Selasa, 30 Juni 2015

Mandiri (kesepian).

Bahagia dengan diri sendiri, membahagiakan diri sendiri.

Urang teu bisa ngandelkeun sasaha.

Maenya jang diri sorangan hoream, malas.

Sudahkah Anda Bersikap Dewasa?Standard31 Aug 20150 CommentsRina Ulwia“Kamu bersikap yang dewasa, dong!”“Dewasa dikit, napa!”Pernahkah orang lain berkata sepertidi atas kepada Anda?Jika jawabannya ya, tidak perlu bersedih dan diambil hati. Di dunia ini, baaaaaanyak sekali yang bernasib sama seperti Anda. Heheheh. Seringkali, kita jumpai orang yang meskipun sudah tidak muda lagi tetapi masih memiliki sikap kekanak-kanakan.Nah, jika orang lain, suami misalnya menyuruh Anda untuk bersikap dewasa, itu berarti sekarang Anda juga masih memiliki sikap kekanak-kanakan.Meskipun ucapan seperti itu tidak perlu diambil hati, Anda tetap perlu menyingkirkan sikap kekanak-kanakan Anda.Mengapa?Karena, sikap kekanak-kanakan justru merepotkan Anda sendiri. Ketika Anda bersikap kekanak-kanakan, emosi Anda cenderung labil. Hari ini, Anda bilang A, besoknya Anda bilang B. Selain itu, Anda juga masih gemar mengurusi atau tergangggu oleh masalah yang remeh-temeh. Anda juga memiliki pemikiran yang subjektif. Anda masih gemarmelampiaskan amarahAnda.Nah, jika memang Anda masih memiliki sikap-sikap di atas, itu artinya, Anda belum bersikap dewasa.Lantas, apa, sih, yang dimaksud dengan kedewasaan? Apa yang dimaksud dengan bersikap dewasa?Dalam artikel ini, penulis akan menguraikan 6 tanda seseorang sudah bersikap dewasa. Uraian ini didasarkan pada tulisan pakar psikologi Robert Firestone yang termuat dalam situs psychologytoday.com.Semoga, uraian ini bermanfaat bagi Anda.Baiklah, sekarang, yuk, kita mulai daritanda yang pertama, yaitu bertindak rasional.6 Tanda Anda sudah BersikapDewasaBerikut ini 6 tanda Anda sudah bersikap dewasa menurut pakar psikologi Robert Firestone, sebagaimana termuat di dalam situs psychologytoday.com.1. Bertindak rasionalOrang yang bersikap dewasa tidak membiarkan emosi menguasai dirinya. Berkebalikan dengan anak kecil yang belum bisa menalar, yang karenanya mengambil keputusan berdasarkan emosi, orang yang bersikap dewasa cenderung mengambil keputusan berdasarkan alasan yang rasional.Tetapi, apa yang dimaksud dengan bertindak rasional?Bertindak rasional berarti bertindak berdasarkan nalar dan mempertimbangkan aspek moral juga.2. Memiliki Prioritas dan Berkomitmen TerhadapnyaSeorang yang bersikap dewasa senantiasa mengetahui apa yang penting baginya dan apa yang tidak penting.Dari situ, ia tahu mana yang harus ia prioritaskan dan mana yang tidak. Apa yang penting menurutnya harus menjadi prioritas, sedangkan apa yang tidak penting dikesampingkan. Dan, karena tahu apa yang prioritas, ia pun bisaberkomitmenpada yang prioritas tersebut. Ia merumuskangoalberdasarkan apa yang prioritas baginya. Sementara itu, apa yang tidak prioritas dan tidak penting ia buang jauh-jauh.Nah, jadi, apabila Anda bersikap dewasa, Anda tahu apa yang pentingbagi Anda dan apa yang tidak penting bagi Anda. Selain itu, Anda juga berkomitmen pada apa yang penting dan meninggalkan apa yang tidak penting.Berkebalikan dengan sikap di atas, orang yang masih terjebak pada sikap kenak-kanakan cenderung tidak mampu membedakan apa yangpenting dari apa yang tidak penting.Baginya, semua urusan sangat penting, bahkan urusan yang remeh-temeh seperti penilaian orang lain terhadapnya.Sikap itu persis seperti sikap anak kecil yang menganggap penting semua hal. Amatilah anak kecil yang sedang bermain. Katakanlah, dia sedang bermain dengan gelas dan seteko air. Ia berusaha menuang air dari teko ke dalam gelas.Baginya, hal itu (menuang air ke dalam gelas) saaaaangat penting. Sangking pentingnya, ia curahkan seluruh perhatian pada aktivitasnya itu (menuang air).Sama halnya, apabila Anda memiliki sikap kekanak-kanakan, Anda juga menganggap semua hal penting. Apabila ada yang menghina Anda, Anda merasa perlu merespons hinaan itu hingga terjadi perang mulut. Apabila menghadapi masalah kecil, Anda membesar-besarkannya sehingga tampak seolah-olah dengan masalah itu hidup Anda terancam.Akhirnya, energi Anda terbuang hanya untuk menanggapi hal-hal yang tidak penting. Dan, Anda pun rugi sendiri.3. Kesetaraan dalam HubunganKedewasaan berarti kebebasan/independensi. Artinya, dalam pergaulan sosial, orang yang dewasa bertindak secara independen/bebas. Ia tidak mendasarkan hubungan dengan orang lain berdasarkan ikatan tua-muda, rendah-tinggi, pintar-standar, dan kaya-miskin.Orang yang bersikap dewasa senantiasa menganggap semua orang setara dengannya. Ia tidak memiliki rasa sungkan berlebihan pada orang yang lebih tua, lebih mapan, lebih pintar, atau lebih tinggi kedudukannya dari dirinya. Demikianjuga, ia menganggap orang yang lebih muda dan lebih rendah kedudukannya darinya sebagai berkedudukan setara.Dari kesetaraan ini, timbullah sikap integritas. Ia merasa tidak perlu bersembunyi-sembunyi melakukan hal yang menurut orang lain tidak baik. Menurutnya, ia bebas melakukan apa pun tanpa perlu takutpenilaian orang lain. Ia jujur dengan perilakunya.Selain menganggap semua orang setara, ia juga menganggap semua teman sama, tidak ada yang dia anggap sahabat dekat, tidak ada pulayang dia anggap sebagai teman sekadarnya. Semuanya ia perlakukan dengan adil. Ia tidak membedakan satu teman dengan teman lainnya. Ia tidak menspesialkan satu orang dibandingorang lainnya.Dari situ, timbullah sikap objektif. Ia tidak memperlakukan orang lain berdasarkan sentimen pribadi, melainkan berdasarkan penilaian yang objektif.Lantas, apa yang dimaksud dengan sentimen pribadi?Orang yang memperlakukan orang lain berdasarkan sentimen pribadi mendasarkan sikapnya pada perasaan. Apabila ia menganggap si A sebagai sahabat karibnya, maka apa pun yang dilakukan A, sekalipun buruk ia bela. Sebaliknya, terhadap siB yang ia anggap sebagai orang asing, ia selalu berburuk sangka.Sikap seperti itu mirip dengan sikap anak kecil terhadap teman-temannya. Perhatikanlah anak kecil ketika bermain dengan teman-temannya. Di antara teman-temannya, pasti ada satu/dua teman yang ia anggap sebagai teman dekat dan karenanya ia spesialkan.4. AktifOrang yang dewasa senantiasa aktif bertindak. Ia tidak menunggu instruksi atau pun panduan dari orang lain.Ia tidak bergantung pada keputusan orang lain. Ia senantiasa menggantungkan keputusan pada inisiatifnya sendiri.Sebagai orang yang bebas/independen, orang yang besikap dewasa tidak takut terhadap tanggung jawab hidupnya. Ia sadar sebagai manusia dewasa tidak ada orang lain yang dapat dijadikan sebagai sandaran hidup. Oleh karenaitulah, ia sadar ia harus bertanggung jawab terhadap hidupnya sendiri.5. Berpikir terbukaOrang yang bersikap dewasa tidak menganggap persoalannya dengan orang lain sebagai persoalan yang personal. Ia tidak terganggu oleh masalah-masalah yang remeh-temeh.Tetapi, masalah yang remeh-temeh itu yang bagaimana?Contoh masalah yang remeh-temeh yaitu ada orang yang menghinanya. Nah, orang yang bersikap dewasa tidak peduli pada penghinaan itu. Ia tidak menganggap hinaan itu pentingbaginya. Karena, memang sesungguhnya hinaan itu tidaklah penting.Contoh lainnya, apabila ia dikritik karena berbuat salah, ia tidak menganggap kritik itu sebagai hal yang personal. Sebaliknya, ia justru menerima kritik itu dengan tangan terbuka. Ia menganggap kritik itu sebgai cambuk yang mengingatkannya dari kelalaian.6. Kontrol diriOrang yang bersikap dewasa mampu mengontrol dirinya sendiri sedemikian sehingga tidak terjerumus pada keinginan sesaat. Iamampu menahan godaan sesaat demi mencapai tujuan yang lebih tinggi.Ia merupakanpribadi yng bebas, yang tidak terkekang oleh keinginan remeh-temeh.Apabila ia memilikigoaljangka panjang untuk hidup sehat, maka ia tidak membiarkan nafsunya untuk menyantap makanan yang tidak sehat menguasai dirinya. Ia juga dapat memaksa diri (mengontrol dirinya) untuk berolahraga rutin setiap hari.Apabila ia memilikigoalmenjadi pembelajarseumur hidup, ia akan berpegang teguh padagoalitu. Ia tidak akan membiarkan dirinya tergoda menghabiskan waktu di depan TV atau bermaingame. Sebaliknya, ia akan memaksa diri menggunakan waktu untukmembaca bukudan belajar.Sikap di atas berkebalikan dengan sikap anak kecil. Seorang anak belumlah memiliki kontrol diri yang kuat. Selain itu, ia juga belum memiliki kesadaran yang penuh. Tindakan-tindakannya masih dikontrol oleh kebutuhan biologis. Apabila lapar, ia pun mencari makan.Jika tidak ada makanan, ia menangis,meminta orangtua untuk memberinya makanan. Demikian juga apabila ia ingin bermain. Ia tidakdapat mengekang keinginan itu. Bahkan, ia belum paham bagaimana cara mengekang keinginan itu.Mengapa Seseorang BersikapKekanak-Kanakan?Ketika Anda menghadapi hidup dengan sikap kekanak-kanakan, Anda merasa tidak berdaya. Anda merasa Anda selalu butuh pertolongan orang lain. Selain itu, perilaku Anda dikontrol oleh perasaan Anda. Anda juga tidak mampumembuat keputusanhidup sendiri. Anda senantiasa mendasarkan keputusan hidup pada orang lain atau lingkungan. Apabila menurut lingkungan Anda A baik, maka Anda pun mengikuti A. Apabilamenurut lingkungan Anda B baik, maka Anda pun mengikuti B. Andamerasa tidak berdaya menjadi tuan bagi hidup Anda sendiri.Anda persis seperti anak kecil. Anak kecil memang tidaklah berdaya menghadapi dunia. Hidupnya sepenuhnya bergantung pada orangtua.Pertanyaannya, mengapa Anda tidak bisa bersikap dewasa?Menurut Robert Firestone, seseorang bersikap kekanak-kanakan karena ia takut tumbuh dewasa. Tumbuh dewasa berarti bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. Bersikap dewasa berarti tidak ada sandaran hidup sama sekali selain diri sendiri. Hal itu saaaangat menakutkan bagi kebanyakan orang. Dan, karena itu, mereka mempertahankan sikap kekanak-kanakan. Dengan begitu, mereka berpikir mereka bisa berlari dari kenyataan bahwa mereka sudahdewasa.Nah, sekarang, setelah mengetahui tanda kedewasaan, penulis ingin bertanya kepada Anda: Sudahkah Anda bersikap dewasa? Beranikah Anda bertanggung jawab terhadap hidup Anda sendiri? Siapkah Anda menghadapi kerasnya hidup sendirian tanpa pertolongan orang lain?

Irfan Irfanamenulis catatan baru:kesepian.kesepian adalah efek emosional dari sosialisasi/kebersamaan, adanya jarak ktergantungan dari dua sisi tersebut dimana manusia merasa senang ketika melakukan hal bersama-sama dan ia merasa tidak senang ketika sendirian, perasaan yang bergantung terhadap peranan orang lain tersebutlah yang tidak menyenangkan yang biasa di sebut kesepian. padahal itu hanyalah ilusi atau khayalan dari bayangan2 hal menyenangkan yang ingin ia lakukan bersama yang tidak nyata, di tambah lagi dengan ketdak hadirannya orang lain atas keadaan yang ia harapkan, padahal tentunya semua orang memiliki tanggung jawabnya masing2 dan kitapun bisa melakukan segala sesuatu hal ada atau tanpa kehadiran orang lain yang dapat dilakukan mandiri. kesepian hanyalah permainan akal sendiri kecenderungan jiwa atas apa yang ia kehendaki (syahwat) kesenangan ditemani, jangan termakan oleh ilusi yang buat anda sendiri, karena dampak dari kesepian ini akan membawa kita terhadap gangguan jiwa yang lebih berbahaya yaitu interpersonal dependency, salah satu jalan keluarnya adalah menikmati waktu anda sendiri. kesepian hanyalah sebuah khayalan atau angan2 (ilusi), padakenyataannya keberadaan orang lain tidak benar-benar berpengaruh pada kehidupan anda. ingat, kehadiran orang lain dalam hidup kita tidak bisa dipaksakan mereka hadir dengan sendirinya dan dipertemukan oleh kehendak-NYA, tugas kita hanyalah perlu menjaga sosialisasi dan silahturahmi agar dapat merasa bahagia dan jauh dari rasa kesepian, serta memudahkan kita ketika membutuhkan pertolongan orang lain, serta tetap jaga kesadaran kita dari khayalan ilusi yang tidak nyata yang mengganggu (perasaan) keberlangsungan hidup kita pada kenyataan. tetapi jangan berharap akan kehadiran orang lain, sebisa mungkin kita harus mandiri karena setiap orang memiliki tanggung jawabnya masing2, pada kenyataannya kita tidak benar kesepian kita hidup bersama manusia yang lainnya yang di atur dalam keadaan tertentu untuk dapat bertemu bersama dan melakukan serta menjalankankehidupan bersama-sama, baik keluarga, rekan kerja ataupun teman. kesepian hanyalah khayalan anda akan peranan orang lain yang dapat melengkapi hidup anda padahal kita mampu melengkapi "perfeksionisme" kehidupan kita sendiri tanpa kehadiran sosok 'imajiner'kita tersebut (ilusi) . semua ada waktunya, kebersamaan dan kesendirian, kalaupun persepsi dari kasih sayang dan cinta pastikan ada seseorang yang memperhatikan, tertarik dan mendekati anda pada kehidupan nyata anda, bukan pengharapan emosi keinginan dari khayalan/ilusi anda sendiri yang tidak nyata dan berdampak pada gangguan emosional yang tidak tersalurkan/tersampaikan. jalan keluarnya adalah menikmati waktu anda sendiri. Sisi kebalikan dari kesepian ialah ketika keinginan anda tercukupi, sama halnya seperti rasa tidak bersyukur terhadap materi/harta, tetapi ingat kesepian adalah keinginan yang tidak nyata, ia hanyalah ilusi, jalan keluarnya adalah kesadaran pada kenyataan, keep your head clear dan jangan termakan oleh ilusi yang anda buat sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar