Sabtu, 16 Mei 2015

Your parents.

Indung bapak manehmah maraban gengsi.

Yaitu lebih tegas dan lebih tega mengatakan tidak.
Tak ada kelebihan uang untuk pengeluaran sejenis
ini. “Ibu tak menanyakan kepada saya, apakah saya
mampu membantu mencicil barang itu setiap
bulannya. Jadi, jangan suruh saya sekarang
menanggung cicilannya.”
Anda harus belajar untuk tidak
merasa besalah, karena memang Anda tak salah!
Bagaimana caranya agar tak merasa bersalah?
Yang pertama, dalam kondisi hubungan yang
sedang oke, orangtua damai-damai saja dengan
Anda, katakan saja pengeluaran yang tak Anda
setujui sebelumnya jangan diklaim kepada Anda
untuk membayarnya.
Lalu, bila toh itu masih dilakukan, silahkan
menanggung risikonya bila gagal mencicil. Anda tak
perlu merasa apa-apa jika kulkas diambil lagi, atau
motor disita, karena Anda memang tak
bertanggung jawab atas keputusan untuk membeli
barang itu.
Dengan lebih banyak berbicara dan membuat diri
lebih dipahami mengenai apa yang bisa dan tak bisa
Anda lakukan, Anda akan membuat ayah-ibu dan
saudara-saudara menjadi tahu seberapa banyak
mereka dapat berharap Anda membantu.
Langkah berikutnya, buktikanlah yang Anda
katakan memang Anda lakukan secara konsekuen.
Jangan mudah dirayu apalagi diancam dan
diintimidasi untuk mengeluarkan uang lebih. Walau
tak tega, tahankan saja, dengan meyakini Anda
bukan sedang pelit, tapi sedang mengajarkan agar
keinginannya selalu disesuaikan dengan
kemampuan yang ada di dalam diri.
Oleh karena sudah pernah mencoba memodali
usaha keluarga dan gagal, sebaiknya Anda ubah
strategi dengan memberikan sejumlah uang secara
tetap setiap bulannya. Selebihnya, tahan diri untuk
tak bereaksi setiap kali ada lontaran kalimat, ada
kebutuhan ini-itu, ada uang yang perlu dibayar, dan
sejenisnya.
Kecuali ada keluarga yang sakit dan harus ke
dokter, atau adik memang butuh dana yang jelas
jumlahnya, untuk kepentingan sekolah ataupun
pekerjaannya. Inipun, minta nomor transfernya
atau ke mana harus dibayar, sehingga tidak Anda
titipkan kepada siapa saja yang berpotensi untuk
menyelewengkan pemakaiannya.
Jika saya terdengar sangat zakelijk atau lugas,
memang begitulah seharusnya cara kita bila sedang
terlibat masalah keuangan. Ingat saja Jeng Diah,
yang namanya uang itu tak ada saudaranya. Maka,
kita harus tegas dan membuat lingkungan tahu,
berapa banyak yang bisa diharapkan dari Anda
untuk kepentingan umat yang bernama keluarga
itu.
Berikutnya, biasakan untuk selalu menyisihkan
penghasilan Anda untuk tabungan pribadi. Tanpa
ini, walau bekerja dan berpenghasilan, Anda akan
merasa seperti berdiri di padang pasir. Apa saja
yang Anda tuang, berapa saja uang yang Anda
kucurkan, lalu lenyap tertelan pasir tadi, tanpa
bekas.
Jodoh? Pasti akan ada setelah waktunya tiba. Laki-
laki yang serius pasti akan mau memahami betapa
berat beban dan tanggun jawab Anda selama ini
untuk menafkahi keluarga. Ia pasti tidak akan
mundur, tetapi malah makin menghargai Anda atas
pengorbanan Anda selama ini. Oke? Salam sayang .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar