Minggu, 20 Desember 2015

Kemilaunya dunia.

Kemilaunya DuniaUstadz Amru Nur KholisJune 25, 2015, Pukul 09:49Masjid Miftahul Hudaزُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِوَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِDijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yangdiingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).( QS. Ali Imran : 14 ).Memang dunia sangat indah. Indah dengan berbagai perhiasannya mulai dari wanita,anak, harta, kendaraan dan lain sebagainya. Banyak orang yang tergila-gila keindahanya. Banyak orang yang terjerumus terlalu dalam sehingga tidak dapat lagi mengingat akhirat. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda;إنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإنَّ الله تَعَالَى مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُواالنِّسَاءَ"Sesungguhnya dunia itu manis dan lezat, dan sesungguhnya Allah menitipkannya padamu, kemudian melihat bagaimana kamu menggunakannya. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani Israel disebabkan wanita”(HR Muslim)Imam An Nawawi berkata ketika menjelaskan “dunia itu hijau [indah ] dan manis” : Ada dua kandungan yang terdapat pada istilah tersebut.Pertama, senangnya jiwa seperti seseorang yang melihat buah-buahan hijau dan manis. Jiwa manusia pasti menyenangi dan berusaha untuk mendapatkannya. Itulah dunia.Yang kedua, cepatnya hilang dua sifat tersebut [ indahdan manis ]… kemudian Allah menggantikan kalian dari masa-kemasa. Dan Ia melihat apakah kalian beramal dengan mentaati-Nya atau memaksiati-Nya dan menperturutkan syahwat kalian. [ Syarkh muslim oleh An Nawawi : 9/105]Yang celaka dan yang sukses karena duniaAllah Ta'ala mengabarkan bahwa Ia menjadikan indah dihadapan manusia cinta akan syahwat keduniaan. Dan dihususkan lagi adalah apa-apayang telah disebutkan di atas karena kesenangan dunia yanglainnya akan mengikutinya. … Maka ketika manusia dihiasi dengan berbagai hal tersebut, terikatlah jiwanya. Hatinyapun cenderung padanya. Dan terbagilah manusia menjadi dua bagian :Pertama; Mereka menjadikan dunia dan perhiasannya menjadi tujuan.Maka jadilah pikiran dan bayangan-bayangan mereka serta amalan-amalan mereka yang dhohir dan batin hanya untuknya. Akhirnya mereka sibuk untuk mendapatkannya. Dan mereka hidup seperti hidupnya binatang. bernikmat-nikmat dengan kesenangannyadan melampiaskan syahwatnya. Tidak pernah terpikirkan dari jalan manakah mereka mendapatkan (halal atau haramnya ). Dan tidak pernah berfikir kenama harta harus di infakkan dan dibelanjakan. Maka kenikmatanmereka hanya akan menambahkesengsaraan dan adzab.Dan kelompok kedua : Mereka mengetahui tujuan dari kesenangan-kesenangan tersebut.Dan sesungguhnya Allah menjadikan kenikmatan tersebut untuk ujian bagi hamba-hamba-Nya. Untuk mengetahui siapa yang lebih mendahulukan ketaatan dan ridha-Nya dibandingkan berbagai syahwatnya. Maka mereka menjadikannya sebagai sarana untuk berbekal menuju akhirat mereka. Merekamenikmati berbagai kenikmatan dalam rangka mencari ridha-Nya. Mereka menjadikan berbagai kenikmatan tersebut hanya ditangan dan tidak untuk hati mereka. Dan mereka tahu bahwasanya "yang demikian itu adalah kesengan dunia". Maka mereka jadikan sarana untuk mengharapkan keuntungan akhirat. Mereka jadikan kesengan-kesengan tersebut sebagai bekal menuju Rob mereka. Pada ayat ini juga menjadi hiburan bagi para fakir miskin yang mereka tidak mampu untuk menikmati berbagai syahwat dunia yang dinikmati orang-orang kaya. ( Tafsir As Sa'di 1/123 )Syaikh Shalih al Utsaimin dalam tafsir berliau, berkata : Sisi hikmahnya : Sesungguhnya seandainya bukan karena syahwat ini yang menghalangi manusia menghadap kepada Rabbnya niscaya ujian dalam agama itu tidak ada faedahnya. Seandainya dalam hati atau fitrah manusia tidak ada kecintaan terhadap syahwat ini niscaya ujian dalam agama tidak ada faedahnya. Karena sikap tunduk dan patuh terhadap aturan agama mudah untuk dilakukan jika tidak ada hambatan dan rintangan. Oleh karena itu orang yang pertama kali menyambut dan menerima dakwah Rasul secara umum adalah orang-orangfaqiryang terhalangi dari mendapatkan dunia. Karena tidak ada hambatan dan rintangan bagi mereka, tidak ada harta, kedudukan dan yang lainnya.Firman Allah Ta'ala :“kehidupan dunia”demi Allah ini untuk menunjukkan rendahnya dunia. Karena duniaadalah suatu negeri yang seseorang itu tidak tahu berapalama dia akan tinggal di dalamnya. Dia adalah negeri yang kejerniahan didalamnya pasti disertai dengan kekeruhan. Dia adalah negeri yang dipenuhi oleh permusuhan dan kebencian diantara manusia dan menyusahkan yang lainnya, itulah dunia.Sedangkan firman Allah“dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”Tujuannya untuk member motivasi kepada manusia agar mendapatkan dan mencari apa yang ada disisi Allahazza wa jalladan tidak tergantung dengan kesenangan kehidupan dunia.Begitulah hakekat berbagai kenikmatan dunia. Menjadi ujian seseorang apakah lebih cinta dengan dunia dan berbagai kemilaunya, atau lebihmencintai Allah dan menjadikannya sebagai kendaraan untuk menuju jannah-Nya. Pada posisi manakah kita ?. Orang yang tenggelam dengan dunia, atau orang yang menjadikan dunia sebagai sarana mencari ridha Allah Ta'ala ?. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar