1. Saat sesuatu yang kurang menyenangkan terjadi, jangan buru-buru baper dan menganggap semua itu salahmujangan salahkan dirimu kalau belum pasti via2nd-of-march.tumblr.comGimana nih, dia gak balas-balas WhatsApp aku. Jangan-jangan dia marah karena kemarin gak pulang bareng…Sesuatu yang kurang menyenangkan terjadi. Misalnya, temanmu nggakbalas-balaschatyang kamu kirimkan dari tadi sore. Karena ini, kamu pun terpancing untuk berasumsi. Kamu salah apa ya sama dia?Menyalahkan diri sendiri akan membuatmu mudah stres. Kamu akan terus penasaran tentang hal yang belum tentu adalah salahmu — bahkan belum tentu adalah salah siapa-siapa. Misalnya, siapa tahu ‘kan teman kamu sebenarnya hanya belum sempat membalaschatkamu saja?Supaya nggak gampang berasumsi negatif lagi, latihlah dirimu supaya langsung mencari alasan positif kenapa temanmu bersikap seperti itu. Mungkin HP-nya nyelip di tas. Mungkin paket datanya habis. Mungkin dia menganggapchat-mu tidak terlaluurgentdan bisa dibalasnya kapan aja.Jangan terburu-buru menyimpulkan, apalagi jika kesimpulan itu menyudutkan
Tidak berharga.
Tidak penting.
Itu hanya perasaanku saja.
Tergantung bagaimana kamu mempersepsikannya.
Mempunyai pacar tidak seakan-akan membuatmu merasa / benar-benar didengarkan. Bahkan pasangan menikahpun, karena pada dasarnya komunikasi itu penyampaian dan pelepasan terlepas dari bagaimana seseorang merespon diri kita, itu adalah proses/cara berkomunikasi emosi kita, tidak lebih, tidak dalam artian baik atau tidaknya respon sebagai menghargai atau tidak serta membahagiakan atau tidak perasaan kita, karena emosi komunikasi adalah perasaan natural, tidak bisa dibuat-buat, jika yang kita berikan negative maka yang kita dapatkan juga negative dan juga sebaliknya, perasaan kita tidak bergantung pada baik atau tidaknya respon yang orang lain berikan, melainkan diri kira sendiri yang bertanggung jawab atas perasaan kita sendiri.
Satu hal yang pasti hanya diri sendirilah yang benar-benar mengerti bagaimana perasaan atau keinginan hati kita.
Dan kalau pun seseorang dapat memanipulasi emosi dengan baik, maka ia adalah oranh yang telah mampu mengendalikan emosi dengan baik dan paham betul akan tata cara berkomunikasi dengan baik.
Kita berlebihan dalam berekspektasi dan menyikapi suatu hal.
Terkadang kita terlalu berlebihan dalam mempersepsikan sebuah masalah, masalah yang jika kita bisa ukur bernilai 7, kemudian dirasa-rasa dipersepsikan menjadi 14 atau 30, lebih besar dari fenomena nyata dari masalah itu sendiri. ini lah yang membuat jiwa kita menjadi tersiksa.
Meyakini hal yang tidak nyata.
Bersyukur,
It is where i belongs.
Di sinilah seharusnya aku berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar