Minggu, 15 Mei 2016

Don't you see ? Bersyukur.

Nu bageur.
Nu moal ninggalkeun.
Nu ngahargaan.
Nu teu ngaheureuykeun.

wajar saja jika Anda merasa terluka. Namun, lebih penting bagi Anda untuk mengerti mengapa hal itu terjadi dan berusaha menerima keadaan sekarang. berarti ia tidak serius dengan Anda, dan tidak berharga untuk dipertahankan.Anda perlu berpikir jernih untuk melihat situasi ini dari sisi yang berbeda.  Memang menyedihkan dan menimbulkan patah hati, tetapi di sisi lain, mungkin ini malah baik bagi Anda. Mungkin ini berarti Andatelah diselamatkan dari pasangan yang tidak tepat bagi Anda. Jika Anda sudah bisa melihat sisi positifdari kejadian ini, berarti Anda sudahsiap untuk membuka lembaran baru.Mungkin Anda perlu waktu untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang terjadi. Namun sadarilah, perpisahan ini justru membuka kemungkinan Anda untuk mendapat pasangan yang tepat. Anda tak perlu terburu-buru dan merasa harus mendapatkan kekasih baru. Fokuskan perhatian pada diri Anda sendiri. Kembangkan diri dan nikmati aktivitas Anda. Dengan demikian Anda akan lebih cepat melupakan mantan kekasih, sekaligus bisa menghargai diri sendiri dan lebih menikmati hidup.

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah orang yang berada di bawah kamu, dan jangan lihat orang yang berada di atas kamu, karena dengan begitu kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kamu” (HR. Bukhari-Muslim)

Syarh/penjelasan:

Hadits tersebut menjelaskan cara untuk membantu seseorang mensyukuri nikmat. Demikian juga mendorong seseorang agar bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dengan mengakui nikmat-nikmat-Nya, menyebut nikmat itu, menggunakannya untuk ketaatan kepada-Nya serta mengerjakan segala sebab yang membantu untuk bersyukur, dimana salah satunya adalah dengan melakukan seperti yang disebutkan dalam hadits di atas.

Hadits tersebut menyuruh kita untuk melihat orang yang berada di bawah kita dalam hal dunia (seperti dalam hal harta dan fisik), karena dengan cara seperti itu kita dapat merasakan besarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ وَالْخَلْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ مِمَّنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ

“Apabila salah seorang di antara kamu melihat kepada orang yang berada di atasnya dalam hal harta dan fisik, maka hendaknya ia melihat kepada orang yang berada di bawahnya di antara mereka yang diberikan kelebihan.” (HR. Muslim)

Namun dalam hal beribadah, sebagaimana dikatakan ulama, hendaknya melihat ke atas kita, karena dengan melihat orang yang lebih banyak ibadahnya, membantu kita lebih giat dan banyak beribadah dan menjadikan kita tidak bersikap ‘ujub (bangga diri) yang dapat menghapuskan amal.

Perlu diketahui, bahwa tidak ada seorang pun yang tertimpa musibah di dunia ini, kecuali ia akan menemukan orang yang lebih besar lagi musibahnya, sehingga ia pun terhibur dan dapat bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Dengan melihat orang yang berada di bawahnya, maka rasa sedih yang ia rasakan akan berkurang dan membuat hatinya terhibur, dan membantunya untuk bersabar karena ternyata masih ada orang yang berada di bawahnya, sehingga beban batin menjadi ringan, meskipun dirinya tertimpa musibah.

Catatan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ رَأَى مُبْتَلًى، فَقَالَ: الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا، لَمْ يُصِبْهُ ذَلِكَ البَلَاء

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang melihat orang yang tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan, “Al hamdulillahilladzi ‘afaani mimmabtalaka bihi wa fadhalani ‘ala katsiirin mimman khalaqa tafdhiilaa” (artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menjagaku dari musibah yang menimpamu, dan melebihkan diriku di atas kebanyakan manusia dengan kelebihan yang banyak), maka ia tidak akan tertimpa musibah itu” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

*****

Penulis: Marwan Hadidi S.Pd.I

Artikel Muslim.Or.Id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar