Jaga imej.
Sabar.
Cari perhatian
Respek
Proses, memancing sekedar menemani, ketemuan. 1x atau 2x. Penilaian.
Pertimbangan, cocok/tidak. lanjut atau tidak
Beri perhatian, respek.
Ulah waka atoh, latar belakang respon, tingali kode.
Tungguan 1 2 poe, bisa katutupan sorangan.
Jalan-jalan, nyaman.
Kode.
Jadian.
Buang buang waktu
Hasil
Bentuk jadi sesuai kriteria
PENGERTIAN DAN MANFAAT PACARAN
43.3K 13 0
by Basudewa99
Pengertian PacaranDan
Pacaran adalah pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.
Manfaat Pacaran
Sebenernya apa sih gunanya pacar?
1. temen curhat?
2. temen ngobrol?
3. buat status doang?
4. biar gak ketinggalan zaman?
5. ikut-ikut temen?
6. buat dimanfaatin? atau masih ada yang lain lagi?
Punya pacar itu sebenernya cuma :
1. Ngabisin pulsa
2. bikin sakit hati
3. bisa ngarah ke jalan yg gak bener
Tapi kalo kita bisa mengendalikan itu semua, pacar bisa sangat berguna untuk kita sendiri. kita juga harus mengingat bahwa pacar bukan hubungan secara sah. Hubungan yang sudah sah harus dilandasi dengan pernikahan, pacar hanyalah untuk awal dari pernikahan. Sebelum masuk ke jenjang pernikahan seharusnya kita sudah mencari pasangan yang cocok untuk kita. Lewat pacar itulah kita bisa menilai seseorang. Tapi apa gunanya kita punya pacar cuma seneng putus? Jangan kita permainkan suatu hubungan, karena sebenarnya Tuhan sudah mengatur pasangan kita, kata kerennya Jodoh di tangan Tuhan.
Tapi saya sangat salut jika ada yang memanfaatkan hubungan sebaik mungkin. misalnya pacar dapat dijadikan: +
Introkspesi diri
Misalnya kita punya pacar yang tidak suka salah satu dari sikap kita, kita bisa mengintrokspesi diri kita atau sikap kita melalui pacar kita. Tempat untuk menanyakan pendapat
Jika kita dapat suatu problem dalam kehidupan, pacar bisa sangat membantu kita dalam menyelesaikan problem tersebut. Bekerjasama
Jika kita bisa saling bekerjasama, apapun dapat terwujud dengan bekerjasam. Teman diskusi
Misalnya kita punya tugas sekolah atau apapun, kita bisa saling menanyakan dengan pacar kita. Teman Curhat
Semua masalah kita bisa dicurahkan ke pacar kita siapa tahu kita terbantu. Teman Bermain
Jika kita sedang keadaan suntuk kita ingin main, bingung cari teman, bisa mengajak pacar. Memberi keceriaan Teman bertukar pengalaman Teman gosip (gak direkomendasikan) Menemanimu saat kesepian
Link : http://super-bagus.blogspot.com/2014/09/pengertian-pacaran-dan-manfaat-pacaran.html
5 Tujuan pacaran mengenal pribadi sebelum pernikahan
1. Proses Peralihan dari “Subjective Love” ke “Objective Love.”
“Subjective love” sebenarnya tidak berbeda daripada manipulative love yaitu “kasih dan pemberian yang diberikan untuk memanipulir orang yang menerima”. Pemberian yang dipaksakan sesuai dengan kemauan dan tugas dari si pemberi dan tidak memperhitungkan akan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh si penerima. Sesuai dengan “sinful nature”nya setiap anak kecil telah belajar mengembangkan “subjective love”. Dan “subjective love” ini tidak dapat menjadi dasar pernikahan. Pacaran adalah saat yang tepat untuk mematikan sinful nature tsb, dan mengubah kecenderungan “subjective love” menjadi “objective love”. Yaitu memberi sesuai dengan apa yang baik yang betul-betul dibutuhkan si penerima.
2. Proses Peralihan dari “Envious Love” ke “Jealous Love.”
“Envious” sering diterjemahkan sama dengan “jealous” yaitu cemburu. Padahal “envious” mempunyai pengertian yang berbeda. “Envious” adalah kecemburuan yang negatif yang ingin mengambil dan merebut apa yang tidak menjadi haknya. Sedangkan “jealous” adalah kecemburuan yang positif yang menuntut apa yang memang menjadi hak dan miliknya. Begitu pula dengan pergaulan pemuda-pemudi. Pacaran muda-mudi harus ditandai dengan “jealous love”. Mereka tidak boleh menuntut “sesuatu” yang bukan atau belum menjadi haknya (seperti: hubungan seksuil, wewenang mengatur kehidupannya, dsb). Tetapi mereka harus menuntut apa yang memang menjadi haknya, seperti kesempatan untuk dialog,melakukan kegiatan sosial bersama, dsb.
3. Proses Peralihan dari “Romantic Love” ke “Real Love.”
“Romantic love” adalah kasih yang tidak realistis, kasih dalam alam mimpi yang didasarkan pada pengertian yang keliru bahwa “kehidupan ini manis semata-mata”. Muda-mudi yang berpacaran biasanya terjerat pada “romantic love”. Mereka semata-mata menikmati hidup sepuas-puasnya tanpa coba mempertanyakan realitanya, misal: +
Apakah kata-kata dan janji-janjinya dapat dipercaya? Apakah dia memang orang yang begitu sabar, “caring”, penuh tanggung jawab seperti yang selama ini ditampilkan? Apakah realita hidup akan seperti ini terus (penuh cumbu-rayu, rekreasi, jalan-jalan, cari hiburan)?
Pacaran adalah persiapan pernikahan, oleh karena itu pacaran seharusnya tidak mengenal “dimabuk cinta”. Pacaran boleh dinikmati tetapi harus berpegang pada hal-hal yang realistis.
4. Proses Peralihan dari “Activity Center” ke “Dialog Center.”
Pacaran dari anak muda pada umumnya hampir selalu “activity- center”. Isi dan pusat dari pacaran tidak lain daripada aktivitas (nonton, jalan-jalan, duduk berdampingan, cari tempat rekreasi, dsb.), sehingga pacaran 10 tahun pun tetap merupakan 2 pribadi yang saling tidak mengenal. Sedangkan pacaran anak muda yang benar harusnya berbeda. Sekali lagi kita boleh berekreasi dsb, tetapi “center”nya (isi dan pusatnya) bukan pada rekreasi itu sendiri, tapi pada dialog yaitu interaksi antara dua pribadi secara utuh (Martin Buber, “I and Thou”, by Walter Kauffmann, Charles Scribner’s Sons, NY: 1970), sehingga hasilnya suatu pengenalan pribadi yang benar dan mendalam.
5. Proses Peralihan dari “Sexual Oriented” ke “Personal Oriented.”
Pacaran bukanlah saat untuk melatih dan melampiaskan kebutuhan seksuil. Orientasi dari kedua insan tsb, bukanlah pada hal-hal seksuil, tapi sekali lagi (seperti telah disebutkan dalam no. 4) pada pengenalan pribadi yang mendalam. Jadi, masa pacaran tidak lain daripada masa persiapan pernikahan. Oleh karena itu pengenalan pribadi yang mendalam adalah “keharusan”. Melalui dialog, kita akan mengenal beberapa hal yang sangat primer sebagai dasar pertimbangan apakah pacaran akan diteruskan atau putus sampai disini.
Jadilah anak muda yang berbeda, juga dalam berpacaran, agar kelak pernikahanmu mendatangkan damai dan kebahagiaan sampai ke anak-cucumu.
Kesimpulan Intinya, cari Tuhan dulu baru cari pacar, karena jodoh ada di tangan Tuhan, dan kalau itu memang jodoh kita, jangan takut Tuhan gak akan biarin dia jadi suami/istri orang pas udah gede... Kalau udah, berarti, Tuhan pengen memberikan kalian yang lebih baik.... Semoga bermanfaat Guys!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar