Kok Masih Ada Ibu yang Melarang Anaknya Kuliah, Dan Memintanya Menikah Saja?Published : 22.08.14 14:25:28Updated: 18.06.15 02:53:00Hits:91soa.utexas.eduDulu saya memilikiseorang supir yang bekerja sejak thn 1992, dan kemudian sekarang bekerja dengan keluarga keponakan sepupu saya. Dia juga yang sekarang menjaga rumah saya. Saya kenal dengan keluarganya, termasuk istrinya yang kadang datang ke rumah saya untuk membantu pekerjaan rumah.Mereka memiliki 3 orang anak, yang sulung lulusan SLTA, sudah menikah, yang kedua, lulusan Sekolah Kejuruan, sudah bekerja, danyang bungsu, wanita, masih di SLTA, kalau tidak salah kelas 2 sekarang. Dari percakapan dengan si supir tsb., dia menyampaikan ke saya, bahwaanak bungsunya ingin kuliah,namun terhalang oleh besarnya biaya kuliah.Saya merasa prihatin mendengarnya, dansaya menawarkan diri membantu agar si anak bisa kuliah, dengan membayar biaya kuliahnya. Saya sarankan agar si anak mengambil jurusan yang praktis saja, agar bisa cepat mencari uang. Si supir setuju karena dia juga ingin anaknya cepat-cepat lulus.Kemudian, si supir menyampaikan ke istrinya di rumah...Namun, apa jawab siistri "Tidak usah kuliah,menikah saja."..Aneh bagi sayabahwa hari gini, masih ada seorang Ibu masih menginginkan hal seperti ini. Bukankah kalau si anak berilmu, dia akan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, di tengah persaingan yang semakin tajam ? Selain itu, kalau sudah menikah, bisa mendidik anak-anaknya dengan ilmu yang diperolehnya ? Memang benar, bahwakuliah tidak menjamin kesuksesan seseorang, karena kesuksesan banyak tergantung dari faktor-faktor yang lain. Namun, berilmu lebih baik daripada tidak berilmu.Saya tidak bisa memaksa, namun hanya menyadarkan si Ibu, dan sampai sekarang belum menjawab apakah mengijinkan anaknya kuliah atau tidak.Sebenarnya inibukan kali pertama saya"ditolak". Belasan tahun yang lalu,saya memiliki asisten yangkalau tidak salah lulusan SMEA. Saat itu kantor saya mengalokasikan sekian persen untuk biaya pendidikan karyawannya, program yang sangat bagus, bukan? Mengingat bahwa asisten tsb perlu pendidikan lebih lanjut, akhirnyabos kami setuju untuk mengirim dia ke kursus lanjutandi suatu Perguruan Tinggi di Jakarta.Kursusnya malam hari, jadi tidak mengganggu kegiatan dia di kantor.Namun,setelah beberapa bulan berjalan, dia mengajukan keberatan untuk melanjutkan kursusnya, dengan alasan "Istri saya tidak mengijinkan saya pulang malam terus">> Meluncurlah nasihat-nasihat dari kami-kami yang heran dengan sikap si isteri, namun asisten saya tetap bersikukuh tidak mau. Kami tidak bisa memaksa.Sampai suatu hari, saat saya sudah pindah ke perusahaan lain,si asisten menelpon saya karena dia di PHK,dan ingin melamar di kantor saya. Saya ijinkan dia melamar, namun dari wawancara awaldia tidaklolos, karena persyaratan pendidikannya yang kurang.. Coba kalau dulu lebih mendengarkan kami-kami, mungkin bisa lulus dan lolos.. Sayang sekali...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar