pertama, orangtua tidak menghargai minat sang anak. Akibatnya, anak pun merasa tidak berharga.Pada gilirannya, perasaan tidak berharga itu menjadimental blockyang menghambat kemajuannya.Untuk memperjelasnya lagi, coba bandingkan ilustrasi berikut ini. Bayangkan, ilustrasi yang mana yangmembuat anak merasa tidak berharga.Ilustrasi 1:Anak Anda ditunjuk dalamsebuah acara di sekolah. Di acara itu,ia ditugaskan untuk maju berpidato. Ia menginformasikan kabar gembira itu kepada Anda. Tetapi, Anda menjawabnya seperti ini, “Ah, itu hanya pencitraan saja, supaya sekolah kamu terlihat bagus. Padahal, ya biasa saja. Jadi, kamu jangan senang dulu.”AtauIlustrasi 2:Anak Anda ditunjuk dalamsebuah acara di sekolah. Dalam acara itu, ia ditugaskan untuk maju berpidato. Ia menginformasikan kabar gembira itu kepada Anda. Dan, Anda menyambutnya dengan gembira. Anda bahkan mempersiapkan segala sesuatunya agar anak Anda tampil memukau.Dari dua ilustrasi di atas, yang mana yang membuat anak kehilangan kepercayaan diri? Tentu saja ilustrasiyang pertama, bukan?Menyimak ilustrasi-ilustrasi di atas, bagaimana kesimpulan Anda? Anda, sebagai orangtua perlu mendukung dan menghargai minat, pencapaian, dan bakat anak.Ketika orangtua mendukung bakat, minat, dan prestasinya, niscaya tumbuh kepercayaan diri pada anak. Citra diri yang terbentuk dalam otak si anak citra diri yang positif, yakni bahwa iaorang yang berharga.4. KepercayaanCara lain menghargai anak, membuat citra diri anak positif yaitu dengan memberikan mereka kepercayaan.Beri diakepercayaanuntuk mengatasi masalahnya sendiri,membuat keputusandan pilihan.Dengan mempercayainya untuk mengatasi masalahnya sendiri, membuat keputusan, serta menentukan pilihan, anak akan tahu bahwa Anda percaya terhadap kemampuannya. Ia akan beranggapan bahwa ia memang mampu. Buktinya, Anda mempercayainya untuk mengambil tindakan.Kesadaran itu pada gilirannya akan membuatnya merasa berharga. Dan, saat ia merasa berharga di mata Anda, pengaruh negatif dari luar akan dihiraukannya.5. Reprogram keyakinan bawah sadarnyaSelain cara-cara di atas, yang paling utama yaitu memprogram kembali keyakinan bawah sadar si anak.Apa itu program bawah sadar?Jadi, ketika orang lain seperti guru, orangtua, dan teman mengucapkan perkataan yang negatif terhadap anak seperti, “Kamu itu bodoh,” “Kamu susah nangkap pelajaran,” “IQ-mu jongkok” dan perkataan-perkataan negatif lainnya, kesemua perkataan itu masuk ke dalam pikiranbawah sadar sang anak dan menjadisistem kepercayaan,  menjadi program bawah sadarnya.Nah, dengan sistem kepercayaan yang seperti itu, perilakunya dikendalikan oleh kepercayaan tersebut. Kepercayaan itu menjadi mental block yang menghambat kemajuannya. Kepercayaan bawah sadar bahwa dia bodoh membuat diapesimis belajar. Kepercayaan bahwaIQ-nya jongkok membuat dia susah menangkap pelajaran.Oleh karena itu, Anda, sebagai orangtua perlu mereprogram keyakinan bawah sadarnya untuk membuang kepercayaan-kepercayaan yang negatif itu dan menggantinya dengan kepercayaan-kepercayaan yang positif yang mendukung kemajuan belajarnya.Bagaimana cara mereprogram bawah sadar?Untuk mengetahuinya, baca artikel yang berjudulCara Memprogram Diri6 Kali Lebih CepatApa yang harus Anda Hindari?Jika tadi kita urai beberapa tips yang perlu Anda lakukan untuk mengatasimental blockanak, sekarang mari kita urai beberapa hal yang perlu Anda hindari agar anak tidak mengidapmental block.Apa saja mereka? Ini dia penjelasannya.1. Memuji secara berlebihanSebagaimana penulis sampaikan sebelumnya, budaya kita yangjudgementalmenjadi biang keladimental blockpada anak.Bukan hanya prasangka negatif yangmembuat anak hilang kepercayaan diri. Di samping dampak positifnya, ternyata prasangka positif (pujian) juga berdampak negatif pada anak.Memuji prestasi anak merupakan bentuk prasangka yang positif. Tindakan anak dihakimi/dinilai dengan penilaian yang positif. Prasangka positif ini tentu bermanfaat bagi anak. Dengan prasangka itu, kepercayaan dirinya melejit.Tetapi, apabilaprasangka positif (pujian) itu berlebihan, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Ia tidak lagibermanfaat bagi anak, tetapi justru membawa petaka baginya.Apa petaka itu? Petakanya yaitu anakterobsesi pada prestasi dan pujian. Karena tiap melakukan tindakan positif ia dipuji sebagai anak yang cerdas, akhirnya bawah sadarnya menyimpulkan bahwa ia harus cerdas, bahwa kecerdasan adalah segala-galanya. Dan, dengan kesimpulan itu, ia pun berpikir bahwatujuannya belajar di sekolah adalah untuk menjadi cerdas. Ini membuatnya berpikir bahwa semua yang ia lakukan hanyalah agar ia menajdi cerdas.Tentu saja, tujuan itu menyimpang dari tujuan pembelajaran yang sebenarnya. Tujuan pembelajaran yang sebenarnya bukanlah semata-mata agar anak cerdas, melainkan agar anak mendapatkan ilmu yang bermanfaat baginya di kemudian hari.Catat, ya, Bunda! Heheheh.Orang yang berilmu tidak harus cerdas. Dan, sebaliknya, orang yang cerdas belum tentu banyak ilmu.Mencari ilmu bukan hanya hak anak yang cerdas. Anak yang cerdasnya standar juga berhak mencari ilmu. Tetapi, pujian yang berlebihan atas kecerdasan anak seolah menegaskan bahwa hanya anak yang cerdas saja yang oke, yang patut diacungi jempol. Sementara itu, proses di mana anak mencapai pengetahuan (dari awalnya tidak tahu) tidak dihargai.Jika anak cerdas membutuhkan sedikit usaha untuk paham, anak yang cerdasnya standar membutuhkan lebih banyak waktu untuk paham pelajaran. Nah, bagi kita yang tumbuh dalam budayajudgemental, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk paham pelajaran, semakin bagus. Sebaliknya, semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk paham pelajaran, maka semakin buruk. Ini artinya, kita lebih menghargai hasil dan mengabaikan proses. Kita lebih menghargai anak yang cerdas ketimbang anak yang kurang cerdas tapi tekun belajar.Dan, karena kita, orangtua, lebih menghargai anak cerdas (meskipun malas) ketimbang anak yang kurang cerdas tetapi rajin, anak pun terobsesi menjadi cerdas. Akibatnya? Akibatnya, makanala ia menemukan dirinya sulit memahami pelajaran, ia pun frustasi. Ia berpikir ia tidak berharga karena ia bukan anak yang cerdas.Pada gilirannya, perasaan tidak berharga itu menjadimental blockyang menghambat kemajuannya.2. Membandingkan anakSeringkali, jika sebuah keluarga terdiri lebih dari satu anak, orangtua gemar membandingkan prestasi anak-anaknya.Pernahkah Andamembandingkananak Anda dengan saudaranya? Hayoooo, ngakuuuuu. Heheheh.Contoh, anak Anda yang pertama lebih dewasa ketimbang anak Anda yang kedua. Menurut Anda, anak pertama juga lebih cerdas dibanding anak kedua.Nah, manakala anak pertama mendapat juara kelas, Anda lantas berkata begini kepada anak kedua, “Lihat, tuh, kakak kamu. Hebat, kan? Jadi juara lagi. Kamu harusnya kaya dia juga,” “Mama bangga sama kakak kamu. Kamu kapan bikin bangga Mama?” atau, “Kakak kamu mewarisi kecerdasan Mama dan Papa. Kalau kamu…kamu itu nurun ke siapa, ya, kok kurang cerdas?”Bayangkan, bagaimana kira-kira perasaan anak kedua Anda mendengar ucapan di atas? Mak jleb,bukan? Saking mak jlebnya, ucapan itu membekas dalampikiran bawah sadarnya. Dalam pikiran bawah sadarnya, selalu terngiang-ngiang, “Aku tidak secerdas kakak. Aku tidak mewarisi kecerdasan Mama dan Papa.” Di sana, ucapan itu menjadimindset, menjadi citra diri yang menciutkan mentalnya. Citra diri itu menjadimental blockyang menghambat kemajuannya.Iiiiih, sereeeeem!!! Maka dari itu, jika Anda ingin anak terhindar darimental block, hindari membandingkannya dengan saudaranya, ya. Terima dia apa adanya.Bunda, demikian uraian yang dapat penulis sampaikan kepada Anda tentang apa dan bagaimana mengatasimental blockpada anak. Semoga, uraian di atas bermanfaat bagi Anda.

Menjadi Pribadi Kreatif tanpa Pola Pikir “Functional Fixedness”Dari uraian di atas, apa yang dapat Anda simpulkan?Untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif, Anda perlu membuang pola pikir “functional fixedness”.Bagaimana caranya?BERPIKIRLAH SECARA DIALEKTIS!Apa maksud berpikir dialektis?Ketika Anda berpikir dialektis, Anda menganggap segala sesuatu berhubungan dengan lainnya. Anda menganggap fungsi sebuah benda terkait dengan hal lainnya. Fungsinyatidak terbatas hanya pada satu hal saja. Fungsinya tergantung pada bagaimana Anda menggunakan benda itu untuk kepentingan Anda. Ketika Anda berpikir dialektis, Anda menganggap fungsi benda di sekitar Anda bisa berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Tidak ada fungsi yang kekal alias absolut. Sekarang, Anda dapat menggunakansikat gigi untuk menggosok gigi. Tetapi, ketika Anda menjumpai sebuah masalah, Anda dapat menggunakan sikat gigi itu untuk memecahkan masalah Anda.

Semampunya.
Tetapi, tahukah Anda, kadang-kadang, pujian bisa sangat berbahaya bagi anak, terutama bagi anak yang memiliki harga diri yang rendah, seperti anak Anda? Alih-alih meningkatkan kepercayaan diri mereka, pujian justru bisa membuat anak tambahminder, mentalnya semakin lembek, semakin menjadipenakut, memiliki konsep diri yang negatif, dan yang paling parah, mereka bisa mengalamiself-handicappingalias merusak diri mereka sendiri.Kok bisa?Ya memang begitu, setidaknya menurut pakar psikologi dari Ohio State University Eddie Brummelman.Dalam sebuah penelitian, Brummelman menyimpulkan bahwa pujian yang berlebihan berpengaruh negatif pada anak denganlow self-esteem. Dalam penelitian itu, Brummelman melibatkan sejumlah partisipan yang dibagi ke dalam tiga kelompok. Ketiganya diminta untuk mengerjakan dua jenis tes.Pada tes pertama, mereka diminta untuk mengopi lukisan karya pelukis terkenal Vincent van Gogh, yang berjudulWild Roses. Begitu selesai mengerjakan tes itu, kelompok pertama diberi pujian yang berlebihan. Kelompok kedua diberi pujian yang sekadarnya saja. Sementara itu, kelompok ketiga tidak diberi pujian sama sekali.Nah, selanjutnya, pada tes kedua, mereka dipersilakan memilih sendiri lukisan untuk kemudian dikopi. Pada tes ini, partisipan (pada kelompok pertama, yang diberi pujian berlebih) denganlow self-esteemlebih memilih mengopi lukisan yang sederhana. Mereka TIDAK BERANI menantang diri mereka dengan lukisan yang rumit.Ini berkebalikan dengan mereka yang memilikihighself-esteem. Partisipan denganhigh self-esteemsemakin percaya diri setelah diberi pujian yang berlebihan.Dari penelitian itulah, Brummelman menyimpulkan bahwa pujian yang berlebihan TIDAK BAIK bagi anak denganlow self-esteem.Pujian berlebih membuat mereka semakin tidak percaya diri dengan kemampuan mereka.Tetapi, mungkin Anda masih penasaran apa yang menyebabkan pujian berlebih berbahaya bagi mereka.Berikut ini penjelasannya lebih detail.Mengapa Pujian Berbahaya bagi Motivasi Anak dengan Low Self-Esteem?Menurut Brummelman, ini karena bagi anak denganlow self-esteem, pujian itu dipahami sebagai EKSPEKTASI alias HARAPAN. KetikaAnda memujinya dengan pujian berlebih seperti“Kamu anak yang jenius!”,“Kamu luar biasa!”,“Anak Papa memang paling keren”, ia mengartikan pujian itu sebagai harapan, bahwa Anda menaruh harapan besar kepadanya agar ia menjadi anak yang jenius, luar biasa, dan paling keren. Lebih dari itu, ia mengira bahwa Anda akan menghargainya JIKA dan HANYA JIKA ia bisa memenuhi harapan itu.Nah, hal itu membuatnya merasa TERTEKAN.Mengapa begitu?Ia tertekan karena takut mengecewakan Anda. Menurutnya, kekecewaan itu membuat Anda kehilangan penghargaan terhadapnya.Selain membuatnya tidak percaya diri, pujian bagi anak denganlow self-esteemmengurangi motivasinya. Ia takut mengambil kesempatan untuk menghadapi tantangan dan lebih memilih bertahan dizona nyamannya. Dan, yang lebih parah, ia mengalamiself-handicapping, yakni merusak diri mereka sendiri agar tidak perlu menghadapi tantangan dan tidak mengalami kegagalan.Lalu, bagaimana cara meningkatkan motivasi anak Anda yang memilikilow self-esteem?Bagaimana cara membuat mereka lebih percaya diri dan berani keluar dari zona nyaman mereka?

Salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi anak yaitu dengan pujian. Namun demikian, bagi anak yang memilikilow self-esteem, pujian diartikan sebagai harapan yang mengintimidasinya. Untuk itu, Anda perlu berhati-hati ketika memujinya. Jika tidak, bisa-bisa, ia bukannya semakin percaya diri dan termotivasi,tetapi malah semakin rendah harga dirinya.

“Ya ampuuuuun, baca buku ga paham-paham!”Apakah Anda sering mengeluh seperti di atas? Anda mengeluh susah paham saat belajar. Menurut Anda, materinya sulit. Anda mudah lupa dan harusmengulang-ulang bacaan.Tahukah Anda mengapa Anda sulit belajar?Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.Mindset sebagai Hambatan BelajarSalah satu penyebab kesulitan belajar yaitumindsetyang Anda percayai.Mindsetapakah itu?Mindsetbahwa kecerdasan Anda sudah mentok, sudah tidak dapat ditingkatkan lagi!Mengapamindsetitu bisa membuat Anda sulit belajar?Mindsetadalah kepercayaan yang menjadi prinsip/dasar Anda dalam bertindak. Ketika Anda memilikimindset“hidup itu seperti air, ikuti ke mana arus mengalir”, maka Anda pun bertindak sesuai denganmindsetitu; Anda tidak mempersiapkan hidup Anda; Anda menjalani hidup tanpa perencanaan dan evaluasi; Anda tidak peduli apakah hidup Anda mengalami kemajuan atau kemunduran, yang penting hidup Anda mengalir seperti air, mengikuti ke mana arus bergerak.Demikian juga ketika Anda memilikimindset“proses itu lebih penting daripada hasil”, maka Anda pun bertindak sesuai denganmindsetitu;Anda senantiasa menikmati proses dan mengesampingkan hasil. Dalam bekerja, misalnya, jika Anda memilikimindsetdi atas, niscaya Anda lebihberfokuspada proses ketimbang pada hasil kerja Anda.Lantas, bagaimana jika Anda memilikimindset“kecerdasan Anda sudah mentok, sudah tidak dapat ditingkatkan lagi”?Maka, tindakan Anda pun akan mencerminkanmindsetitu. Jika menurut Anda kecerdasan Anda sudah mentok, maka Anda pun jadi pesimis belajar; Anda tidak termotivasi untuk memahami materi pelajaran yang berat; Anda jadi mudah menyerah ketika menemui kesulitan dalam belajar; Anda jadi enggan berusaha untuk bisa memahami materi tersebut.Akibatnya, Anda pun benar-benar tidak paham apa yang Anda pelajari karena Anda menyerah sebelum paham.Sebaliknya, jika Anda percaya bahwakecerdasan Anda bisa ditingkatkan, niscaya Anda tetap termotivasi untukterus berusaha ketika menemui kesulitan dalam belajar. Anda akan terus termotivasi untuk meningkatkan pemahaman Anda.Hasilnya, Anda pun akhirnya paham materi yang Anda anggap berat.Di sini,mindset“kecerdasan Anda sudah mentok” menjadi salah satu hambatan belajar Anda. Ia menjadimental blockyang menghambat diri Anda mengeluarkan potensi terbesarAnda.Hal itu ibarat Anda mencoba memotong sebatang besi dengan pisau. Anda tidak tahu apakah pisau itu tajam atau tidak. Tetapi, Anda percaya bahwa ketajaman pisau itu terbatas dan tidak dapat diasah lagi menjadi lebih tajam.Dengan kepercayaan itu, Anda menjadi enggan mencoba memotong besi tersebut. Megapa? Karena, Anda sudah pesimis duluan sebelum mencoba.Nah, di sini, kepercayaan itu menghambat Anda mengeluarkan potensi terbesar dari pisau tersebut.Sama seperti ilustrasi di atas, ketika Anda percaya kecerdasan Anda sudah mentok, kepercayaan itu menghambat Anda mengeluarkan potensi otak Anda. Ia membuat Andapesimis dengan kemampuan otak Anda.Akhirnya, pesimisme itu membuat Anda gampang menyerah ketika belajar.Apa akibatnya?Akibatnya, Anda benar-benar tidak paham apa yang Anda pelajari. Bagaimana Anda paham apa yang Anda pelajari jika Anda tidak berusaha memahaminya? Demikian logikanya.Lantas, apa yang harus Anda lakukan untuk menghindari hambatan belajar itu?Untuk mengetahuinya, yuk, kita simak penjelasan berikut.Untuk Membuang Hambatan Belajar, Rubah Mindset Anda!Untuk menghindari hambatan belajaryang penulis jelaskan di atas, Anda harus membuangmindsetyang mengatakan kecerdasan Anda sudah mentok! Selain itu, Anda juga harusmenggantinya denganmindsetyang lebih produktif.Apamindsetyang lebih produktif yang menunjang belajar Anda?Mindsetbahwa kecerdasan Anda tidak mentok. Kecerdasan Anda dapat meningkat jika terus diasah, seperti sebilah pisau yang akan semakin tajam saat terus diasah.Denganmindsetitu, Anda pun semakin optimis saat belajar. Anda semakin optimis Anda mampu menaklukkan materi yang sulit dipahami.Hal itu menuntun Anda pada pemahaman seutuhnya. Logikanya, Anda akan paham jika Anda memang berusaha memahaminya.Pertanyaannya, Bisakah Kecerdasan Ditingkatkan?Mungkin Anda akan bertanya seperti ini: “Bagaimana kalau memang kecerdasan itu mentok, tidak bisa ditingkatkan? Kalau nyatanya kecerdasan itu mentok, kan sama saja membohongi diri sendiri kalau saya percaya bahwa kecerdasan saya bisa ditingkatkan? Sekeras apa pun saya belajar, kalau nyatanya kecerdasan tidak bisa ditingkatkan, maka saya tidak akan dapat memahaminya, kan?”Hmmm, memang, ada sementara pakar yang menyatakan bahwa kecerdasan bersifat tetap, tidak dapat ditingkatkan. Menurut mereka, kecerdasan ditentukan oleh faktor genetis. Seseorang yang memang sejak lahir cerdas akan tetap cerdas sampai kapan pun. Sebaliknya, orang yang sejak lahir biasa saja kecerdasannya, maka selamanya kecerdasannya akan seperti itu, biasa-biasa saja. Sekeras apa pun ia berusaha untuk memahami materi pelajaran, jika kecerdasannya mentok, maka ia pun tidak akan pernah bisa memahaminya sampai kapan pun.Namun demikian, berkebalikan dengan pendapat di atas, sebuah studi yang dilakukan oleh Susanne M. Jaeggi dan kawan-kawannya pada tahun 2008 menemukan bahwa ternyata kecerdasan dapat ditingkatkan! Temuan tersebut membuktikan bahwa kecerdasan bukanlah kualitas yang tetap/fixed.
Yakinkan diri Anda bahwa kecerdasan Anda dapat terus ditingkatkan. Dengan keyakinan itu, Anda jadi lebih optimis dalam belajar. Tidak ada lagi yang menghambat Anda untuk mengeluarkan potensi terbesar otak Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar