Minggu, 17 Mei 2015

Mandiri, mental yang mandiri.

Tidak ada yang salah dengan melakukan kegiatan sendirian, itu berarti... bahagia dan menikmati kehidupan bukan karena ada atau tidak adanya orang lain. Tapinkarena kemampuan dan kehendak kita.

Proses Peralihan dari “Romantic Love” ke “Real
Love.”
“Romantic love” adalah kasih yang tidak realistis,
kasih dalam alam mimpi yang didasarkan pada
pengertian yang keliru bahwa “kehidupan ini manis
semata-mata”. Muda-mudi yang berpacaran
biasanya terjerat pada “romantic love”. Mereka
semata-mata menikmati hidup sepuas-puasnya
tanpa coba mempertanyakan realitanya, misal:
apakah kata-kata dan janji-janjinya dapat
dipercaya?
apakah dia memang orang yang begitu
sabar, “caring”, penuh tanggung jawab
seperti yang selama ini ditampilkan?
apakah realita hidup akan seperti ini terus
(penuh cumbu-rayu, rekreasi, jalan-jalan,
cari hiburan)?
Pacaran adalah persiapan pernikahan, oleh karena
itu pacaran seharusnya tidak mengenal “dimabuk
cinta”. Pacaran boleh dinikmati tetapi harus
berpegang pada hal-hal yang realistis.
4. Proses Peralihan dari “Activity Center” ke
“Dialog Center.”
Pacaran dari anak muda pada umumnya hampir
selalu “activity- center”. Isi dan pusat dari pacaran
tidak lain daripada aktivitas (nonton, jalan-jalan,
duduk berdampingan, cari tempat rekreasi, dsb.),
sehingga pacaran 10 tahun pun tetap merupakan 2
pribadi yang saling tidak mengenal. Sedangkan
pacaran anak muda yang benar harusnya berbeda.
Sekali lagi kita boleh berekreasi dsb, tetapi
“center”nya (isi dan pusatnya) bukan pada rekreasi
itu sendiri, tapi pada dialog yaitu interaksi antara
dua pribadi secara utuh (Martin Buber, “I and
Thou”, by Walter Kauffmann, Charles Scribner’s
Sons, NY: 1970), sehingga hasilnya suatu
pengenalan pribadi yang benar dan mendalam.
5. Proses Peralihan dari “Sexual Oriented” ke
“Personal Oriented.”
Pacaran bukanlah saat untuk melatih dan
melampiaskan kebutuhan seksuil. Orientasi dari
kedua insan tsb, bukanlah pada hal-hal seksuil,
tapi sekali lagi (seperti telah disebutkan dalam no.
4) pada pengenalan pribadi yang mendalam.
Jadi, masa pacaran tidak lain daripada masa
persiapan pernikahan. Oleh karena itu pengenalan
pribadi yang mendalam adalah “keharusan”.
Melalui dialog, kita akan mengenal beberapa hal
yang sangat primer sebagai dasar pertimbangan
apakah pacaran akan diteruskan atau putus sampai
disini.
Jadilah anak muda yang berbeda, juga dalam
berpacaran, agar kelak pernikahanmu
mendatangkan damai dan kebahagiaan sampai ke
anak-cucumu.
Kesimpulan
Intinya, cari Tuhan dulu baru cari pacar, karena
jodoh ada di tangan Tuhan, dan kalau itu memang
jodoh kita, jangan takut Tuhan gak akan biarin dia
jadi suami/istri orang pas udah gede... Kalau udah,
berarti, Tuhan pengen memberikan kalian yang
lebih baik.... Semoga bermanfaat Guys!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar